backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Kebanyakan Wanita Berhijab Wajahnya Terlihat Mirip?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    Kenapa Kebanyakan Wanita Berhijab Wajahnya Terlihat Mirip?

    Berhijab adalah salah satu cara bagi perempuan untuk beribadah sekaligus menunjukkan keunikan identitas dirinya. Uniknya, di tengah keragaman warna-warni dan model hijab trendi, tak sedikit orang sekitar yang sulit membedakan antara satu wanita berhijab dan yang lainnya. Mungkin Anda pernah salah panggil teman yang berhijab ketika papasan di tempat umum, eh, ternyata bukan orang yang Anda kenal. Tenang, Anda tidak sendirian.

    Kenapa ya, kebanyakan wanita berhijab wajahnya bisa tampak mirip, padahal bukan saudara — apalagi anak kembar?

    Benarkah seorang wanita berhijab jadi lebih sulit dikenali ketika sedang bersama dengan hijabers lainnya?

    Sebuah penelitian terbitan PLoS one melakukan 3 eksperimen terpisah mengenai persepsi publik terhadap penampilan wanita berhijab. Partisipan penelitian ditunjukkan tiga macam set foto: (1) wanita A dengan penampilan biasa, tidak berhijab, (2) wanita B yang tidak berhijab, dan (3) wanita A dan B yang sama-sama mengenakan hijab. Semua set foto ini ditunjukkan pada partisipan secara terpisah dan bergantian.

    (Source: Journal PLoS One)

    Uji pertama menampilkan foto wanita A dan B yang sama-sama tanpa hijab. Di tahap ini, mereka bisa dengan cepat membedakan mana wanita A dan B berdasarkan karakteristik wajah masing-masing. Di waktu lainnya, partisipan ditunjukkan foto wanita A dan B yang memakai hijab. Partisipan menunjukkan reflek pengenalan yang lebih lambat daripada sewaktu uji pertama kali.

    Untuk uji terakhir, tim peneliti menampilkan kesemua versi foto kedua wanita ini — keduanya memiliki rambut, keduanya berjilbab, dan satunya memakai hijab sementara yang lain tidak. Partisipan diminta untuk menunjuk mana wanita A dan B, dan menilai seberapa mirip kedua wanita ini satu sama lain.

    Hasilnya, kelompok partisipan yang terdiri dari berbagai etnis ini mengalami kesulitan untuk membedakan mana wanita A dan B berdasarkan fitur wajah yang ditampilkan. Setelah menjalani rentetan tes ini, mereka menganggap kedua wanita tersebut tampak mirip dan sulit dikenali.

    Ini semua ada hubungannya dengan cara otak mengenali wajah dan membangun persepsi Anda terhadap orang lain. Bagaimana Anda berinteraksi dengan orang lain sedikit banyak dipengaruhi oleh kerja otak untuk mengenali dan membedakan satu wajah dari ribuan wajah yang Anda temui sepanjang hidup.

    Saat berusaha mengenali seseorang, otak akan bekerja mirip sebuah scanner yang memindai wajah orang tersebut dan mengubah setiap aspek dari wajahnya menjadi sebuah kode.

    Kerja otak dalam membangun persepsi wajah

    Cara Anda mengenali wajah orang lain mungkin diawali dengan urutan tertentu: mata, mulut, hidung. Ukuran dan penempatan dari mata orang tersebut, misalnya, akan menentukan bagaimana cara Anda melihat sisa dari wajahnya. Proses pengenalan fitur wajah yang acak membuat otak lebih memfokuskan pada satu fitur saja daripada menyesuaikan persepsi dari keseluruhan sisa wajahnya.

    Sistem pengenalan wajah oleh otak ini menjadi cara yang efektif untuk Anda bisa membedakan satu wajah dengan yang lainnya. Sederhananya begini: begitu terbersit nama “Sari’, misalnya, Anda langsung bisa membedakan mana Sari teman SMA Anda dan mana Sari tetangga Anda, karena si teman SMA memiliki hidung pesek sementara tetangga Anda bermata sipit.

    Pasalnya, hidung pesek Sari teman SMA Anda adalah fitur wajahnya yang paling khas, yang Anda kenali dan ingat pertama kali. Begitu juga dengan mata sipit milik Sari tetangga rumah Anda.

    Nah, selain karakteristik internal wajah (mata, hidung, mulut), peneliti menemukan bahwa ternyata rambut sebagai fitur eksternal juga berperan penting dalam menentukan apakah seseorang dapat dikenali dengan mudah. Mereka menemukan bahwa begitu penampilan wajah seseorang berubah, dengan berhijab contohnya, otak akan memindai fitur internal dan eksternal dari wajah sebagai gambaran keseluruhan dan bukan komponen-komponen terpisah.

    Begini: bayangkan kedua “Sari’ teman Anda sekarang sama-sama berhijab. Otak Anda yang tadinya bisa membedakan kedua Sari ini berdasarkan fitur wajah mereka yang paling khas. Namun, sekarang memiliki persepsi yang berbeda atas penampilan barunya. Ketimbang memfokuskan pengenalan wajah hanya pada satu titik fokus, otak memindai penampilan kedua Sari yang berhijab ini secara keseluruhan.

    Itulah kenapa kebanyakan orang kadang suka merasa kesulitan membedakan antara satu wanita berhijab dan yang lainnya, meski warna dan model hijab mereka berbeda. Apalagi ketika berada di tempat umum, di mana otak tidak sempat untuk benar-benar memindai dan membedakan karakteristik wajah masing-masing wanita berhijab, yang bahkan mungkin tak Anda kenal sebelumnya.

    Apa artinya ini? Benarkah semua wanita berhijab akan tampak mirip bagi “orang luar’? Belum tentu demikian, lho!

    Persepsi pengenalan wajah antar satu orang dan lainnya bisa berbeda

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, otak mengenali wajah dengan urutan tertentu. Anda misalnya akan mencoba menghapal wajah seseorang mulai dari mata, hidung, lalu mulut. Tapi orang lain mungkin akan mengenali suatu wajah dengan cara yang berbeda, misalnya mulai dari hidung, mulut, mata.

    Kedua otak dari pemilik tubuh berbeda ini mendapatkan sinyal yang sama, tapi bagaimana masing-masing memproses sinyal acak ini bisa berbeda. Bisa jadi Anda mengenali si A dari bentuk matanya duluan, sementara teman samping Anda lebih bisa mengenali si A dari bentuk mulutnya.

    Ini menunjukkan bahwa persepsi wajah Anda di mata satu orang belum tentu sama dengan dengan pandangan orang lain terhadap wajah Anda. Jadi bila menurut Anda semua wanita berhijab tampaknya mirip, belum tentu orang lain akan berpendapat sama. Ini karena umumnya jilbab atau hijab bukanlah faktor utama bagaimana otak menilai kemiripan wajah, melainkan dari karakteristik wajah itu sendiri.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan