backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kecanduan (Addiction)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri Ā· General Practitioner Ā· Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji Ā· Tanggal diperbarui 24/07/2023

Kecanduan (Addiction)

Salah satu masalah kesehatan mental yang paling banyak terjadi ialah kecanduan. Masalah ini dapat menyerang segala kelompok usia, baik laki-laki maupun perempuan dengan status sosial apa pun.

Bentuk kecanduan pun begitu beragam, mulai dari ketagihan nikotin seperti yang dialami perokok hingga kecanduan bermainĀ gameĀ pada anak-anak dan remaja. Simak informasi berikut untuk mengetahui lebih lanjut seputar masalah kesehatan yang satu ini.

Apa itu kecanduan?

kecanduan belanja online

Kecanduan adalah ketidakmampuan psikologis dan fisik untuk berhenti mengonsumsi atau melakukan sesuatu meskipun hal tersebut dapat merugikan.

Kondisi yang disebut juga sebagai adiksiĀ ini menyebabkan gangguan kronis pada sistem otak orang-orang yang mengalaminya.

Mereka tidak dapat mengontrol bagaimana mereka menggunakan suatu zat atau melakukan suatu aktivitas. Lama-kelamaan, mereka menjadi bergantung padanya untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.

Ada banyak jenis kecanduan yang bisa menyerang seseorang. Berikut beberapaĀ  contoh yang paling umum.

  • Penggunaan narkoba.
  • Penggunaan opioid atau konsumsi benzodiazepin dalam pengobatan.
  • Berlebihan dalam minum alkohol (kecanduan alkohol).
  • Ketagihan nikotin dalam rokok.
  • Berlebihan dalam mengonsumsi makanan atau kecanduan makanan jenis tertentu.
  • Ketagihan main game.
  • Kecanduan berhubungan seks.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Kecanduan atau addiction adalah kondisi yang sangat umum. Tercatat kasus terbanyak adalah pengguna narkoba dan penyalahgunaan alkoholĀ sehingga penderitanya perlu menjalani rehabilitasi.

Tanda dan gejala kecanduan

Adiksi terjadi secara bertahap. Awalnya, seseorang akan mencoba-coba suatu zat atau aktivitas karena rasa ingin tahu.

Kemudian, penggunaan zat atau aktivitas yang dilakukan akan meningkat dengan alasan yang dibuat-buat.

Selanjutnya, mereka akan semakin sering menggunakan zat atau melakukan aktivitas tersebut dan mulai mengabaikan konsekuensinya.

Terakhir, sesuatu yang mereka inginkan ini akan digunakan atau dilakukan setiap hari meskipun terkadang mereka mengalami dampak negatifnya.

Sebagian besar tanda kecanduan berhubungan dengan gangguan kemampuan seseorang untuk mempertahankan kendali diri pada suatu hal.

Dalam beberapa kasus, mereka juga akan menunjukkan kurangnya kontrol, seperti menggunakan atau melakukan sesuatu lebih dari yang diinginkan.

Lebih jelasnya, berikut merupakan sejumlah tanda dan gejala yang ditunjukkan seseorang yang mengalami kacanduan.

  • Keinginan pada suatu zat atau aktivitas meningkat.
  • Tidak dapat menjauh atau menghindari aktivitas atau zat yang diinginkan.
  • Tidak mampu mengendalikan diri atas apa yang diingankan dan mengabaikan dampak buruk yang mungkin terjadi.
  • Buruk dalam menilai manfaat atau efek samping dalam menggunakan zat atau melakukan suatu aktivitas.
  • Ketika mengalami masalah terkait aktivitas atau penggunaan zat yang diinginkan, ia cenderung menyalahkan orang lain.
  • Sulit memahami perasaannya sendiri, tetapi cenderung menjadi seseorang lebih sensitif.
  • Mudah cemas, sedih, dan depresi, serta bereaksi berlebihan ketika merasa stres.
  • Kehilangan minat pada aktivitas lain yang dilakukan sehari-hari.
  • Susah tidur.
  • Sulit menjalin hubungan dengan orang lain dan menjalani pekerjaan.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami ciri-ciri ketagihan pada suatu zat atau aktivitas tertentu seperti yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter.
Biasanya, orang yang kecanduan tidak bisa mengamati sendiri perubahan yang dialaminya. Jadi, sebagai pasangan, keluarga, atau teman, Anda perlu mengajaknya ke dokter untuk mendapatkan perawatan.

Penyebab kecanduan

Penyebab utama dari kecanduan adalah perubahan yang terjadi pada otak.

Ketika mencoba suatu zat atau aktivitas tertentu, sebut saja mengonsumsi minuman keras atau merokok, beberapa orang mungkin akan menghindarinya.

Akan tetapi, ada juga yang justru menjadi ketagihan. Hal ini dipengaruhi oleh bagian lobus frontal otak yang memungkinkan seseorang untuk mengalami perasaan puas pada suatu hal.

Pada orang yang mengalami addiction, terjadi kerusakan pada lobus frontal, tepatnya pada korteks cingulate anterior dan nucleus accumbens.

Kedua bagian tersebut berhubungan dengan sensasi yang menyenangkan. Mereka meningkatkan respons seseorang saat terpapar zat dan perilaku yang menyebabkan ketagihan.

Penyebab kecanduan lainnya yang dipengaruhi otak adalah ketidakseimbangan kimiawi pada otak dan adanya penyakit mental, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.

Faktor risiko kecanduan

kecanduan

Meskipun penyebab kecanduan diketahui berasal dari perubahan pada otak, beberapa orang dengan faktor-faktor berikut lebih berisiko mengalami kondisi ini.

1. Genetik

Adiksi sering terjadi dalam keluarga. Itulah sebabnya genetik bisa menjadi salah satu faktor risikonya.

Menurut University of Utah, bentuk A1 (alel) dari gen reseptor dopamin DRD2 lebih sering ditemukan pada orang yang ketagihan alkohol, kokain, dan opioid.

Orang-orang dengan gen Per1 dan Per2 juga cenderung minum lebih banyak alkohol. Sementara itu, orang-orang yang memiliki bentuk gen tertentu dari CHRNA5 dua kali lebih berisiko mengalami ketergantungan pada nikotin.

2. Lingkungan

Kurangnya perhatian orangtua dan pergaulan yang kurang tepat bisa membuat remaja ingin memakai narkoba dan minum alkohol.

Ini juga bisa terjadi pada anak yang mengalami pelecehan seksual, yang menggunakan narkoba atau zat sejenisnya untuk mengalihkan emosi yang mereka rasakan.

3. Paparan dini dan faktor risiko lain

Paparan alkohol serta aktivitas tertentu, seperti menonton video porno atau bermain games pada anak, bisa membuat mereka jadi ketagihan.

Di samping itu, keberadaan penyakit mental seperti depresi bisa mendorong seseorang untuk minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang.

Komplikasi kecanduan

Kecanduan yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut.

  • Penyakit jantung, HIV/AIDS, dan kerusakan saraf.
  • Gangguan kecemasan, stres, dan depresi yang parah.
  • Kebangkrutan dalam usaha bisnis dan timbulnya banyak utang.
  • Rusaknya hubungan dengan pasangan, keluarga, dan orang-orang di sekitar.
  • Risiko mendekam di penjara

Diagnosis & pengobatan kecanduan

Guna menegakkan diagnosis kecanduan, dokter akan mengevaluasi gejala yang dialami pasien. Kemudian, dokter juga akan mempelajari riwayat kesehatan pasien dan keluarga.

Di samping itu, dokter juga akan bekerja sama dengan psikiater, psikolog, ahli obat dan konselor alkohol untuk menilai kondisi pasien.

Beberapa tes kesehatan, seperti tes darah dan tes urine, juga akan dilakukan jika kecanduan terkait dengan penggunaan zat tertentu.

Pengobatan kecanduan

psychological first aid

Semua jenis kecanduan bisa diobati. Perawatan akan difokuskan agar pasien berhenti mencari dan terlibat dalam hal yang membuat mereka ketagihan.

Biasanya, pengobatan yang diberikan merupakan kombinasi dari beberapa jenis terapi berikut ini.

  • Melakukan terapi pengobatan dari penyakit yang mendasari, seperti menerapkan perawatan untuk mengatasi depresi, menjalani pengobatan skizofrenia, dan mengikuti perawatan gangguan bipolar.
  • Mengikuti psikoterapi, yakni terapi bicara bersama seorang psikolog untuk memperbaiki pola pikir dan perilaku yang keliru.
  • Menjalani rehabilitasi di rumah sakit untuk mengurangi gejala kecanduan.

Perawatan kecanduan di rumah

Penderita adiksi akan kesulitan untuk mengendalikan diri terhadap sesuatu yang sangat mereka inginkan.

Oleh karena itu, pengobatan di rumah yang perlu ditekankan adalah peran keluarga serta pengasuh sebagai pendamping pasien selama pemulihan.

Jadi, selalu pastikan pengobatan pasien berjalan secara lancar dan rutin. Selain itu, awasi pasien agar menjauhi hal-hal yang membuat mereka ketagihan.

Pencegahan kecanduan

Cara mencegah kecanduan adalah dengan berhenti merokok atau membatasi aktivitas tertentu secara berlebihan dan berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan.

Pastikan Anda menggunakan obat-obatan di bawah pengawasan dokter. Jangan menggunakan obat keras, apalagi mengubah dosisnya, tanpa petunjuk dokter.

Selalu pastikan lingkungan bermain anak-anak Anda. Bekali mereka dengan pengetahuan untuk tidak minum alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang.

Untuk mencegah ketagihan main gameĀ pada anak-anak, batasi juga penggunaan gadget untuk mengakses media sosial atau beragam permainan.

Sebagai pelengkap, kuatkan hubungan dalam keluarga dan ciptakan keluarga yang hangat penuh kasih sayang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner Ā· Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji Ā· Tanggal diperbarui 24/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan