backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Aturan Pakai Obat Kumur untuk Anak, Mulai dari Manfaat sampai Usia yang Tepat

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 06/12/2021

    Aturan Pakai Obat Kumur untuk Anak, Mulai dari Manfaat sampai Usia yang Tepat

    Obat kumur tidak hanya tersedia untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Obat kumur perlu orangtua kenalkan sejak dini karena mampu mencegah pembentukkan plak di gusi dan gigi anak. Plak dan bakteri yang menumpuk di rongga mulut bisa menyebabkan penyakit gusi yang mengakibatkan kerusakan gigi. Namun, pemakaian obat kumur pada anak ada aturannya. Agar aman, cari tahu lebih lanjut, ya!

    Manfaat anak pakai obat kumur

    manfaat obat kumur anak

    Mengutip dari Cooper Family Dentistry, menyikat gigi hanya dapat membersihkan sekitar 25% area mulut.

    Padahal, kesehatan mulut tidak hanya mencakup kesehatan gigi. Ada gusi, lidah, dan langit-langit mulut anak yang juga perlu orangtua jaga kebersihannya. 

    Oleh sebab itu, penggunaan obat kumur penting menjadi kebiasaan menjaga kesehatan mulut.

    Nah, tidak hanya itu, ada manfaat lain dari obat kumur untuk anak, berikut penjelasannya. 

    1. Mencegah gigi berlubang

    Berdasarkan penelitian terbitan Cochrane Library, obat kumur yang mengandung fluorida bermanfaat untuk pencegahan karies (gigi berlubang) pada anak.

    Penggunaan obat kumur terbukti berhasil mencegah karies pada si kecil. Fakta tersebut berdasarkan hasil dari 35 percobaan dalam penelitian.

    Hasilnya, terdapat penurunan risiko gigi berlubang pada anak usia sekolah setelah menggunakan obat kumur yang mengandung fluorida.

    2. Membuat napas lebih segar

    Essential oils yang terkandung dalam obat kumur bisa membuat napas anak lebih segar. 

    Oleh karena itu, orangtua bisa mulai memberikan obat kumur mengandung essential oils karena mencegah bau mulut pada anak.

    Selain itu, essential oils pada obat kumur dapat menghilangkan plak yang terbentuk dari sisa makanan atau minuman yang mengandung gula.

    Plak dari makanan dan minuman manis tersebut biasanya menempel pada gigi.

    Untuk lebih mengurangi bau mulut pada anak, orangtua juga dapat mengurangi pemberian minuman manis seperti soda. 

    Lalu, pastikan si kecil minum air putih dengan cukup setiap harinya. Napas yang lebih segar, anak akan lebih percaya diri menjalani hari-harinya.

    3. Mencegah bintik putih di gigi (dekalsifikasi)

    Menggunakan obat kumur untuk anak yang mengandung fluorida memberikan manfaat dalam memperkuat dan melindungi enamel gigi. 

    Bahkan, beberapa obat kumur juga efektif mencegah bintik putih (dekalsifikasi) pada gigi.

    Khususnya pada anak yang memakai kawat gigi, dekalsifikasi merupakan hal yang umum terjadi. 

    Oleh karena itu, biasanya dokter menyarankan si kecil yang memakai kawat gigi untuk menggunakan obat kumur.

    4. Meringankan iritasi di mulut

    Beberapa obat kumur dapat meringankan iritasi mulut. Iritasi mulut berupa gingivitis atau radang gusi karena olah bakteri dan kuman.

    Umumnya, saat terserang radang gusi, dokter gigi akan merekomendasikan obat kumur antiseptik yang bisa ia pakai setelah menyikat gigi untuk meredakan nyeri.

    Tak hanya gingivitis, obat kumur juga dapat mengurangi nyeri akibat sariawan.

    Sejak kapan anak boleh pakai obat kumur?

    American Dental Association (ADA) merekomendasikan penggunaan obat kumur untuk anak ketika usianya sudah menginjak 6 tahun. 

    Anjuran ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, anak usia 6 tahun umumnya sudah memiliki refleks untuk meludah sehingga risiko mereka menelan obat kumur pun lebih rendah.

    Drg. Sri Angky Soekanto, Ph.D., PBO, dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun menyatakan hal serupa. 

    Ketika tim Hello Sehat temui pada Jumat (9/11), Sri Angky menjelaskan bahwa sebenarnya pada usia 6 tahun, gigi geraham permanen biasanya akan mulai tumbuh.

    Sayangnya, kebanyakan orang tidak menjaga kebersihan gigi gerahamnya dengan baik karena mereka tidak mengetahui bahwa giginya tersebut sudah tumbuh sejak usia 6 tahun. 

    Akibatnya, gigi geraham permanen rentan mengalami kerusakan. Padahal, gigi geraham permanen yang sudah rusak sejak kecil sampai dewasa tidak akan tumbuh lagi.

    “Oleh karena itu, sebelum anak sebelum usia 6 tahun, orangtua bisa mulai mengajarkan kebiasaan baik, termasuk berkumur.” papar drg. Sri Angky, yang juga menjabat sebagai ketua Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI).

    Jadi, begitu anak sudah bisa berkumur dan meludah, ia mulai dapat diajarkan berkumur pakai obat kumur.

    Cara mengajarkan anak pakai obat kumur

    obat kumur

    Mengajarkan ilmu dan kebiasaan baru untuk anak memang tidak mudah. Orangtua perlu ekstra sabar dalam menghadapi perilaku anak yang cenderung berubah-ubah. 

    Meski begitu, sebaiknya tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan untuk mengajari si kecil kebiasaan sehat sejak dini.

    Sri Angky berbagi tips mengenalkan obat kumur untuk anak. Pada dasarnya, cara pakai obat kumur untuk anak sama dengan yang orang dewasa gunakan. 

    Bedanya, orangtua harus memastikan bahwa si kecil sudah mampu untuk berkumur dan meludah.

    “Suruh anak belajar berkumur dengan air biasa terlebih dahulu, baru pakai obat kumur,” jelas Sri Angky.

    Langkah awal yang bisa orangtua lakukan untuk mengenalkan si kecil dengan obat kumur adalah dengan menyuruhnya rutin berkumur dengan air matang. 

    Orangtua bisa menempatkan air dalam gelas yang sudah diberi tanda batas atau menggunakan gelas takar yang biasanya dipakai untuk minum obat.

    Sumber: Etsy

    Cara ini untuk memastikan anak benar-benar mampu untuk berkumur dan meludah sendiri.

    Setelah itu, mintalah anak untuk berkumur-kumur ke kanan, ke kiri, dan sambil mendongak ke atas tanpa menelan.

    Kemudian buang hasil kumuran ke gelas takarnya lagi, bukan ke wastafel atau lantai kamar mandi. 

    Jika setelah meludah batas air dalam wadah tidak berubah, itu artinya si kecil sudah mulai bisa pakai obat kumur. 

    Sementara jika batas air dalam wadah mengalami perubahan, anak perlu belajar lebih sering sampai cara berkumurnya sudah baik.

    Memilih obat kumur yang tepat untuk anak

    obat kumur antiseptik

    Setelah mengetahui manfaat anak pakai obat kumur, orangtua perlu tahu cara memilih produk yang tepat.

    Memilih obat kumur untuk si kecil memang gampang-gampang susah, terutama pada bahan-bahannya.

    Berikut cara memilih obat kumur untuk anak yang perlu orangtua perhatikan.

    1. Pilih yang memiliki rasa

    Sama seperti pasta gigi, sangat penting untuk memilih obat kumur yang memiliki rasa khusus untuk anak-anak.

    Trik yang cukup jitu agar si kecil mau pakai obat kumur adalah memilih rasa yang ia sukai. Kalau anak suka rasa stroberi, coba pilih rasa ini. 

    Orangtua juga perlu memilih obat kumur tanpa alkohol sehingga rasanya lebih ringan.

    2. Mengandung flouride

    Untuk mendapat perawatan yang tepat, orangtua perlu memilih obat kumur yang mengandung fluoride. 

    Kandungan fluoride mengandung kalsium dan fosfor yang membantu mencegah gigi berlubang pada anak.

    Agar anak tertarik, orangtua bisa jelaskan kalau fluoride adalah pahlawan melawan kuman di gigi dan mulut yang mencegah agar gigi tidak bolong.

    Selain itu,  Fluoride bermanfaat untuk proses pergantian gigi susu ke gigi permanen

    Pasalnya, gigi permanen yang kekurangan fluoride lebih mudah rapuh dan berlubang.

    Ingat, obat kumur tidak dapat menggantikan sikat gigi!

    mengajari anak gosok gigi

    Walau penggunaan obat kumur bisa menjaga kesehatan gigi, cairan ini tidak bisa menggantikan sikat gigi.

    Obat kumur untuk anak-anak umumnya bersifat terapi, yang berfungsi untuk membantu mencegah gigi berlubang. 

    Artinya, meski sudah terbiasa berkumur pakai mouthwash, orangtua perlu mengajarkan untuk tetap rutin menggosok gigi dua kali sehari.

    Penggunaan obat kumur secara terus menerus tidak begitu perlu kalau kebiasaan menyikat gigi dengan cara yang tepat sudah konsisten sejak dini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 06/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan