1. Penyakit menular seksual
Laki-laki yang tidak disunat lebih berisiko mengalami gonore dan peradangan pada uretra. Penyakit menular seksual lainnya, seperti sifilis, human papillomavirus, herpes simplex, juga lebih sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat.
Selain itu, adanya kulit kulup pada laki-laki yang tidak disunat juga merupakan faktor risiko utama dari infeksi HIV. Pria yang tidak disunat memiliki risiko infeksi HIV sampai 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan pria yang disunat.
Hal ini bisa terjadi karena pertumbuhan agen yang menyebabkan penyakit menular seksual lebih rentan terjadi pada laki-laki yang tidak disunat. Penghilangan kulup atau sunat dapat melindungi laki-laki dari berbagai penyakit ini.
2. Kanker penis
Kanker penis bisa terjadi pada laki-laki yang tidak disunat, bahkan kondisi ini berisiko lebih besar menyebabkan kematian hingga 25 persen. Penelitian juga menunjukkan kanker penis 20 kali lebih jarang ditemukan pada laki-laki yang disunat dibandingkan mereka yang tidak.
Selain kanker penis, laki-laki yang tidak disunat juga lebih berisiko menderita kanker prostat. Menurut sebuah studi pada tahun 2012, pria yang melakukan sunat sebelum hubungan seksual pertama kali memiliki penurunan risiko 15 persen terhadap kanker prostat.
3. Peradangan atau infeksi penis
Penis yang tidak disunat dapat mengalami berbagai peradangan, seperti peradangan pada kepala penis (balanitis), peradangan pada kulup (posthitis), dan peradangan pada kepala penis dan kulup (balanoposthitis).
Laki-laki yang tidak disunat juga bisa mengalami fimosis, yaitu ketidakmampuan kulit kulup untuk ditarik kembali ke belakang. Selain itu, ia juga berisiko mengalami parafimosis, yaitu kondisi penis terjepit karena kulup yang tidak dapat kembali ke posisi normal.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar