backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Tes Kanker: Ketahui Mulai dari Jenis, Prosedur dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 23/11/2022

    Tes Kanker: Ketahui Mulai dari Jenis, Prosedur dan Efek Sampingnya

    Kanker menjadi salah satu penyebab kematian di berbagai belahan dunia. Penyakit ini terjadi akibat sel tubuh berubah abnormal, bisa membentuk tumor, menyebar, dan merusak fungsi jaringan sehat pada area sekitarnya. Sayangnya, tidak semua jenis penyakit kanker bisa dicegah. Oleh karena itu, pasien dengan gejala kanker perlu melakukan tes kanker untuk mendeteksi sekaligus menegakkan diagnosis guna pengobatan. Yuk, simak ulasan lengkapnya seperti berikut.

    Jenis tes untuk menegakkan diagnosis kanker

    diagnosis dan cara mendeteksi kanker ovarium

    Penyakit kanker bisa menyerang berbagai macam sel pada tubuh Anda. Mulai dari sel pada permukaan kulit hingga sel pembangun tulang pada tubuh Anda. Meskipun pada beberapa jenis kanker bisa menimbulkan gejala yang khas, ada banyak gejala yang umumnya mirip dengan masalah kesehatan lain.

    Sebagai contoh, batuk terus-menerus yang tidak hanya jadi gejala kanker paru tapi juga bisa menandakan adanya masalah pada saluran pernapasan, seperti bronkitis.

    Itulah sebabnya, tes kanker perlu pasien jalani jika menunjukkan gejala pertanda kanker. Menurut American Cancer Society, tes pemeriksaan penyakit kanker terbagi menjadi 3, di antaranya:

    1. Tes pencitraan (imaging test)

    Imaging test (tes pencitraan) berfungsi membantu dokter melihat kondisi dalam tubuh dengan bantuan energi sinar X, gelombang suara, partikel radioaktif, dan magnet.

    Jaringan tubuh akan mengubah energi tersebut menjadi pola gambar. Hasil gambar tes ini akan membantu dokter untuk melihat perubahan yang mungkin terjadi pada tubuh tersebut adalah tumor ganas atau jinak.

    Pada penyakit kanker, pemeriksaan radiologi ini berguna untuk membantu mendeteksi kanker tahap awal, menemukan lokasi tumor dan ukurannya, serta melihat seberapa jauh penyebarannya.

    Prosedur ini sangat mungkin pasien jalani beberapa kali karena dokter perlu melihat bagaiman perkembangan tumornya selama masa perawatan dan menentukan apakah pengobatan kanker yang dijalani efektif atau tidak.

    Nah, imaging test untuk kanker ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

    CT scan untuk kanker

    tes medis diagnosis kanker usus besar

    Computed tomography scan atau CT scan membantu dokter untuk menemukan lokasi, bentuk, dan ukuran kanker. Biasanya, tes ini dokter rekomendasikan sebagai prosedur rawat jalan, tidak menimbulkan rasa sakit, dan butuh waktu sekitar 10-30 menit.

    Tes pemindaian ini menunjukkan penampang tubuh, mulai dari tulang, organ, dan jaringan lunak yang lebih jelas daripada rontgen standar. Bahkan, bisa menampilkan pembuluh darah yang memberi makan tumor tanpa harus melakukan prosedur pembedahan.

    CT scan menggunakan sinar setipis pensil untuk membuat serangkaian gambar yang kemudian ditampilkan ke dalam layar komputer. Efek samping yang mungkin terjadi setelah tes pemeriksaan antara lain:

    • ruam pada kulit,
    • mual,
    • napas jadi pendek dan mengi, serta
    • gatal maupun pembengkakan pada wajah yang bisa berlangsung lebih dari 1 jam.

    MRI

    Magnetic resonance imaging atau MRI adalah tes yang berfungsi untuk menemukan lokasi dan penyebaran kanker dalam tubuh. Selain itu, tes ini juga membantu dokter mempertimbangkan rencana pengobatan, seperti operasi atau radioterapi.

    Tes kanker ini menggunakan energi magnet dan gelombang frekuensi radio yang akan menangkap gambar dari bahan kontras yang dimasukkan ke tubuh melalui pembuluh darah. Proses pemeriksaan pada tes ini memakan waktu sekitar 45-60 menit, tapi bisa juga berlangsung selama 2 jam.

    Ada satu jenis khusus pada tes ini, yakni MRI pada payudara untuk pemeriksaan kanker payudara. Efek samping MRI yang mungkin terjadi adalah:

    • mual,
    • nyeri pada area suntikan,
    • sakit kepala yang muncul beberapa jam setelah tes, dan
    • pusing karena tekanan darah menurun.

    Rontgen (pemeriksaan X-ray)

    Pemeriksaan X-ray membantu dokter untuk menemukan sel kanker pada tulang, organ perut, dan ginjal. Meski CT scan atau MRI menampilkan hasil yang lebih detail, rontgen tidak kalah cepat, mudah, dan lebih terjangkau biayanya sehingga masih sering digunakan sebagai tes kanker.

    Pada prosedur ini, penggunaan bahan kontras berbasis yodium, seperti barium, bermanfaat untuk membuat tampilan organ pada sinar X menjadi lebih jelas. Salah satu jenis pemeriksaan X-ray adalah mammografi sebagai tes cek kanker payudara. Tergantung dengan metode kontras, durasi pemeriksaan bisa memakan waktu 5 menit hingga 1 jam.

    Efek samping dari pemeriksaan kanker ini adalah sensasi terbakar pada area bekas penyuntikan zat kontras, mual, muntah, dan perubahan pada indera perasa.

    Pemindaian nuklir

    cara kerja PET Scan

    Pencitraan nuklir dapat membantu dokter menemukan lokasi dan luas penyebaran kanker. Ada beberapa jenis pemindaian nuklir yang biasanya digunakan utnuk mendeteksi kanker, yakni bone scan (pemindaian tulang), PET scan, pemindaian tiroid untuk kanker tiroid, pemindaian MUGA (multigated acquisition), dan pemindaian Gallium.

    Tes kanker ini membuat gambar berdasarkan kimiawi tubuh, bukan pada bentuk fisik, seperti tes pencitraan lainnya, dengan menggunakan zat cair radionuklida.

    Jaringan tubuh yang terkena penyakit tertentu, seperti kanker, dapat menyerap lebih banyak atau lebih sedikit pelacak daripada jaringan normal. Kamera khusus akan menangkap area yang menyerap cairan radionuklida lebih banyak. Sayangnya, pemeriksaan ini kerap kali tidak bisa mendeteksi tumor yang ukurannya sangat kecil.

    Durasi pemeriksaan memakan 20 menit hingga 3 jam, dengan efek samping meliputi bengkak dan nyeri pada bekas penyuntikan serta reaksi alergi.

    USG (ultrasound)

    Jika hasil pencitraan rontgen tidak tampak jelas, dokter akan merekomendasikan USG untuk menemukan lokasi kanker. Pemindaian ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang melewati tubuh untuk menghasilkan gambar. Pada beberapa kasus, ultrasonografi juga berguna untuk membedakan kista atau kanker pada ovarium.

    Sayangnya, hasil gambar pemindaian tidak sedetail CT scan atau MRI, dan gelombang suara juga tidak dapat menembus paru-paru dan tulang. Proses pemeriksaannya adalah dokter akan mengoleskan cairan khusus pada permukaan kulit dan menempelkan transduser.

    Alat ini bisa dapat masuk ke dalam kerongkongan, rektum, dan vagina. USG termasuk tes yang aman dan sangat kecil risikonya menimbulkan efek samping.

    Semua tes untuk pemeriksaan kanker melalui pemindaian memang sangat membantu, tapi tetap memiliki keterbatasan sehingga tetap perlu tes pemeriksaan lainnya.

    2. Prosedur endoskopi

    endoskopi kanker esofagus

    Endoskopi adalah prosedur medis yang akan memasukkan alat berbentuk tabung ke dalam tubuh untuk melihat kondisi pada bagian dalamnya. Ada beberapa jenis endoskopi sesuai dengan area tubuh pemeriksaan, contohnya:

    • Bronkoskopi yang bertujuan untuk mencari tahu penyumbatan pada saluran udara, seperti tumor, dengan menggunakan bronkoskop yang dilengkapi dengan laser kecil.
    • Kolonoskopi berguna untuk mencari tahu penyebab berat badan menurun drastis, perdarahan pada rektum, atau perubahan kebiasaan buang air yang menjadi ciri khas kanker kolorektal.
    • Laparoskopi bertujuan untuk mengetahui penyebab nyeri pinggul dan mengambil sampel jaringan pada tumor untuk kanker serviks, kanker ovarium, dan kanker rahim. Tidak hanya sebagai tes kanker, prosedur ini juga bisa digunakan sebagai pengobatan untuk kanker pada sistem reproduksi dan kanker ginjal stadium awal.
    • Sistoskopi untuk mengetahui adanya kanker pada kandung kemih dan uretra sekaligus mengangkat tumor berukuran kecil di area tersebut.

    3. Biopsi

    biopsi kanker adalah

    Biopsi adalah prosedur untuk mengangkat sepotong jaringan sebagai sampel sel dari tubuh Anda. Kemudian, akan dilakukan pengamatan terhadap sampel tersebut di laboratorium; apakah sel/jaringan kanker atau bukan.

    Tes ini sangat akurat dan hasilnya menjadi diagnosis pasti dari penyakit kanker. Oleh karena itu, biopsi sering kali menjadi kombinasi dari tes pemeriksaan kanker yang lain.

    Ada beberapa jenis tes biopsi, antara lain:

    Bone marrow biopsy (biopsi sumsum tulang)

    Tes ini akan dokter rekomendasikan jika terdeteksi kelainan dalam darah atau ada kecurigaan bahwa kanker berasal atau telah menyebar ke sumsum tulang belakang. Contohnya, pada kasus kanker darah, seperti leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.

    Selama biopsi sumsum tulang, dokter mengambil sampel sumsum tulang dari bagian belakang tulang pinggul menggunakan jarum panjang. Dalam beberapa kasus, dokter Anda mungkin melakukan biopsi sumsum dari tulang lain pada tubuh. Anda akan menerima anestesi lokal sebelum biopsi sumsum tulang untuk meminimalkan ketidaknyamanan selama prosedur.

    Endoscopic biopsy (biopsi endoskopi)

    Tes kanker biopsi dengan menggunakan tabung tipis fleksibel (endoskopi) yang lengkap dengan lampu pada ujungnya untuk membantu melihat kondisi tubuh bagian dalam. Alat tersebut nantinya akan berguna sebagai pemotong sedikit jaringan untuk diteliti.

    Needle biopsy (biopsi jarum)

    Tes pemeriksaan ini mengandalkan jarum khusus untuk menyedot sel/jaringan yang memiliki kemungkinan sebagai kanker. Biopsi jarum sering dokter lakukan pada tumor yang dapat dirasakan dokter melalui kulit Anda, seperti benjolan payudara dan pembesaran kelenjar getah bening.

    Jika digabungkan dengan prosedur pencitraan, seperti sinar-X, biopsi jarum dapat mengumpulkan sel dari area mencurigakan yang tidak terasa melalui kulit.

    Prosedur medis ini dapat menggunakan jarum super halus, jarum berukuran besar, dan bantuan vakum (alat penyedot khusus). Anda akan menerima anestesi lokal untuk mematikan rasa pada area biopsi dan meminimalkan rasa sakit.

    Surgical biopsy (biopsi bedah)

    Jenis biopsi ini bisa Anda sebut dengan biopsi bedah. Selama prosedur, ahli bedah membuat sayatan pada kulit untuk mengakses area sel yang mencurigakan. Sebagai contoh, mengangkat benjolan payudara yang mungkin menjadi gejala kanker payudara dan pengangkatan kelenjar getah bening yang memiliki kemungkinan sebagai kanker limfoma.

    Prosedur biopsi bedah akan dokter rekomendasikan untuk mengangkat bagian dari area sel yang abnormal (biopsi insisi) atau mengangkat seluruh area sel abnormal (biopsi eksisi).

    Beberapa prosedur biopsi bedah memerlukan anestesi umum untuk membuat Anda tidak sadar selama prosedur. Anda mungkin juga diminta untuk menjalani opname untuk observasi setelah prosedur.

    Hal yang perlu Anda perhatikan sebelum tes kanker

    delirium adalah

    Dalam menegakkan diagnosis kanker, Anda mungkin perlu menjalani beberapa jenis tes pemeriksaan, tidak hanya mengandalkan satu jenis tes saja. Oleh karena itu, ikuti apa yang dokter sarankan pada Anda agar diagnosis penyakit jadi lebih tepat.

    Sebelum menjalani tes, Anda mungkin perlu menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya aspirin karena bisa menyebabkan perdarahan jika pembedahan dilakukan.

    Selain itu, Anda mungkin perlu juga melakukan pembersihan usus agar mempermudah proses pemasukkan alat untuk melihat kondisi saluran pencernaan. Caranya, dengan minum obat pencahar sehari sebelumnya agar usus bersih dari feses. Anda juga mungkin tidak boleh makan dan minum sebelum tes.

    Guna mengetahui lebih lanjut, konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis kanker. Jangan lupa untuk mencatat persyaratannya supaya bisa jadi pengingat.

    Anda bisa menemui dokter spesialis kanker di rumah sakit khusus kanker atau fasilitas kesehatan lainnya. Cari rumah sakit yang terdekat, tepercaya, serta sesuai dengan kebutuhan, kemudian booking layanannya via Hello Sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 23/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan