backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

10 Penyakit Paling Mematikan di Indonesia, Waspadai!

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/04/2023

    10 Penyakit Paling Mematikan di Indonesia, Waspadai!

    Memiliki hidup yang sehat dan panjang umur tentu menjadi harapan semua orang. Namun, pada kenyataannya, manusia selalu dihadapkan pada kemungkinan terkena penyakit. Ada beberapa penyakit yang berisiko fatal di dunia. Lantas, apa saja penyakit paling mematikan di Indonesia yang perlu diwaspadai? Berikut daftar penyakit dan penjelasannya.

    Daftar penyakit paling mematikan di Indonesia

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah lima penyakit paling mematikan yang umum terjadi di Indonesia beserta gejala-gejalanya. Mari kita kupas masing-masing penyakitnya.

    1. Stroke

    penyakit paling mematikan di indonesia

    Berdasarkan hasil survei Health Data, stroke merupakan penyakit paling mematikan nomor satu karena menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

    Sebanyak 25,9% kasus stroke berakhir pada kematian di tahun 2019.

    Stroke adalah gangguan fungsi saraf dan perdarahan yang terjadi pada pembuluh darah otak secara mendadak, cepat, dan terus bertambah parah.

    Hal ini menimbulkan gejala berupa kelumpuhan wajah dan anggota badan, bicara tidak lancar dan tidak jelas, gangguan penglihatan, dan sebagainya.

    Dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kejadian stroke banyak terjadi mulai usia 45 tahun ke atas.

    Namun, kasus stroke tertinggi terjadi pada kelompok umur 75 tahun ke atas dengan persentase sebesar 50,2%.

    2. Penyakit jantung koroner

    penyakit jantung koroner adalah

    Setelah stroke, posisi kedua penyakit paling mematikan diduduki oleh penyakit jantung koroner.

    Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi akibat pola hidup dan lingkungan yang tidak sehat.

    Sebagai contoh, kebiasaan makan makanan tinggi lemak jenuh, minum alkohol, merokok, obesitas, dan sebagainya.

    Dilihat dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 hingga 2018, jumlah kasus penyakit jantung koroner di Indonesia terus meningkat sebanyak o,5—1,5% dari total penduduk Indonesia.

    Penyakit jantung koroner banyak ditemukan pada kelompok dewasa dan usia lanjut, yaitu umur 45—54 tahun (2,1%), 55—64 tahun (2,8%), dan 65—74 tahun (3,6%).

    3. Diabetes melitus

    cek gula darah diabetes

    Diabetes melitus masuk dalam tiga besar penyakit paling mematikan di Indonesia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja pun bisa terkena diabates.

    Pasalnya, menurut data RISKESDAS tahun 2018 mengungkapkan bahwa jumlah penduduk penderita diabetes di semua golongan usia mencapai angka 1,5%. Bahkan, diperkirakan angka ini terus meningkat setiap tahunnya.

    Oleh karena itu, cegah diabetes sejak dini dengan membatasi asupan gula dan rutin olahraga. Jangan lupa cek gula darah setiap hari untuk menjaga kadar gula darah Anda tetap normal.

    4. Sirosis

    Sebagai penyakit mematikan lainnya di indonesia, penyakit hati merujuk kepada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi dan merusak organ hati atau liver.

    Salah satu jenis penyakit liver yang paling mematikan adalah sirosis. Jumlah kasus sirosis di Indonesia diketahui mencapai 8,2%.

    Seiring waktu, penyakit hati bisa menimbulkan sirosis atau jaringan parut yang bisa mengganggu kondisi jaringan hati yang sehat.

    Saat jaringan parut sudah terlalu banyak, hati berisiko tidak dapat berfungsi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit hati bisa menyebabkan gagal hati dan kanker hati.

    5. Tuberkulosis

    mencegah penularan tbc

    Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang masuk melalui pernapasan.

    Gejala utama tuberkulosis berupa batuk dua minggu atau lebih, batuk disertai dahak bercampur darah, sesak napas, nafsu makan menurun, dan demam lebih dari satu bulan.

    Tuberkulosis termasuk penyakit paling mematikan di Indonesia pada posisi keempat.

    Pasalnya, menurut data dari WHO tahun 2014, jumlah kematian akibat TBC terus meningkat, bahkan diperkirakan lebih dari 100.000 kasus setiap tahunnya.

    Sebetulnya, TBC dapat disembuhkan sepenuhnya asalkan Anda minum obat TBC secara rutin.

    6. PPOK

    Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah istilah untuk kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. 

    Penyakit ini termasuk salah satu penyakit mematikan di indonesia. Kondisi tersebut meliputi berikut ini.

    • Enfisema, yaitu kerusakan kantung udara di dalam paru-paru.
    • Bronkitis kronis, yaitu peradangan jangka panjang di saluran pernapasan.

    PPOK umumnya dialami oleh orang yang memasuki usia lanjut atau orang dewasa yang memiliki kebiasaan merokok.

    Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya memiliki PPOK. Pada kondisi ini, gangguan pernapasan akan semakin memburuk seiring wakttu hingga menjadi cukup parah dan membatasi aktivitas sehari-hari.

    7. Diare

    cara mencegah dehidrasi saat diare

    Diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feces lebih cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari, kecuali pada bayi.

    Bayi dibawah 1 bulan yang mendapatkan ASI biasanya buang air besar lebih sering hingga sekitar 5—6 kali sehari.

    Pada bayi, usia 0—28 hari, kondisi yang terjadi baru akan dikatakan kasus diare jika buang air besar (BAB) lebih dari 6 kali per hari dan dengan tekstur tinja yang lembek atau cair.

    Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kasus diare di Indonesia mencapai 6,8% dengan penderita terbanyak yaitu anak-anak berusia 1—4 tahun.

    8. Komplikasi hipertensi

    komplikasi hipertensi

    Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah di atas ambang normal atau lebih dari 120/80 mmHg.

    Jika dibiarkan terus naik, penyakit hipertensi ini dapat mengganggu fungsi organ lain, seperti jantung dan ginjal, yang kemudian memicu komplikasi.

    Hipertensi bukan penyakit yang bisa disepelekan. Pasalnya, menurut Kemenkes RI, komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

    Hipertensi menyebabkan sekitar 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke.

    Kasus hipertensi yang terjadi di Indonesia paling banyak disebabkan karena kebiasaan makan makanan tinggi lemak jenuh dan garam.

    9. Kanker paru-paru

    Kanker paru-paru merupakan jenis tumor ganas yang berkembang di paru-paru.

    Kasus kanker paru-paru di Indonesia diketahui semakin meningkat dan banyak dialami oleh orang yang berusia lebih muda dibandingkan dengan di negara-negara lain.

    Pada tahun 2018, WHO melaporkan ada sekitar 30.023 kasus baru kanker paru-paru di Indoneisa.

    Sementara itu, jumlah kematian akibat kondisi ini mencapai 26.095 orang.

    Ini membuat kasus kanker paru-paru di Indonesia mencapai 2,6% dan menjadikannya salah satu penyakit mematikan di Indonesia.

    10. Pneumonia

    ppok dan pneumonia penyakit penyebab kematian tertinggi di indonesia

    Pneumonia termasuk penyakit mematikan di indonesia.

    Kondisi ini merupakan peradangan pada paru-paru yang umumnya disebabkan karena adanya infeksi.

    Kebanyakan orang yang terinfeksi pneumonia akan membaik dalam 2 hingga 4 minggu.

    Namun, pada bayi, orang berusia lanjut (lansia), dan orang yang memiliki penyakit lain (seperti penyakit jantung atau paru-paru), pneumonia bisa menimbulkan dampak yang serius.

    Untuk mengatasi pneumonia, pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

    Kesimpulan

    Dengan mengetahui penyakit apa saja yang termasuk mematikan di Indonesia, Anda dapat menjadi lebih waspada terhadap kondisi tersebut. Pencegahan dan penanganan sedini mungkin bisa membantu Anda terhindar dari risiko fatal dari segala penyakit mematikan di Indonesia.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan