backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

10

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Thanatophobia, Rasa Takut Mati yang Berlebihan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/01/2023

Mengenal Thanatophobia, Rasa Takut Mati yang Berlebihan

Tak ada seorang pun yang tahu kapan dan bagaimana kematian datang menghampiri. Sedikit merasa takut mati memang wajar, tetapi hal ini bisa menjadi tidak wajar bila sudah menyebabkan stres dan membuat Anda mengurung diri agar tidak celaka atau terkena penyakit.

Thanatophobia, perasaan takut mati berlebihan

Mengkhawatirkan kesehatan merupakan hal wajar. Dengannya, Anda belajar untuk bisa menjaga diri, baik dengan melakukan gaya hidup sehat maupun berhati-hati saat beraktivitas agar tidak celaka.

Mencemaskan keselamatan diri juga membantu Anda memperhitungkan setiap langkah yang harus dilakukan dalam kehidupan.

Hal ini sekaligus mempersiapkan diri Anda terhadap segala kemungkinan terburuk, seperti bila harus bersiap akan bencana alam.

Begitu pula dengan rasa duka dan kesedihan yang melanda hati saat ditinggal pergi oleh orang terkasih selamanya. Berduka melatih Anda untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan tangguh.

Meski begitu, segelintir orang di dunia ini bisa merasakan ketakutan yang amat sangat terhadap kematian atau proses kematiannya itu sendiri. 

Ketakutan tidak wajar inilah yang biasanya disebut sebagai thanatophobia alias fobia kematian.

Thanatophobia tidak secara resmi diakui oleh American Psychiatric Association sebagai salah satu diagnosis dari gangguan kejiwaan. 

Namun, stres dan kecemasan berat yang mungkin diakibatkan oleh rasa takut mati berlebihan ini sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder).

Tanda dan gejala thanatophobia

serangan panik atau panic attack (anxiety dan panic attack)

Sama seperti fobia lainnya, gejala tanatofobia tidak hadir setiap saat. Anda mungkin menyadari tanda-tandanya saat berpikir tentang kematian atau orang terkasih yang sudah lama pergi. 

Bahkan, memikirkan pemicu fobianya pun bisa membuat Anda sangat stres dan berkeringat dingin.

Adapun, beberapa tanda dan gejala yang paling umum dari kondisi psikologis ini termasuk:

  • sering mengalami serangan panik,
  • merasa amat sangat cemas,
  • pusing,
  • berkeringat,
  • detak jantung tidak teratur,
  • mual,
  • sakit perut, dan
  • sensitif terhadap suhu panas atau dingin.

Selain gejala fisik, tanatofobia juga bisa menyebabkan gejala emosional, termasuk:

  • menutup diri dari lingkungan,
  • menghindari teman dan keluarga untuk jangka waktu yang lama,
  • marah,
  • merasa sedih berlebihan,
  • mudah tersinggung,
  • merasa bersalah, dan
  • merasa khawatir terus-menerus.

Mengapa ada orang yang sangat takut mati?

Fobia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan ketakutan ekstrem dan tidak masuk akal. Tidak seperti rasa takut biasa, fobia lebih berkaitan dengan satu hal yang spesifik.

Di samping itu, rasa takut biasa pada umumnya hanya berlangsung sebentar dan bisa mereda segera setelah pemicunya menghilang. 

Pada dasarnya, fobia dan rasa takut berbeda. Anda mungkin sadar mengalami ketakutan yang tidak masuk akal, tetapi tidak bisa mengendalikan perasaan tersebut.

Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan fobia. Namun, rasa takut mati yang berlebihan mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengalaman masa lalu yang traumatis.

Seseorang bisa memiliki thanatophobia bila pernah menghadapi situasi yang mengancam nyawa, seperti bencana alam, kecelakaan, atau penyakit pada diri sendiri maupun orang terdekatnya.

Thanatophobia juga bisa disebabkan oleh faktor religi alias keagamaan. Hampir semua ajaran agama pasti mengajarkan mengenai kehidupan setelah mati, seperti kehidupan di surga dan neraka. 

Beberapa orang dengan kondisi ini merasakan kekhawatiran berlebihan mengenai kehidupan setelah mati karena tidak tahu apa yang akan terjadi saat itu.

Faktor risiko thanatophobia

penyebab kematian remaja

Berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami tanatofobia.

1. Usia

Orang-orang dewasa muda lebih berisiko memiliki thanatophobia daripada orang-orang lanjut usia. Rasa takut mati berlebihan ini biasanya mulai tampak pada usia 20-an.

2. Jenis kelamin

Pria dan wanita bisa sama-sama mengalami gangguan kecemasan ini pada usia 20-an. Akan tetapi, pada wanita, ketakutan ekstrem ini bisa melonjak kembali pada usia 50-an.

3. Sikap kerendahatian

Sebuah artikel dalam Journal of Personality and Social Psychology (2014) menyebutkan bahwa orang dengan tingkat kerendahhatian yang tinggi cenderung tidak mencemaskan kematiannya.

4. Masalah kesehatan

Orang-orang yang mengidap masalah kesehatan serius, seperti kanker stadium lanjut, juga lebih mungkin mengalami kecemasan berlebihan seputar masa depan hidupnya.

Cara menghadapi rasa takut mati berlebihan

Thanatophobia umumnya berdampak pada kesehatan mental orang yang mengalaminya. Fokus perawatan dari kondisi ini ialah untuk mengurangi rasa takut dan kecemasan berlebih pada kematian. 

Terapi bisa termasuk sesi konsultasi dengan psikolog, terapi perilaku kognitif (CBT), serta teknik relaksasi seperti dengan meditasi atau latihan pernapasan.

Jika diperlukan, dokter mungkin meresepkan penggunaan obat-obatan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan perasaan panik yang umum terjadi pada orang-orang dengan fobia.

Anda bisa menjalani kombinasi terapi fobia dari beberapa pilihan di atas. Untuk mengetahui perawatan mana yang tepat, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Kesimpulan

  • Rasa takut mati yang berlebihan biasanya disebut thanatophobia atau fobia kematian.
  • Fobia ini bisa bisa dipicu oleh riwayat pengalaman traumatis yang mengancam nyawa maupun faktor keagamaan.
  • Jika kecemasan pada kematian mengganggu aktivitas, jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater guna memperoleh perawatan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan