backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Obat dan Pengobatan Medis untuk Mengatasi Penyakit Parkinson

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Obat dan Pengobatan Medis untuk Mengatasi Penyakit Parkinson

    Parkinson memang bukanlah penyakit mematikan. Namun, penderitanya akan mengalami penurunan kualitas hidup, sehingga sulit dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penderita Parkinson perlu mendapat penanganan untuk mengatasi kondisinya. Adapun cara utama dalam mengobati penyakit Parkinson adalah melalui pengobatan medis, baik itu obat-obatan maupun prosedur lain. Lantas, apa saja obat dan prosedur pengobatan tersebut? Apakah dengan pengobatan ini Parkinson bisa disembuhkan?

    Obat-obatan untuk mengatasi penyakit Parkinson

    Penyakit Parkinson adalah kelainan sistem saraf progresif yang menyebabkan keterbatasan gerak serta gangguan alat gerak. Pada tahap awal, gejala Parkinson yang timbul biasanya masih ringan, kemudian bisa menjadi lebih parah seiring dengan perkembangan penyakitnya. 

    Sama seperti diabetes, Parkinson adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, gejala yang muncul masih dapat dikontrol sehingga bisa terhindar dari komplikasi yang mungkin saja timbul pada kemudian hari. Adapun salah satu cara paling ampuh untuk mengontrol gejala Parkinson adalah melalui obat-obatan. 

    Namun perlu digarisbawahi, tidak semua obat-obatan yang tersedia dapat bekerja pada setiap orang, termasuk efek samping yang mungkin ditimbulkan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai konsumsi obat anti-Parkinson ini. Dokter akan menentukan jenis obat yang tepat sesuai dengan gejala yang Anda rasakan. 

    Berikut adalah beberapa obat yang biasa diberikan dokter sebagai salah satu cara untuk mengobati penyakit Parkinson:

    • Carbidopa-levodopa

    obat sakit maag cair tablet

    Levodopa adalah obat yang dianggap paling efektif untuk mengatasi gejala utama penyakit parkinson. Obat ini akan diserap oleh sel-sel saraf di otak dan diubah menjadi dopamin, yaitu zat kimia penting yang berperan dalam sistem gerak tubuh manusia. Dengan konsumsi levodopa, kadar dopamin yang hilang atau berkurang dapat meningkat sehingga bisa memperbaiki masalah gerakan yang Anda alami. 

    Pemberian obat levodopa seringkali dikombinasikan dengan carbidopa. Obat ini diberikan untuk mencegah konversi levodopa menjadi dopamin di luar bagian otak, serta mengurangi efek samping yang mungkin timbul, seperti mual, pusing, atau kelelahan.

    Meski demikian, mengonsumsi carbidova-levodopa dalam waktu yang lama dan dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan gerakan tubuh menjadi tidak terkontrol. Untuk mengatasi hal tersebut, dokter biasanya akan menyesuaikan dosis dengan melihat efek samping yang mungkin muncul.

    • Dopamine agonist

    Tidak seperti levodopa yang menggantikan dopamin di dalam otak, obat dopamine agonist bekerja dengan meniru efek dari dopamin tersebut. Walaupun tidak seefektif levodopa dalam mengobati gejala Parkinson, tetapi dopamine agonist lebih aman dikonsumsi dalam waktu yang lama. Obat ini pun terkadang diberikan bersamaan dengan levodopa, untuk memungkinkan penggunaan levodopa dengan dosis yang lebih rendah. 

    Namun, dopamine agonist juga dapat menimbulkan efek samping, seperti kelelahan atau pusing, serta dapat menyebabkan halusinasi dan kebingungan, terutama pada pasien lansia. Oleh karena itu, meski obat Parkinson ini dapat ditemukan di apotik, pembelian dan penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Adapun beberapa contoh obat dopamine agonist, yaitu pramipexole, ropinirole, atau rotigotine.

    • MAO-B inhibitors

    Monoamine oxidase-B (MAO-B) inhibitors, seperti selegiline, rasagiline, dan safinamide, adalah alternatif lain dari obat levodopa untuk mengobati Parkinson pada tahap awal. Obat ini bekerja dengan cara memblokir efek dari enzim monoamine oxidase-B yang dapat memecah dopamin. 

    Obat ini pun tidak seefektif levodopa dalam meringankan gejala Parkinson. Meski demikian, MAO inhibitors umumnya dapat ditoleransi dengan sangat baik oleh tubuh, dan juga sering diberikan bersama dengan levodopa atau dopamine agonist agar lebih efektif. Adapun efek samping yang ditimbulkan bisa berupa, sakit kepala, mual atau sakit perut, tekanan darah tinggi, hingga insomnia

    • Catechol O-methyltransferase (COMT) inhibitors

    Obat kelas COMT inhibitors, yaitu entacapone (Comtan), biasanya diresepkan untuk orang yang menderita penyakit Parkinson tahap lanjut. Jenis obat ini bekerja dengan memperpanjang efek levodopa dengan memblokir enzim COMT yang bisa memecah dopamin.

    Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari obat ini, seperti diare, mual, atau muntah. Adapun obat jenis COMT inhibitor lainnya, seperti Tolcapone, jarang diresepkan dokter karena berisiko menimbulkan kerusakan hati yang serius dan gagal hati.

    • Antikolinergik

    obat covid-19 pengobatan

    Obat antikolinergik, seperti benztropine atau trihexyphenidyl, sering diresepkan dokter untuk mengontrol tremor dan kekakuan otot yang kerap terjadi pada penderita Parkinson. Meski demikian, obat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang pada pasien lanjut usia karena komplikasi atau efek samping serius yang mungkin timbul. 

    Adapun efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi obat antikolinergik adalah penglihatan kabur, gangguan memori, kebingungan, halusinasi, mulut kering, konstipasi atau sembelit, dan gangguan buang air kecil.

    • Amantadine

    Obat amantadine biasanya diberikan pada penderita Parkinson tahap awal untuk meredakan gejala ringan dalam jangka pendek. Namun, pemberian obat ini terkadang dibarengi dengan antikolinergik atau levodopa-carbidopa pada tahap lanjut. Amantadine pun disebut efektif untuk mengontrol gerakan tak terkendali pada tubuh yang terkait dengan Parkinson. 

    Adapun efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi amantadine, yaitu timbulnya bintik keunguan pada kulit, pembengkakan di pergelangan kaki, sulit berkonsentrasi atau kebingungan, insomnia, hingga halusinasi. 

    • Duopa

    Pada kondisi yang parah dan sudah stadium lanjut, penderita Parkinson mungkin saja diberikan obat Doupa. Ini merupakan obat jenis levodopa-carbidopa berbentuk gel yang langsung dimasukkan ke usus kecil Anda melalui selang atau infus khusus. 

    Penempatan selang dan tabung untuk memasukkan obat ini membutuhkan prosedur pembedahan kecil. Adapun risiko atau efek samping yang mungkin muncul dengan adanya tabung tersebut, yaitu tabung yang jatuh atau infeksi di sekitar tempat infus atau selang. 

    • Inbrija

    Selain Doupa, jenis obat levodopa-carbidopa juga memiliki bentuk yang dihirup, yang bernama Inbrija. Dilansir dari Mayo Clinic, Inbrija merupakan pengobatan bermerek terbaru yang mungkin dapat membantu mengontrol gejala penyakit Parkinson, terutama jika obat oral tiba-tiba berhenti bekerja.

    Jenis obat-obatan di atas merupakan obat bermerek yang umumnya bisa didapat dengan resep dokter. Dilansir dari Parkinson’s Foundation, obat Parkinson versi generik dari levodopa-carbidopa, dopamine agonist, MAO-B inhibitors, dan antikolinergik, pun sudah tersedia, meski standarnya tidak cukup tinggi. Sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi obat-obatan tersebut.

    Prosedur pengobatan penyakit Parkinson lain yang mungkin dilakukan

    Selain dengan obat-obatan, cara lain untuk mengobati atau mengatasi penyakit Parkinson adalah dengan prosedur operasi. Biasanya, prosedur ini dilakukan bagi pasien Parkinson yang sudah pada tahap lanjut, mengalami gejala yang sudah parah, dan tidak memiliki respon yang stabil terhadap obat-obatan, termasuk levodopa.

    Meski demikian, risiko operasi lebih tinggi dibandingkan dengan obat-obatan. Oleh karena itu, dokter akan menimbang manfaat operasi yang akan didapat dibandingkan dengan risiko yang mungkin terjadi. Prosedur ini pun akan ditentukan berdasarkan jenis dan tingkat keparahan gejala, kemerosotan kualitas hidup pasien, serta kesehatan pasien secara keseluruhan.

    • Deep brain stimulation (DBS)

    operasi kanker usus besar

    Selain pembedahan kecil untuk memasang tabung dan memasukkan obat doupa langsung ke area usus, jenis prosedur operasi yang sering dilakukan untuk penderita penyakit Parkinson adalah deep brain stimulation (DBS).

    Pada prosedur ini, ahli bedah akan menanamkan elektroda ke bagian tertentu di otak Anda. Elektroda tersebut akan terhubung ke generator yang dipasang di dada dekat tulang selangka. Generator ini kemudian menghasilkan arus listrik untuk dikirim ke bagian otak dan menstimulasi area yang terkena penyakit Parkinson.

    Meski tidak dapat menyembuhkan, cara ini dapat meringankan gejala penyakit Parkinson pada sebagian orang, termasuk tremor, gerakan tak terkendali (dyskinesia), kekakuan, serta memperbaiki gerakan yang lambat. Namun, pengobatan ini pun tidak mencegah penyakit Parkinson untuk berkembang.

  • Pallidotomy

  • Prosedur pallidotomy biasanya direkomendasikan untuk mengobati Parkinson agresif atau pasien yang tidak merespon obat-obatan. Prosedur pembedahan ini dilakukan dengan memasukkan probe kawat ke dalam globus pallidus, yaitu bagian yang sangat kecil di otak, yang juga berperan dalam mengendalikan gerakan.

    Para ahli berpendapat, bagian otak ini menjadi hiperaktif karena hilang atau berkurangnya dopamin. Adapun dengan pengobatan tersebut, gejala Parkinson, seperti dyskinesia, tremor, kekakuan otot, dan hilangnya gerakan tak sadar dapat berkurang secara bertahap.

    • Thalamotomy

    Prosedur thalamotomy umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala tremor di tangan atau lengan yang kerap dirasakan penderita Parkinson. Prosedur operasi ini menggunakan arus energi frekuensi radio untuk menghancurkan bagian kecil dari talamus di otak yang menyebabkan tremor terjadi.

    • Pengobatan tambahan

    Selain cara-cara di atas, dokter mungkin akan memberi obat dan pengobatan tambahan untuk membantu mengatasi gejala nonmotorik yang sering timbul. Misalnya, jika Anda mengalami masalah kognitif, termasuk demensia, dokter mungkin akan memberi obat-obatan atau terapi untuk mengatasi kondisi tersebut. Namun, bila Anda memiliki gejala psikologis, seperti depresi, psikoterapi atau obat untuk depresi mungkin saja diberikan.

    Selain itu, terapi untuk penyakit Parkinson, termasuk penerapan gaya hidup sehat yang dianjurkan, pun mungkin akan direkomendasikan sebagai pengobatan suportif untuk kondisi Anda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter setiap gejala yang Anda rasakan dan bagaimana cara mengatasinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan