backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Awas! Jika Tidak Diobati, Herpes Zoster Dapat Mengakibatkan Stroke

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh dr. Hendry Wijaya · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    Awas! Jika Tidak Diobati, Herpes Zoster Dapat Mengakibatkan Stroke

    Penyakit herpes zoster biasa menyerang seseorang yang sudah pernah terkena cacar air sebelumnya. Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang mengarah ke herpes zoster, segeralah ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Menurut penelitian terbaru, jika herpes zoster tidak diobati dengan baik, komplikasinya bisa meningkatkan risiko Anda terkena stroke iskemik dan serangan jantung. Berikut penjelasannya.

    Sekilas tentang penyakit herpes zoster

    Herpes zoster (shingles; cacar ular) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster.

    Gejalanya berupa kemunculan lenting-lenting berisi cairan yang terasa nyeri, berkumpul membentuk suatu area kecil di permukaan kulit alias mirip cacar air.

    Bedanya, kumpulan lenting ciri penyakit herpes zoster hanya terpusat di salah satu sisi wajah atau tubuh.

    Herpes zoster terjadi ketika virus yang menyebabkan cacar air menjadi aktif kembali di tubuh Anda.

    Setelah Anda sembuh dari cacar air, virus tersebut akan tetap berada di dalam tubuh Anda dalam keadaan “tidur” alias tidak aktif.

    Namun, pada beberapa orang, khusunya yang memiliki sistem imun lemah, virus ini bisa aktif kembali. Beberapa obat juga dapat memicu virus untuk aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

    Kebanyakan orang yang menderita herpes zoster akan sembuh dan tidak akan terkena lagi, tetapi tetap ada kemungkinan untuk terkena herpes zoster lebih dari satu kali.

    Herpes zoster yang tidak diobati dengan baik dapat meningkatkan risiko stroke

    Sebuah penelitian di Inggris mencoba mencari tahu kaitan antara komplikasi penyakit herpes zoster dan risiko stroke serta serangan jantung.

    Peneliti mengumpulkan data dari 42.954 partisipan yang terdiagnosis herpes zoster dan stroke iskemik, serta 24.237 partisipan yang terdiagnosis herpes zoster dan serangan jantung.

    Setelah itu, mereka menghitung besarnya risiko terkena stroke atau serangan jantung dalam waktu 12 bulan setelah terdiagnosis herpes zoster.

    Peneliti menemukan bahwa orang yang terdiagnosis dengan herpes zoster memiliki peningkatan risiko sebanyak 2,4 kali lebih tinggi untuk terkena stroke iskemik dan 1,7 kali lebih tinggi untuk terkena serangan jantung dalam waktu satu minggu setelah terkena herpes zoster.

    Tetapi risiko ini akan berkurang secara bertahap setelah waktu enam bulan dari diagnosis herpes zoster.

    Angka kejadian stroke iskemik dan serangan jantung tidak berbeda pada individu yang sudah divaksin herpes zoster ataupun belum.

    Bagaimana herpes zoster dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung?

    Di dalam tubuh, virus varicella zoster menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan saraf.

    Peradangan pada pembuluh darah dapat menyebabkan penggumpalan darah sehingga mungkin menyebabkan stroke atau serangan jantung.

    Peradangan pada saraf dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat, yang disebut dengan neuralgia pasca herpetika.

    Apa yang harus dilakukan apabila terkena herpes zoster?

    Peneliti menemukan bahwa penyakit herpes zoster yang ditangani secepat mungkin dengan obat antiviral oral dapat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung secara dramatis.

    Pasien herpes zoster yang tidak diobati dengan antivirus memiliki hampir dua kali lipat risiko stroke lebih besar dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pengobatan.

    Peneliti menyarankan orang-orang yang terkena herpes zoster untuk berkonsultasi dengan dokter mereka tentang pengobatan antiviral.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga merekomendasikan agar setiap orang berusia 60 tahun atau lebih untuk mendapatkan vaksin herpes zoster sehingga risiko stroke atau serangan jantung dapat dicegah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh dr. Hendry Wijaya · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan