backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ketosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 09/06/2021

Ketosis

Definisi ketosis

Ketosis adalah proses alami yang terjadi ketika tubuh kehabisan karbohidrat sebagai energi utama dan mengambil cadangan lemak untuk menggantikannya. 

Lalu, proses tersebut akan menghasilkan keton. Keton merupakan produk sampingan dari metabolisme lemak. 

Proses metabolisme yang satu ini merupakan kondisi normal. Meski begitu, jumlah keton yang terlalu banyak bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.

Jika Anda menerapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang, tubuh akan mengontrol berapa banyak lemak yang harus dibakar. 

Dengan begitu, tubuh tidak akan menghasilkan dan menggunakan keton. Namun, tubuh akan memakai lemak sebagai energi dan menghasilkan keton ketika Anda membatasi asupan makan dan tidak punya cadangan karbohidrat. 

Seberapa umum kondisi ini? 

Ketosis merupakan proses metabolisme yang normal dan terjadi ketika Anda melakukan olahraga dalam waktu yang lama. 

Hal ini berlaku ketika Anda sangat membatasi asupan zat gizi karbohidrat, selama kehamilan, puasa, hingga pada penyandang diabetes. 

Manfaat ketosis

Bila seseorang mencapai keadaan ketosis, akan ada banyak manfaat yang ditawarkan proses metabolisme ini. 

Walaupun demikian, para ahli masih harus mencari tahu bagaimana cara kerja proses ini dalam menghasilkan manfaat tersebut. Di bawah ini sederet manfaat ketosis yang bisa Anda peroleh. 

1. Menurunkan berat badan

Salah satu manfaat dari hasil ketosis yakni membantu menurunkan berat badan. Makanan merupakan sumber energi utama tubuh dan ada tiga nutrisi utama yang memasok energi ke tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. 

Setelah makan, tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan, lemak, dan protein. Sementara itu, ketosis terjadi ketika asupan karbohidrat tubuh rendah. 

Pada saat tubuh mencerna lemak, proses ini akan menghasilkan asam yang disebut keton, atau badan keton, yang menjadi sumber energi. 

Proses metabolisme ini akan mengandalkan lemak untuk energi, sehingga tubuh dapat membakar lemak lebih cepat. Artinya, Anda bisa menurunkan berat badan lebih cepat ketika mengurangi asupan karbohidrat, atau biasa disebut diet keto

2. Memberikan energi ke otak

Banyak orang beranggapan otak tidak berfungsi dengan baik tanpa karbohidrat dari makanan. Faktanya, glukosa memang lebih disukai dan beberapa sel otak hanya dapat memakai glukosa sebagai bahan bakar. 

Walaupun demikian, sebagian besar otak dapat menggunakan keton sebagai energi, terutama saat kelaparan atau menjalani diet rendah karbohidrat.

Sementara itu, otak akan mendapatkan 25% energi dari keton setelah merasa kelaparan selama tiga hari. Bila dilakukan jangka panjang, angka tersebut sangat mungkin meningkat hingga 60 persen. 

Selain itu, tubuh dapat memanfaatkan protein atau senyawa lain untuk menghasilkan glukosa yang masih dibutuhkan otak selama ketosis. Proses yang disebut glukoneogenesis ini dinilai dapat memenuhi kebutuhan energi otak. 

3. Meringankan gejala epilepsi

Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan kejang berulang. Gangguan neurologis ini biasanya diobati dengan obat-obatan untuk meringankan kejang. 

Guna mendukung keberhasilan obat-obatan tersebut, beberapa ahli menyarankan pasien untuk menjalani diet ketogenik yang dapat menghasilkan proses ketosis. 

Menurut penelitian dari Frontiers in neuroscience, diet ketogenik dapat dipertimbangkan menjadi cara untuk meringankan gejala epilepsi. 

Namun, setiap pasien perlu memiliki rancangan pola makan epilepsi yang khusus untuk meningkatkan efektivitas dari proses metabolisme ini. 

Para ahli pun masih harus meneliti lebih lanjut untuk mencari tahu bagaimana mekanisme proses ini terhadap epilepsi. 

4. Manfaat lainnya

Selain beberapa kondisi di atas, ketosis yang dihasilkan dari diet rendah karbohidrat ternyata baik untuk beberapa penyakit, seperti: 

Perlu diingat bahwa para ahli masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait manfaat ketosis terhadap kesehatan tubuh. 

Tanda dan gejala

Pada saat diet keto berlangsung, tubuh akan mengalami banyak perubahan, termasuk penurunan kadar insulin dan peningkatan pemecahan zat gizi lemak

Bila hal ini terjadi, hati akan menghasilkan lebih banyak keton untuk memasok energi ke otak. Namun, banyak orang yang sulit mengetahui apakah mereka mengalami ketosis atau tidak. 

Untuk lebih memudahkan Anda, berikut beberapa ciri-ciri tubuh mengalami ketosis, baik dalam pengaruh positif maupun negatif. 

1. Bau napas

Salah satu gejala tubuh tengah mengalami ketosis yaitu memiliki napas yang bau. Kondisi yang disebut keton breath ini terjadi akibat peningkatan kadar keton dalam darah. 

Bila hal ini terjadi, tubuh bisa menghasilkan bau mulut yang khas menyerupai bau buah. Orang yang menjalani diet ketogenik akan mencapai fase ini dan berusaha mengatasi bau mulut dengan menyikat gigi berulang kali. 

2. Nafsu makan berkurang

Nafsu makan yang menurun pun ternyata bisa menjadi ciri khas tubuh mengalami ketosis. Sayangnya, hal ini bukan pertanda baik karena kemungkinan adanya masalah pada sistem  pencernaan Anda.

Kondisi ini dapat terjadi akibat jumlah hormon pengatur rasa lapar yang dipengaruhi oleh kadar keton dalam darah yang meningkat pesat. 

3. Kelelahan

Pada saat kadar keton di dalam darah meningkat, Anda mungkin akan merasa cepat lelah. Pasalnya, tubuh tidak mendapatkan karbohidrat yang cukup sebagai sumber energi. 

Tubuh memang dapat memanfaatkan cadangan lemak. Hanya saja, proses ini memerlukan energi yang lebih besar ketimbang proses yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan bakar. 

4. Masalah pencernaan

Jika baru pertama kali masuk memasuki fase ketosis, Anda mungkin akan mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit (konstipasi) atau diare. 

Gangguan pencernaan ini rentan terjadi karena pelaku diet keto membuat perubahan besar mengenai jenis makanan yang dikonsumsi. Perubahan besar tersebut akan berdampak pada kondisi pencernaan dalam tubuh. 

5. Kram 

Mengurangi asupan karbohidrat sama saja dengan menurunkan keseimbangan elektrolit dan jumlah mineral dari dalam tubuh. 

Artinya, tubuh akan ikut kekurangan mineral yang beragam, seperti kalium, natrium, dan magnesium ketika tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup. 

Ketiga mineral tersebut berperan penting dalam membantu mencegah kram otot. Bila kekurangan, Anda lebih rentan terhadap masalah kram. 

6. Insomnia

Salah satu masalah terbesar bagi pelaku diet ketogenik yakni kurang tidur, terutama saat pertama kali mengubah pola makan. 

Banyak orang yang mengalami insomnia atau bangun pada malam hari ketika mereka pertama kali mengurangi karbohidrat secara drastis. Untungnya, gangguan tidur ini akan membaik dalam hitungan minggu. 

Bahkan, diet keto juga diyakini dapat meningkatkan kualitas tidur setelah beradaptasi dengan diet. Namun, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk membuktikan hal ini.

Proses ketosis menurunkan berat badan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu manfaat ketosis yaitu dapat menurunkan berat badan. Jenis diet yang memanfaatkan proses metabolisme ini yakni diet ketogenik, atau disingkat menjadi keto. 

Dalam diet ketogenik, asupan karbohidrat Anda akan sangat rendah, yaitu 5 persen. Sebaliknya, konsumsi lemak akan ditambah hingga 75 persen dan meningkatkan asupan protein sebesar 20 persen. 

Konsumsi karbohidrat yang rendah ini memungkinkan tubuh memanfaatkan lemak sebagai energi. Tubuh biasanya mengalami ketosis saat asupan karbohidrat kurang dari 50 gram per hari. 

Bila tubuh kekurangan karbohidrat, kadar hormon insulin akan turun dan melepaskan asam lemak dalam jumlah banyak. Asam lemak ini kemudian dibakar menjadi energi dan menghasilkan keton sebagai energi. 

Menurunkan berat badan dengan cepat

Dengan proses yang dijelaskan di atas, berat badan dapat turun lebih cepat karena menekan nafsu makan Anda. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari Obesity reviews

Penelitian tersebut melaporkan bahwa orang cenderung merasa kurang lapar dan lebih kenyang saat menjalani diet keto. Itu sebabnya, beberapa dari mereka tidak menghitung kalori ketika melakukan diet ini. 

Meski begitu, penurunan berat badan secara sehat baru akan berhasil ketika dijalani dalam jangka panjang. Selain itu, para ahli masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait ketosis dan efeknya terhadap berat badan. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 09/06/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan