Tidak peduli seperti apa bentuk dan bagaimana cara penggunaanya, efek halusinogen akan langsung bekerja cepat dan intens menyebabkan halusinasi bahkan jika seseorang baru pertama kali menggunakan LSD. Semakin banyak yang Anda gunakan, maka semakin kuat dan tahan lamalah efek narkoba ini. Efek samping halusinasi yang dirasakan pengguna sering disebut dengan istilah “tripping’ atau kalau di-Indonesiakan, “nge-trip”.
Pengguna LSD umumnya ikut merasakan kehilangan nafsu makan, kurang tidur, mulut kering, tremor, dan merasakan perubahan visual. Biasanya, pengguna LSD akan terfokus pada satu warna dengan intensitas tertentu.
Efek halusinogen dari LSD juga dapat menyebabkan pergeseran mood besar-besaran, yang seringnya diikuti oleh gangguan perilaku dan emosi. Gangguan ini sering disebut dengan istilah “bad trip” yaitu gejala cemas, ketakutan, dan panik yang terjadi pada pengguna LSD. Berkat bad trip ini, bahkan sentuhan biasa dapat dirasakan secara berlebihan dan menakutkan oleh para penggunanya. Banyak pemakai LSD sering mengalami “bad trip” bahkan beberapa hari dan berminggu-minggu setelah menggunakan LSD.
Selain itu, dapat terjadi pula komplikasi yang disebut ergotism, serangkaian gejala yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah. Ergotism dapat menyebabkan sensasi nyeri seperti panas pada kaki, hilangnya sensasi pada ujung tangan dan kaki, serta pembengkakan. Ergotism juga dapat berlanjut menjadi nyeri kepala, kejang, dan gangguan saraf lainnya.
Efek halusinogen ini tergantung pada seberapa banyak LSD digunakan. Setelah LSD terserap ke dalam tubuh, si pemakai akan merasakan efek samping dalam waktu 30 menit sampai 40 menit setelah minum obat dan tetap dirasakan selama 12 jam atau lebih. yaitu sebuah perjalanan halusinasi yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati, presepsi, dan sensasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar