backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sama-Sama Merah di Kulit, Apa Perbedaan Rosacea dan Jerawat?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Sama-Sama Merah di Kulit, Apa Perbedaan Rosacea dan Jerawat?

    Perbedaan rosacea dan jerawat memang sulit Anda temukan. Rosacea (rosasea) dan jerawat sama-sama merupakan kondisi yang menyerang pori-pori kulit.  

    Meski demikian, ada beberapa pembeda yang cukup signifikan antara keduanya, apa saja?

    Perbedaan rosacea dan jerawat

    Anda perlu mengenali perbedaan rosacea dan jerawat kedua kondisi ini agar penanganannya tidak keliru.

    Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara keduanya.

    1. Kemerahan dan area kulit yang terdampak

    Perbedaan rosacea dan jerawat yang mencolok ada pada bentuk kemerahan dan kemunculan keduanya di kulit.

    Secara umum, rosasea tampak seperti bercak kemerahan pada hidung, pipi, dahi, dan dagu. Ruam kemerahan kadang tampak pada telinga, dada, dan punggung.

    Kemerahan akibat rosasea muncul cukup merata dan luas.

    Melansir American Academy of Dermatology Associations, penderita rosasea juga mengalami keluhan di bagian mata, di antaranya mata merah, kelopak bengkak, dan rasa tidak nyaman.

    Terkadang, rosasea muncul dengan benjolan seperti jerawat, perbedaannya tidak ada komedo pada benjolan rosasea. 

    Sementara itu, jerawat umumnya berbentuk benjolan dengan tepi kemerahan. Tidak seperti rosasea, kemerahan jerawat hanya muncul di bagian benjolan.

    Jerawat bisa terjadi di mana saja, tapi yang terutama ada di bagian tubuh yang banyak memproduksi minyak, seperti wajah, dahi, dada, punggung, dan pundak.

    Anda juga bisa menemukan komedo hingga nanah pada jerawat yang menimbulkan rasa sakit. Saat jerawat mereda, noda atau bekas luka seperti bopeng bisa muncul.

    2. Jenis dan gejala yang menyertai

    penyebab jerawat sebelum menstruasi

    Perbedaan rosacea dan jerawat lainnya adalah keduanya memiliki jenis dengan tanda dan gejala yang berbeda.

    Rosasea terbagi menjadi empat subtipe, masing-masingnya memiliki karakteristik tersendiri. 

    Erythematotelangiectatic rosacea

    Subtipe rosasea ini memiliki gejala sebagai berikut.

    • Bagian tengah wajah kemerahan.
    • Tampak pembuluh darah pecah di bagian kulit.
    • Pembengkakan kulit.
    • Kulit terasa sensitif.
    • Muncul sensasi terbakar dan menyengat.
    • kulit kering, kasar, mengelupas.

    Phymatous rosacea

    Sebenarnya, subtipe ini jarang muncul. Bila penderita rosacea mengalami subtipe gejala ini, biasanya ia mengalami subtipe lainnya sebelumnya.

    Inilah gejala phymatous rosacea yang mungkin Anda alami.

  • Tekstur kulit tidak merata.
  • Kulit, terutama bagian hidung, mulai menebal, disebut juga rinofima.
  • Muncul pula penebalan kulit di dagu, pipi, dan telinga.
  • Pori-pori tampak lebar.
  • Kulit berminyak.
  • Papulopustular rosacea

    Berikut ini gejala papulopustular rosacea yang bisa muncul.

    • Muncul tonjolan seperti jerawat dan tampak sangat merah.
    • Benjolan pada kulit tidak menetap, mudah muncul dan hilang.
    • Kulit berminyak.
    • Muncul bercak-bercak yang disebut plak.

    Ocular rosacea

    Beberapa orang mengalami rosasea di bagian mata, berikut ini gejalanya.

    • Mata berair atau seperti ada pendarahan.
    • Muncul sensasi mata berpasir, terbakar, atau perih.
    • Mata kering dan gatal.
    • Sensitif terhadap cahaya.
    • Pandangan buram.
    • Kualitas penglihatan menurun daripada sebelumnya.

    Seperti rosasea, jerawat pun terdiri atas beberapa jenis. Setiap jenisnya juga memiliki tampilan dan gejala yang berbeda. 

    Komedo putih

    Sebagai salah satu jenis jerawat, komedo putih muncul karena minyak kulit berlebih dan sel-sel kulit mati menyumbat di pori-pori.

    Komedo hitam

    Serupa dengan komedo putih, komedo hitam muncul akibat penumpukan minyak dan sel kulit mati di pori-pori.

    Bedanya, warna hitam ini muncul akibat terkena oksigen di udara.

    Papula

    Saat minyak, sel kulit mati terjebak di pori-pori, tak jarang bakteri pemicu jerawat berada di sana.

    Bakteri akan berkembang biak lebih cepat di dalam minyak sehingga menimbulkan radang dan membuat kulit menonjol dan kemerahan.

    Kondisi ini bahkan bisa menimbulkan nanah atau disebut juga jerawat pustula.

    Nodul

    Bakteri penyebab jerawat bisa menimbulkan peradangan yang masuk jauh ke dalam kulit. Hal ini memicu pembengkakan dalam sehingga muncul jerawat nodul.

    Bila muncul dengan nanah, kondisi ini disebut jerawat kista.

    3. Faktor penyebab

    Perbedaan rosacea dan jerawat juga ada pada penyebabnya.

    Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti rosasea. Namun, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko Anda memiliki rosasea.

    • Kelainan pada pembuluh darah wajah.
    • Warna kulit yang terang.
    • Riwayat rosasea dalam keluarga.
    • Kulit mudah terbakar matahari.
    • Sistem imun yang terlalu aktif.
    • Berjenis kelamin perempuan.

    Berbeda dengan rosasea, jerawat disebabkan oleh kelebihan produksi sebum (minyak) dan penumpukan sel kulit mati sehingga menyumbat pori-pori.

    Sumbatan ini kemudian mengalami infeksi sehingga membengkak, memerah, dan akhirnya membentuk jerawat. Inilah beberapa faktor risiko jerawat.

    • Perubahan hormonal saat remaja dan kehamilan.
    • Faktor genetik.
    • Memiliki tipe wajah berminyak.
    • Konsumsi makanan tertentu, berlemak atau tinggi gula.

    4. Pemicu

    gejala stres

    Perbedaan rosacea dan jerawat bisa Anda perhatikan dari pemicunya. Rosasea muncul akibat berbagai hal yang memicu aliran darah ke wajah, misalnya:

    • suhu panas,
    • olahraga,
    • sinar matahari,
    • angin,
    • obat hipertensi,
    • stres, serta
    • rasa cemas.

    Riset terbitan United European Gastroenterology Journal juga menemukan bahwa bakteri Helicobacter pylori di usus memicu rosasea.

    Bakteri ini mampu meningkatkan kadar oksida nitrat pada darah dan jaringan sehingga meningkatkan respons imun hingga timbul peradangan pada kulit.

    Sementara itu, pemicu utama jerawat adalah lonjakan hormon androgen. Hormon ini memicu produksi sebum berlebih sehingga menyumbat pori-pori.

    Kemunculan jerawat juga dipicu oleh siklus menstruasi, makanan tinggi karbo, dan konsumsi obat yang memengaruhi hormon, seperti kortikosteroid.

    5. Cara penanganan

    Anda yang rentan mengalami rosacea perlu hati-hati mengenali perbedaan antara kondisi ini dan jerawat. Pasalnya, penanganan keduanya tidaklah sama.

    Berikut adalah beberapa cara mengatasi rosasea. 

    • Obat oles untuk mengurangi kemerahan, seperti brimonidin, metronidazol, dan azelaic acid.
    • Obat antibiotik minum.
    • Terapi laser.
    • Isotretinoin minum jika rosasea sudah parah dan pengobatan di atas tidak manjur.

    Anda juga bisa memijat bagian wajah yang memerah untuk melancarkan aliran darah.

    Sementara itu, penentuan pengobatan untuk jerawat bergantung pada tingkat keparahannya.

    Penderita jerawat ringan bisa menggunakan dengan obat krim, gel, dan losion yang beredar bebas.

    Namun, jerawat yang parah biasanya perlu penanganan berikut ini.

    • Obat oles retinoid atau turunan vitamin A lainnya.
    • Antibiotik oles dan minum.
    • Asam salisilat dan azelaic acid.
    • Dapsone.
    • Isotretinoin bila pengobatan di atas tidak membuahkan hasil.
    • Terapi laser kulit.
    • Facial wajah untuk menghilangkan komedo. 
    • Suntikan steroid.

    Meskipun penampilan dan gejalanya amat mirip, rosasea dan jerawat adalah dua kondisi yang berbeda. Anda perlu memahami perbedaan keduanya agar tak salah mengobatinya. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan