backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Proses Penuaan Pada Pria dan Wanita Itu Berbeda, Lho. Apa Sebabnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/08/2022

    Proses Penuaan Pada Pria dan Wanita Itu Berbeda, Lho. Apa Sebabnya?

    Seiring bertambahnya umur, pria dan wanita pasti menyadari munculnya tanda-tanda penuaan pada tubuh mereka. Nah, tahukah Anda bila proses penuaan yang terjadi pada pria dan wanita itu berbeda? Bahkan, Anda bisa melihat perbedaanya penuaan yang terjadi pada keduanya. Namun, mengapa proses penuaan pria dan wanita berbeda? Lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

    Penyebab berbedanya proses penuaan pada pria dan wanita

    Penuaan akan terjadi ketika seseorang sudah melewati masa pubertas, yaitu kisaran usia 20 tahun. Wanita biasanya mengalami masa pubertas lebih dahulu, yaitu sekitar usia 10 sampai 14 tahun. Sementara pria, mengalami pubertas sekitar usia 12 sampai 16 tahun. Perbedaan waktu terjadinya masa pubertas memungkinkan wanita lebih dulu mengalami perubahan lebih lanjut hingga menjadi lansia.

    Setelah pubertas, hormon dalam akan terus berubah dan memengaruhi fungsi seksual. Salah satunya estrogen pada wanita. Pada saat menopause, yaitu sekitar usia 50 tahun, indung telur sudah berhenti memproduksi sel telur sekaligus hormon estrogen. Jadi, wanita yang sudah menopause sudah tidak akan mengalami menstruasi dan tidak bisa memiliki anak. Gejala menopause meliputi kelelahan, vagina kering, dan gairah seks menurun.

    Sementara pada pria, hormon testosteron yang mencegah penuaan berkurang secara lebih bertahap. Kadarnya turun sekitar satu persen setiap tahun setelah pria berusia 30 tahun. Fase penuaan seksual pada pria disebut dengan andropause. Gejalanya meliputi disfungsi ereksi (impoten) dan menurunnya gairah seks. Berbeda dengan wanita, pria yang sudah mengalami andropause tetap menghasilkan sel sperma sampai usia tua sehingga masih bisa memberikan keturunan.

    memanjakan lansia

    Perbedaan penuaan fisik pada pria dan wanita yang bisa Anda amati

    Perubahan hormon yang terjadi pada pria dan wanita itu berbeda, sehingga proses penuaan pada kedua jenis kelamin ini berbeda. Berikut perbedaannya secara lebih rinci.

    1. Wanita lebih dulu menunjukkan penuaan pada kulit

    Setelah menopause, hormon estrogen yang sudah tidak diproduksi lagi. Ini menyebabkan kulit kehilangan kolagen lebih banyak. Kolagen adalah protein yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah penuaan. Karena kehilangan kolagen, kulit menjadi keriput. Inilah sebabnya wanita lebih cepat menunjukkan keriput di wajah.

    Sementara pria masih terus memproduksi testosteron walaupun sudah mengalami andropause. Hormon tersebut menjaga kulit pria tetap kencang sehingga lebih lama untuk mengalami keriput. Selain itu, kulit pria juga memiliki kolagen yang lebih padat dan proses penuaan pada kulit terjadi lebih lambat.

    2. Pria lebih dulu kehilangan massa otot

    Dilansir dari Huffington Post, menurut National Institute of Health, kehilangan massa otot terjadi setelah usia 30 tahun. Pria yang mengalami penurunan testosteron setelah usia 30 tahun akan lebih dulu kehilangan massa otot. Hormon testosteron yang seharusnya menopang otot akan terus berkurang dan massa otot pun menjadi berkurang.

    Sementara itu, wanita akan mengalami kehilangan massa otot menjelang menopause terjadi, yaitu sekitar usia 50 tahun. Kehilangan massa otot menyebabkan berat tubuh mengalami penurunan. Ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

    3. Pria lebih dulu mengalami kebotakan

    Kerontokan rambut disebabkan oleh hormon, genetik, dan juga usia. Seiring bertambah usia, rambut kian lama kian menipis. Diperkirakan bahwa pria akan mengalami kerontokan rambut sampai ketika usia 40 sampai 50 tahun dan berakhir dengan kebotakan.

    Kerontokan juga dialami oleh wanita yang semakin tua, tapi kebotakan sangat jarang dialami. Biasanya rambut akan menjadi lebih tipis dan lebih lurus setelah mengalami menopause.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan