backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Penggunaan dan Dosis Obat Tidur yang Perlu Diperhatikan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 27/10/2021

    Penggunaan dan Dosis Obat Tidur yang Perlu Diperhatikan

    Penggunaan obat tidur biasanya ditujukan untuk membantu Anda yang mengalami masalah susah tidur. Ada obat tidur yang bisa Anda beli bebas di apotek, tapi ada juga yang hanya bisa diperoleh atas resep dokter. Segala jenis obat, termasuk obat tidur, punya aturan minumnya masing-masing yang harus Anda patuhi. Lantas, bagaimana dengan dosis penggunaan obat tidur yang tepat? Yuk, simak penjelasannya berikut.

    Fungsi dari obat tidur untuk mengatasi gangguan tidur

    Sesuai dengan namanya, obat tidur berfungsi membantu Anda agar bisa lebih cepat tidur. Biasanya, obat tidur menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi gangguan tidur, salah satunya insomnia.

    Selain itu, obat tidur juga dapat membantu untuk tidur dengan nyenyak, khususnya bagi Anda yang sering terbangun tengah malam.

    Nah, ada beberapa jenis dari obat tidur, dan masing-masing jenis ini memiliki cara kerja yang berbeda. Ada yang dapat menyebabkan Anda cepat mengantuk. Akan tetapi ada yang langsung “mematikan” bagian otak yang biasanya membuat Anda tetap terjaga.

    Sebelum mencari tahu dosis yang tepat dari obat tidur, Anda perlu tahu bahwa penggunaan obat ini tidak selalu baik untuk meningkatkan kualitas tidur. Bukan berarti penggunaan obat tidur tidak diperbolehkan.

    Hanya saja, Anda harus tahu jenis obat dan dosis obat tidur yang tepat. Selain itu, penggunaan obat tidur umumnya baik hanya untuk jangka pendek saja. Oleh sebab itu, sebelum menggunakan obat tidur, cari tahu tata cara penggunaan, dosis, dan informasi lainnya dengan berkonsultasi pada dokter.

    Tata cara penggunaan dan dosis obat tidur

    obat kemoterapi kanker tenggorokan

    Meski bisa membeli dan menggunakan obat tidur secara bebas, bukan berarti Anda boleh mengonsumsinya sesuka hati. Demi kesehatan, Anda tetap perlu memperhatikan tata cara penggunaannya dengan baik.

    Berikut adalah tata cara dan dosis penggunaan obat tidur, baik untuk obat resep maupun obat bebas:

    Penggunaan obat tidur bebas

    Umumnya, obat tidur yang termasuk ke dalam obat bebas adalah yang mengandung antihistamin sebagai bahan utamanya. Antihistamin dapat memicu rasa kantuk, sehingga Anda bisa lebih cepat tidur.

    Salah satu jenis obat tidur bebas yang paling umum adalah Diphenhydramine. Berikut adalah dosis penggunaan obat tidur tersebut:

    • Diphenhydramine sitrat: 76 miligram (mg), diminum sehari sekali sebelum tidur.
    • Diphenhydramine hidroklorida: 50 mg, diminum sekali sehari sebelum tidur.

    Ada pula jenis obat tidur lain yang mencampurkan antihistamin dengan acetaminophen, yaitu obat pereda rasa sakit. Selain itu, obat dengan merk NyQuil mencampurkan antihistamin dengan alkohol.

    Jika Anda tidak yakin dengan jenis obat tidur mana yang paling tepat, lebih baik konsultasikan dengan dokter. Apabila Anda sudah mengonsumsi obat tidur dengan dosis yang sesuai dan insomnia tak mereda setelah dua minggu, segera periksakan kondisi ke dokter.

    Penggunaan obat tidur resep

    Aturan penggunaan obat tidur resep biasanya lebih ketat. Pasalnya, obat tersebut telah dokter resepkan untuk kondisi kesehatan Anda secara khusus. Ini artinya, Anda harus mengikuti petunjuk penggunaan dari dokter.

    Ada berbagai hal yang menjadi pertimbangan dokter sebelum menentukan jenis obat tidur beserta dosis minum yang tepat. Mulai dari penyebab yang mendasari hal ini, sampai ada atau tidaknya kondisi medis yang Anda miliki.

    Hal ini terjadi karena obat tidur resep memiliki efek samping, khususnya bagi Anda yang memiliki kondisi medis tertentu. Sebagai contoh, penyakit liver maupun penyakit ginjal, yang berisiko memperburuk kondisi kesehatan bila tak Anda minum sesuai aturan.

    Berbekal beberapa hal tersebut, barulah dokter dapat menentukan jenis obat tidur yang sesuai untuk Anda. Itu sebabnya, Anda tidak bisa asal minum maupun berhenti secara tiba-tiba saat sedang dalam perawatan dengan minum obat tidur resep.

    Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa jenis obat tidur yang biasanya diresepkan oleh dokter. Meliputi doxepin (Silenor), estazolam, eszopiclone (Lunesta), ramelteon (Rozerem), temazepam (Restoril), dan triazolam (Halcion).

    Ada pula zaleplon (Sonata), zolpidem (Ambien, Edluar, Intermezzo, Zolpimist), serta suvorexant (Belsomra). Nah, dosis penggunaan obat tidur yang diresepkan oleh dokter biasanya berbeda-beda tiap pasien.

    Ini artinya, dosis obat tidur resep akan dokter sesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda. Ikuti petunjuk penggunaan serta dosis dari dokter. Hindari menggunakan obat ini secara berlebihan, apalagi melebihi dosis yang ditentukan oleh dokter.

    Bolehkah berhenti minum obat tidur resep tiba-tiba?

    super tetra adalah obat

    Ketika sedang rutin menjalani perawatan susah tidur dengan bantuan dari obat tidur, Anda sebaiknya mematuhi beberapa hal penting mengenai tata cara penggunaan.

    Sebagai contoh, jika dokter melarang Anda minum obat tidur bersamaan dengan alkohol dan menghindari minum obat tidur saat mengemudi dan mengoperasikan mesin, jangan melakukan kedua hal tersebut.

    Selain itu, dokter biasanya juga tidak memperbolehkan Anda untuk berhenti minum obat tidur resep mendadak pada masa perawatan, tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

    Hal ini terlebih lagi apabila Anda sudah rutin minum obat tidur resep ini dalam jangka waktu yang cukup lama. Bukan tanpa alasan, dokter biasanya melarang Anda melakukan hal ini guna mencegah munculnya berbagai efek samping buruk setelahnya. Termasuk mengalami gangguan kecemasan, mual, hingga kram otot.

    Sebenarnya, tidak semua orang langsung merasakan efek samping yang buruk setelah berhenti minum obat tidur resep mendadak. Hal ini tergantung dari jenis obat tidur yang digunakan, frekuensi minum dalam sehari, serta lama waktu penggunaan dari obat tidur tersebut.

    Tata cara menggunakan obat tidur yang baik

    memilih obat antidepresan terbaik ampuh

    Selain memperhatikan tata cara penggunaan dan dosis dari obat tidur yang hendak Anda konsumsi, ada beberapa tips menggunakan obat tidur agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan, yaitu:

    1. Jangan mengonsumsi alkohol

    Pada dasarnya, dampak negatif dari alkohol lebih banyak daripada manfaatnya untuk kesehatan. Salah satunya, mengonsumsi alkohol bersamaan dengan obat tidur dapat mengganggu kualitas tidur Anda.

    Selain itu, penggunaan alkohol juga dapat meningkatkan efek sedatif dari obat tidur. Selain tak baik untuk kesehatan, hal tersebut dapat membahayakan nyawa Anda.

    2. Hindari mengonsumsi dosis tambahan

    Jika Anda sudah mengonsumsi obat tidur sebelum tidur tetapi terbangun pada tengah malam, jangan mengonsumsi dosis tambahan dari obat tidur. Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan, karena hal tersebut sama saja dengan meningkatkan dosis obat tidur.

    Selain itu, mengonsumsi dosis tambahan saat Anda terbangun dapat membuat tidur lebih pulas dan lama. Alhasil, keesokan paginya Anda akan merasa sulit untuk bangun dan masih akan merasa mengantuk meski sudah terbangun.

    3. Hindari penggunaan jangka panjang

    Anda boleh saja mengonsumsi obat tidur dengan dosis yang telah dokter tentukan. Akan tetapi, hindari penggunaan obat tidur jangka panjang. Selain tak baik untuk kesehatan, hal tersebut dapat menyebabkan Anda ketergantungan pada obat.

    4. Baca petunjuk penggunaan dengan baik

    Meski dokter telah memberikan penjelasan yang baik untuk tata cara penggunaan dan dosis dari obat tidur, bukan berarti Anda boleh mengabaikan informasi yang terdapat pada bungkus obat.

    Baca dengan baik informasi yang tertera pada penggunaan obat. Pastikan bahwa informasi yang Anda baca sesuai dengan petunjuk dokter. Jika ada informasi yang membingungkan, segera tanyakan kembali dengan dokter untuk memastikan penggunaan yang benar.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 27/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan