backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Otot Kedutan Termasuk Gejala Multiple Sclerosis?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 10/12/2021

    Apakah Otot Kedutan Termasuk Gejala Multiple Sclerosis?

    Hampir setiap orang pernah mengalami otot kedutan. Biasanya, ini disebabkan oleh stres, dehidrasi, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu. Meski begitu, otot kedutan juga bisa menjadi gejala dari suatu penyakit saraf. Lalu, apakah multiple sclerosis (MS) merupakan salah satu penyebab otot kedutan?

    Apa itu multiple sclerosis?

    Multiple sclerosis (MS) termasuk sebagai penyakit autoimun. Ini adalah suatu kondisi ketika imunitas tubuh menyerang dirinya sendiri secara tidak sengaja.

    Pada penderita MS, sistem kekebalan tubuh menyerang myelin, yaitu protein dan zat lemak yang mengelilingi dan melindungi serabut saraf.

    Kondisi ini menyebabkan myelin rusak sehingga membentuk jaringan parut yang disebut sklerosis di banyak area.

    Adapun kerusakan pada myelin di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan serabut saraf lainnya dapat mengganggu transmisi sinyal antara organ-organ vital tersebut dengan bagian tubuh lain.

    Kerusakan pada saraf ini dapat berlangsung permanen. Alhasil, berbagai gejala terkait MS muncul.

    Meski demikian, gejala yang muncul bisa bervariasi pada setiap orang, tergantung di mana dan kapan kerusakan terjadi.

    Kenapa otot bisa kedutan?

    fungsi tulang pergelangan tangan

    Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai otot kedutan sebagai gejala multiple sclerosis (MS), Anda perlu memahami dulu mengapa kondisi ini bisa terjadi.

    Secara umum, otot kedutan terjadi ketika ada kerusakan atau rangsangan berlebih pada sel saraf motorik.

    Normalnya, otak sebagai pusat komando mengirimkan sinyal melalui sel saraf motorik ke otot untuk mengontrol gerakan.

    Namun, ketika ada kerusakan atau rangsangan berlebih pada sel saraf motorik, otot tidak menerima sinyal motorik sebagaimana mestinya.

    Akibatnya, otot mulai bergerak secara berulang dan tidak berkendali atau yang disebut dengan kedutan. Adapun otot kedutan biasanya terjadi di wajah (terutama kedutan kelopak mata), lengan, tungkai, tangan, atau kaki.

    Apakah otot kedutan merupakan gejala MS?

    Ya, bisa dibilang, otot kedutan atau gerakan otot yang tak disengaja dan tak terkendali merupakan salah satu dari gejala multiple sclerosis.

    Meski begitu, tidak semua otot kedutan merupakan gejala dari penyakit ini. Apa maksudnya? Begini, yang perlu Anda pahami, otot kedutan memiliki tiga bentuk, yaitu fasikulasi, spasme, dan clonus.

    Fasikulasi adalah jenis otot kedutan yang tidak berkaitan dengan multiple sclerosis, sedangkan spasme dan clonus kemungkinan berhubungan dengan penyakit tersebut.

    Lalu, apa beda antara ketiganya? Fasikulasi adalah gerakan otot yang tidak terkendali akibat adanya gangguan pada sel saraf motorik bawah.

    Saraf motorik bawah itu sendiri bertugas mengirim sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot.

    Fasikulasi adalah gejala dari penyakit saraf yang memengaruhi saraf motorik bawah, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Selain itu, fasikulasi juga merupakan gejala dari sindrom pascapolio dan atrofi otot.

    Multiple sclerosis jarang memengaruhi neuron motorik bawah. Itulah sebabnya fasikulasi bukan salah satu gejala dari multiple sclerosis.

    Namun, multiple sclerosis stadium lanjut kadang dapat memengaruhi neuron motorik bawah sehingga menyebabkan fasikulasi, meski hal ini jarang terjadi.

    Sementara itu, otot kedutan spasme (spastisitas) dan clonus merupakan gejala umum dari multiple sclerosis.

    Spasme terjadi ketika ada gangguan sinyal antara saraf motorik atas dan bawah sehingga otot tungkai menjadi kaku. Tungkai kaki atau tangan jadi lebih sulit digerakkan, gerakannya pun melambat.

    Spastisitas juga menyebabkan respon sentakan lutut dan pergelangan kaki jadi terlalu aktif. Seiring waktu, kemampuan untuk mengendalikan gerakan dapat hilang.

    Mirip dengan spastisitas, clonus juga menyebabkan gerakan otot yang tersentak-sentak. Misalnya ketika dokter mengetuk lutut Anda untuk mengamati respon lutut terhadap rangsangan, lutut akan dapat menunjukkan respon yang cepat.

    Dalam beberapa kasus yang lebih parah, clonus dapat menyebabkan otot jadi lebih hiperaktif, yaitu dengan bergetar secara berirama dan tidak terkendali.

    Gejala multiple sclerosis lainnya

    multiple sclerosis

    Meski Anda mengalami otot kedutan, bukan berarti Anda sudah pasti menderita multiple sclerosis. Pasalnya, otot yang berkedut juga bisa terjadi akibat kondisi lainnya.

    Seperti penjelasan sebelumnya, otot kedutan bisa terjadi akibat stres, kurang tidur, konsumsi kafein berlebihan, dehidrasi, kekurangan nutrisi, atau efek samping obat-obatan.

    Lalu, bagaimana memastikan jika otot kedutan yang Anda alami merupakan gejala dari MS?

    Berkonsultasi dengan dokter merupakan tindakan paling tepat untuk mengetahui secara pasti apakah gejala yang Anda alami terkait dengan penyakit saraf tertentu.

    Namun, pastikan bahwa gejala yang Anda alami semakin memburuk dan memang telah berlangsung lama, seperti berbulan-bulan atau bahkan tahunan, serta sering kambuh tanpa pemicu yang jelas.

    Perhatikan pula jika ada gejala multiple sclerosis lainnya yang muncul. Merangkum laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa gejala dari multiple sclerosis.

    • Mati rasa atau lemah pada satu sisi tubuh.
    • Sensasi seperti tersengat listrik yang terjadi dengan gerakan leher tertentu.
    • Tremor, kurang koordinasi, atau goyah saat berjalan.
    • Masalah penglihatan, seperti penglihatan buram, penglihatan ganda dan nyeri ketika mata digerakkan.
    • Bicara cadel.
    • Kelelahan.
    • Pusing.
    • Kesemutan atau nyeri pada salah satu anggota tubuh.
    • Masalah dengan fungsi seksual, usus, dan kandung kemih.

    Oleh karena itu, bila Anda mengalami kedutan disertai tanda-tanda di atas yang berlangsung lama, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 10/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan