backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyakit Parkinson, Berbahaya Tidak, Ya?

Ditulis oleh dr. Zicky Yombana, Sp.S · Neurologi · RS Brawijaya Saharjo


Tanggal diperbarui 08/01/2021

    Penyakit Parkinson, Berbahaya Tidak, Ya?

    Salah satu penyakit yang berkaitan dengan saraf adalah penyakit Parkinson. Penyakit ini mungkin lebih sering ditemukan pada lansia. Namun, tahukah Anda jika penyakit ini bisa menyerang siapa saja di usia berapapun? Lalu apakah Parkinson adalah penyakit yang berbahaya?  Simak penjelasan saya berikut ini.

    Mengenal lebih ‘dekat’ dengan parkinson, salah satu penyakit kelainan saraf

    Parkinson adalah penyakit kelainan saraf yang sifatnya progresif. Artinya, penyakit ini akan berkembang dan menjadi semakin berat seiring berjalannya waktu. Biasanya, saat penderita Parkinson bertambah usia, bertambah pula tingkat perburukan dari penyakit Parkinson yang dideritanya.

    Parkinson sering kali dianggap penyakit yang berbahaya. Tetapi, penyakit ini pada prinsipnya disebabkan oleh satu hal. Penyebab dari penyakit Parkinson adalah terjadinya ketidak seimbangan zat kimia pada otak, yaitu jumlah dopamin yang lebih rendah dibandingkan asetilkolin.

    Normalnya, jumlah dopamin dan asetilkolin di dalam otak adalah sama atau seimbang. Namun, pada penderita Parkinson, jumlah dopamin lebih rendah dibanding asetilkolin, sehingga terjadi ketidak seimbangan yang menjadi pemicu dari penyakit ini.

    Parkinson biasanya ditandai dengan sekumpulan gejala yang disebut dengan TRAP. TRAP adalah singkatan dari tremor atau tangan gemetar, rigiditas atau kekakuan, akinesia atau gerakan melambat, dan postural imbalance atau kehilangan keseimbangan.

    Namun, bukan berarti jika seseorang mengalami salah satu dari gejala tersebut, orang tersebut sudah pasti mengalami Parkinson, yaitu penyakit yang dianggap bahaya ini. Pasalnya, jika gejala-gejala tersebut muncul bukan karena adanya ketidak seimbangan, maka tidak bisa disebut sebagai penyakit Parkinson.

    Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terserang penyakit parkinson

    Hingga saat ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa Parkinson adalah penyakit keturunan. Maka, saat seseorang menderita penyakit yang dianggap berbahaya ini, belum tentu keturunannya akan mengalami penyakit Parkinson juga.

    Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, kadar dopamin pada otak memang menjadi satu-satunya pemicu timbulnya Parkinson. Namun, kadar dopamin yang lebih rendah dari takaran normalnya dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kondisi substantia nigra, yaitu otak bagian tengah tempat dopamin diproduksi. Jika substantia nigra rusak, maka produksi dopamin akan terganggu.

    Kerusakan substantia nigra bisa terjadi karena beberapa hal berikut.

    • Bawaan lahir, atau otak bagian tengah tidak berkembang dengan baik.
    • Terjadi benturan di bagian kepala dan menyerang substantia nigra.
    • Stroke. Biasanya, kondisi pasca stroke menyebabkan gangguan aliran darah, sehingga pembuluh darah di bagian otak terganggu hingga merusak otak bagian tengah atau substantia nigra.

    Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penyakit Parkinson juga bisa menjadi akibat dari penyakit lain yang menyebabkan kerusakan substantia nigra. Jika seseorang sudah terserang penyakit ini, Parkinson yang disebut sebagai penyakit aging ini akan berkembang seiring bertambahnya usia penderita.

    Selain itu, ada juga pengaruh gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini. Seringnya terpapar polusi, kebiasaan merokok dan makan makanan sembarangan dapat menyebabkan seseorang terpapar radikal bebas yang cukup tinggi, sehingga risiko terjadinya kerusakan otak pun meningkat. Kerusakan otak bisa terjadi pada bagian substantia nigra, sehingga kemungkinan adanya masalah produksi dopamin pun juga ikut meningkat.

    Itulah sebabnya, lebih baik menjalani pola hidup sehat dan menghindari gaya hidup yang kurang sehat. Lalu, apakah penyakit Parkinson adalah penyakit yang berbahaya?

    Parkinson termasuk penyakit yang berbahaya

    Parkinson adalah penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi saat seseorang sudah menurun kualitas hidupnya, maka ia tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dilakukan orang pada umumnya.

    Misalnya, saat sehat, penderita bisa mengancingkan pakaiannnya sendiri. Sementara, saat terserang penyakit Parkinson, penderita bahkan kesulitan untuk melakukan hal tersebut. Padahal, mengancingkan pakaian bukan perkara yang sulit. Apalagi jika dibandingkan dengan kegiatan sehari-hari lainnya seperti memasak dan lain sebagainya.

    Oleh sebab itu, Parkinson mungkin bisa dianggap berbahaya karena dapat berkembang seiring berjalannya waktu, dan perlahan-lahan ‘menggerogoti’ hidup penderitanya. Dalam arti, sedikit demi sedikit, penyakit ini akan semakin menghambat aktivitas hidup penderitanya. Karena penyakit ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan, maka penderita Parkinson mau tidak mau akan mengalami penurunan kualitas hidup ini.

    Selain itu, penyakit yang dianggap berbahaya ini juga bisa menyebabkan penyakit lain yaitu dementia Parkinson. Saat seseorang sudah menderita dementia Parkinson, maka tidak hanya gerak tubuhnya saja yang mengalami perubahan, namun juga menyerang memori dan menyebabkan adanya perubahan perilaku dan emosi.

    Metode pengobatan penyakit parkinson yang bisa digunakan untuk menghambat perkembangannya

    Meski Parkinson termasuk berbahaya karena tidak bisa disembuhkan dengan total, penyakit ini bisa dihambat dengan berbagai cara. Salah satunya adalah penggunaan obat-obatan. Fungsi obat-obatan ini memang bukan untuk menyembuhkan melainkan untuk menghambat perkembangannya saja. Obat-obatan yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

    • Agonis dopamine, yaitu jenis obat-obatan yang merangsang produksi dopamin di dalam otak.
    • Levodopa, yaitu obat yang mengandung dopamin itu sendiri
    • Obat kombinasi, yaitu kombinasi antara dopamin dengan zat lain yang dapat mencegah pemecahan dopamin sebelum sampai di otak. Zat-zat tersebut termasuk entakalpon dan benserazide yang biasanya digunakan dengan cara dicampur dengan dopamin dalam satu obat.
    • Anti oksidan dosis tinggi

    Sementara, ada obat-obatan lain yang digunakan untuk mengatasi gejala TRAP. Biasanya, penggunaan obat ini disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh masing-masing orang. Fungsi obat simtomatis ini juga untuk menghentikan masing-masing gejala.

    Selain obat-obatan, ada pula metode pengobatan lain yang bisa dilakukan untuk menghambat Parkinson, penyakit yang bisa dianggap berbahaya ini. Metode ini disebut deep brain stimulator. Metode ini adalah sebuah prosedur operasi, di mana dalam otak penderita ditanamkan alat yang berfungsi untuk menstimulasi pembentukan dopamin dalam otak.

    Kegiatan olahraga juga bisa dilakukan untuk membantu mengatasi gejala-gejala yang dialami oleh penderita Parkinson, seperti mencegah kekakuan, mencegah gerakan lambat, atau membantu mengatasi tremor. Namun, penderita hanya boleh melakukan kegiatan olahraga semampunya saja.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. Zicky Yombana, Sp.S

    Neurologi · RS Brawijaya Saharjo


    Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan