Studi yang dimuat dalam European Heart Journal menyebutkan bahwa orang yang badannya pendek (di bawah 160 cm) lebih rentan mengalami penyakit jantung dibandingkan orang yang bertubuh tinggi. Mereka melaporkan bahwa setiap penurunan 6 cm dari “patokan’ tersebut, risiko penyakit jantung meningkat hingga 13,5 persen.
Sebuah studi lain bahkan juga menunjukkan bahwa orang yang punya badan tinggi memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Alasannya karena orang yang lebih tinggi cenderung memiliki ukuran paru-paru yang lebih besar dan otot jantung yang lebih kuat. Semakin besar kapasitas paru untuk menyimpan udara dan semakin kuat kerja jantung Anda, semakin lancar aliran darah ke seluruh bagian tubuh. Akhirnya, tubuh pun lebih bugar dan sehat secara keseluruhan.
2. Berisiko lebih rendah terserang Alzheimer
Sebuah studi dari Journal of Alzheimer’s Disease menemukan pria dengan tubuh tinggi lebih dari rata-rata berisiko lebih rendah untuk mengembangkan Alzheimer di usia senja. Hal serupa juga berlaku bagi wanita. Menurut penelitian awal dari University of Edinburgh’s College of Medicine, wanita yang memiliki tinggi badan rata-rata 170 cm dilaporkan mengalami penurunan risiko kematian akibat demensia hingga 50 persen daripada wanita yang tinggi badannya hanya sekitar 150 centimeter.
Meski begitu, ini bukan berarti jaminan bagi orang pendek pasti akan mengalami Alzheimer atau demensia. Masih belum jelas apa yang menjadi hubungan sebab-akibat antara tinggi badan dan pengaruhnya terhadap penurunan fungsi kognitif otak. Penyebab pasti dari kedua penyakit ini pun belum diketahui benar, namun zat sisa plak beta-amyloid yang menempel di otak diketahui dapat memicu demensia.
3. Lebih rentan mengalami fibrilasi atrial
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar