backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Mitos Tentang Makanan Bebas Gluten yang Sebenarnya Salah Besar

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    4 Mitos Tentang Makanan Bebas Gluten yang Sebenarnya Salah Besar

    Entah karena sekadar mengikuti tren atau karena memang perlu atas dasar kesehatan, Anda mungkin ingin menjalani diet glutenfree. Sayangnya, masih banyak mitos terkait makanan bebas gluten yang beredar luas di masyarakat. Lantas, bagaimana kebenarannya?

    Berbagai mitos terkait makanan bebas gluten yang meragukan

    Biasanya, produk makanan bebas gluten dicari oleh orang-orang yang memiliki penyakit Celiac atau intoleransi gluten. Namun, ada juga yang mengonsumsi makanan bebas gluten sebagai upaya menurunkan berat badan.

    Sebelum terjun lebih lanjut ke dalam diet baru ini, ketahui dulu mitos-mitos yang beredar soal makanan bebas gluten agar Anda tidak terperangkap tipu daya. Yuk, cari tahu lebih lanjut!

    Mitos 1: Diet bebas gluten sama dengan tidak makan karbohidrat

    jenis karbohidrat yang sehat

    Gluten adalah jenis protein yang ada di dalam kelompok serealia dan biji-bijian, seperti gandum dan jali (barley). Namun, tidak semua sumber makanan berkarbohidrat mengandung gluten. Maka dari itu, diet bebas gluten tentu tidak sama artinya dengan pantang makan karbohidrat sama sekali.

    Anda masih bisa makan kentang, ubi jalar, labu, dan kacang polong yang bebas gluten tapi tetap mencukupi kebutuhan karbohidrat Anda. merupakan beberapa sumber karbohidrat bebas dari gluten.

    Jadi, Anda tidak perlu repot-repot menjauhi semua sumber karbohidrat saat berdiet bebas gluten. Sebaliknya, makanan-makanan tersebut justru bisa membantu memenuhi kebutuhan protein, serat, antioksidan, mineral, hingga vitamin untuk tubuh Anda.

    Mitos 2: “Gluten-free’ pada label makanan benar-benar nol gluten

    zat aditif pada makanan

    Produk yang mencatut “gluten-free’ pada label kemasannya belum tentu benar-benar 0% gluten. Nyatanya tidak demikian. Meski diklaim bebas gluten, makanan tersebut masih mengandung gluten dalam jumlah yang sangat sedikit.

    Sebaiknya, baca kembali label informasi gizi makanan dengan lebih teliti sebelum memutuskan membeli produk bebas gluten.

    Mitos 3: Produk makanan bebas gluten tidak mengandung bahan dasar dari gandum

    bahaya gluten

    Produk makanan bebas gluten idealnya tidak boleh mengandung gandum asli, tapi beberapa bisa saja mengandung olahan dari gandum — contohnya tepung gandum, wheat grass, atau barley grass.

    Bahkan, beberapa makanan juga dapat memiliki kandungan gluten yang tersembunyi. Misalnya dari etanol, yakni alkohol yang terbuat dari biji-bijian gluten; dan maltodekstrin, yang kebanyakan berasal dari sumber gandum. Lagi-lagi, kandungan olahan gluten ini memang berjumlah sangat sedikit

    Meskipun bahan-bahan ini dianggap bebas gluten, tapi masih bisa menimbulkan reaksi pada beberapa orang dengan intoleransi gluten.

    Mitos 4: Mengindari makanan dengan gluten membuat Anda jauh lebih sehat

    diet bebas gluten

    Diet bebas gluten sengaja ditujukan bagi orang-orang yang memiliki penyakit Celiac atau intoleransi gluten karena tubuh mereka tidak dapat mencerna gluten yang ada dalam makanan. Sebuah penelitian pernah menyatakan bahwa sebanyak 35 persen orang dengan penyakit Celiac yang menjalani dieet ini memiliki sistem pencernaan yang lebih sehat dan bekerja efektif.

    Maka sebenarnya, produk bebas gluten bukan berarti lebih sehat untuk Anda yang tidak memiliki kedua kondisi tersebut. Pasalnya, produk bebas gluten mengandung serat yang lebih sedikit sehingga tidak membantu menurunkan berat badan Anda apalagi menjaga kesehatan pencernaan Anda. Belum ada bukti kuat kalau makan makanan bebas gluten bisa memperbaiki kesehatan pencernaan orang-orang yang tidak memiliki kedua kondisi di atas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan