backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mata Sering Berkedip, Ketahui 7 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/09/2023

Mata Sering Berkedip, Ketahui 7 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Berkedip adalah salah satu refleks tubuh yang normal. Namun terkadang, ada beberapa orang yang memiliki mata sering berkedip lebih dari biasanya. Normalkah itu terjadi? Apa penyebabnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini. 

Normalkah mata sering berkedip?

Berkedip sebenarnya merupakan salah satu cara alami tubuh untuk membersihkan selaput lendir mata dan mengalirkan air mata ke permukaan mata agar jaringan tetap terlumasi dan sehat.

Selain itu, berkedip juga berguna untuk mencegah mata kering serta melindungi dari cahaya yang terlalu terang atau benda asing lainnya yang akan masuk ke mata.

Normalnya, mata orang dewasa akan berkedip sebanyak 14—17 kali per menit. Sementara bayi dan anak-anak normalnya hanya mengedipkan matanya dua kali per menit. 

Namun, orang dewasa maupun anak bisa berkedip berlebihan dari normalnya. Biasanya frekuensi mengedip ini dapat meningkat ketika sedang berbicara, gugup, kesakitan, atau terkena cahaya yang sangat terang. 

Namun dalam beberapa kasus lainnya, kedipan mata yang berlebihan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga serius yang membutuhkan penanganan dari dokter.

Beragam penyebab mata sering berkedip pada orang dewasa

obat iritasi mata

Seperti yang telah dijelaskan di atas, normalnya orang dewasa akan berkedip sebanyak 14—17 kali per menit.

Saat berkedip lebih dari jumlah normalnya, ada banyak hal yang dapat dikaitkan dengan kondisi ini. Berikut adalah berbagai penyebab mata sering berkedip.  

1. Iritasi mata 

Salah satu penyebab kenapa mata sering berkedip adalah iritasi mata.

Ketika mata terpapar iritan, seperti debu, asap, atau zat kimia, yang dapat mengiritasi mata, sistem saraf mata akan merespons dengan meningkatkan frekuensi mengedip. 

Dengan meningkatkan frekuensi berkedip, benda asing atau partikel yang mungkin telah masuk dalam permukaan mata dapat keluar. 

Saat mengalami iritasi mata, gejala lainnya juga akan muncul, seperti mata kering, mata berair, kemerahan atau bengkak, serta rasa gatal. 

2. Alergi 

Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh saat terdapat alergen yang masuk ke dalam tubuh.

Ada beberapa pemicu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami alergi, misalnya makanan, debu, obat, udara dingin, hingga serbuk sari. 

Ketika terpapar alergen, tubuh dapat menunjukan responsnya dengan berbagai cara, salah satunya adalah berkedip secara berlebihan. 

Selain berkedip secara berlebihan, alergi juga dapat menyebabkan gejala lainnya, seperti mata berair, mata merah, bersin, hingga hidung gatal. 

3. Mata kering 

Penyebab kenapa mata sering berkedip lainnya, yaitu mata kering.

Kedipan mata yang berlebihan ini merupakan respons alami tubuh untuk mencoba mengatasi ketidaknyamanan pada permukaan mata agar dapat memberikan efek “kelegaan”. 

Dengan meningkatnya frekuensi berkedip ini, air mata akan mengalir ke permukaan mata sehingga mata tetap lembap dan terlumasi kembali. 

4. Mata lelah 

Mata sering berkedip juga bisa disebabkan oleh mata lelah atau mata tegang.

Kondisi ini dapat meningkatkan frekuensi mata untuk berkedip karena upaya tubuh untuk meredakan kelelahan dan ketidaknyamanan tersebut. 

Mata tegang biasanya terjadi karena seseorang terlalu lama menghabiskan waktu dengan gadget, seperti handphone atau laptop. 

5. Kurang tidur

Dilansir dari American Academy of Sleep Medicine, orang dewasa membutuhkan waktu tidur minimal 7 jam per harinya.

Tidak mencukupi waktu tidur dapat menurunkan konsentrasi dan kewaspadaan.

Ini tentunya menyebabkan mata sulit untuk mempertahankan fokusnya dan akhirnya berkedip secara berlebihan, sebagai reaksi alami terhadap kelelahan. 

6. Blefarospasme 

Blefarospasme adalah kondisi yang terjadi akibat kejang otot di area sekitar mata.

Ini mengakibatkan frekuensi berkedip berlebihan atau tidak terkendali. Blefarospasme dapat memengaruhi salah satu mata atau bahkan dua mata sekaligus. 

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya blefarospasme, di antaranya faktor genetik, cedera pada mata, hingga penyakit, seperti penyakit Wilson, penyakit Parkinson, dan tardive dyskinesia

7. Bell’s palsy 

Bell’s palsy merupakan kondisi neurologis yang mengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot wajah.

Kondisi ini terjadi akibat peradangan pada saraf wajah, tepatnya saraf fasial. 

Ketika saraf fasial terganggu, otot-otot area wajah, termasuk kelopak mata, terpengaruh dan akhirnya mengakibatkan gangguan dalam gerakan kelopak mata atau berkedip secara berulang. 

Cara mengatasi mata sering berkedip pada orang dewasa

mata sakit saat berkedip

Pada dasarnya, cara untuk menyembuhkan mata yang sering berkedip perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. 

Bila kedipan ini terjadi karena kondisi medis yang ringan, misalnya iritasi, mata lelah, mata kering, dan alergi, Anda bisa mengatasinya dengan cara berikut. 

  • Menghindari penyebab iritasi mata.
  • Kompres dengan air hangat untuk meredakan mata yang terinfeksi atau teriritasi.
  • Gunakan dengan obat tetes mata.
  • Hindari penggunaan gadget yang terlalu lama.
  • Cukupi waktu tidur, setidaknya 7 jam per harinya.
  • Lakukan latihan pergerakan mata.

Namun, bila penyebabnya adalah kondisi neurologis, seperti bell’s palsy atau blefarospasme, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis pengobatan yang tepat. 

Kapan harus pergi ke dokter?

Bila Anda mengalami mata sering berkedip yang disertai dengan gejala lain, seperti mata merah, berair, nyeri, atau bengkak, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter. Nantinya, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan lengkap guna mencari tahu penyebab yang mendasari terjadinya mata sering berkedip.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan