backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Mengulik Fakta di Balik Mitos Menstruasi di Masyarakat

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/04/2021

    Mengulik Fakta di Balik Mitos Menstruasi di Masyarakat

    Mitos menstruasi sudah sering kita dengar sejak jaman dahulu. Hingga saat ini, banyak perempuan di Indonesia yang percaya pada mitos-mitos tersebut. Namun, apakah itu semua benar? Yuk, temukan kebenarannya di sini ya!

    Mitos-mitos menstruasi yang tidak terbukti kebenarannya

    mengatasi menstruasi tidak teratur

    1. Anggapan bahwa menstruasi adalah cara tubuh membersihkan diri

    Darah haid seringkali dibilang sebagai “darah kotor’, sehingga haid dianggap sebagai cara bagi tubuh untuk ‘membersihkan’ diri sendiri setiap bulan. 

    Sekilas, pernyataan ini begitu sangat ilmiah, namun menurut Maria Sophocles, M.D dokter kebidanan dan kandungan dari Penn Medicine Princeton mengatakan jika dilihat secara teori, anggapan tersebut adalah salah.

    Menstruasi menandai akhir dari rutinitas bulanan rahim, di mana lapisan jaringan rahim tumbuh sebagai persiapan akan kehadiran embrio.

    Nah, jika tidak ada embrio yang hadir, jaringan ini akan luruh bersama darah. Hal inilah yang disebut dengan menstruasi.

    2. Mitos minum air dingin menunda datangnya menstruasi

    Banyak orang percaya jika mengonsumsi minuman dingin saat haid akan menunda datangnya si tamu bulanan, karena darah haid akan membeku “kedinginan’ dan dinding rahim mengeras. 

    Faktanya, minuman dingin tidak berpengaruh apapun pada kelancaran atau terhambatnya menstruasi seseorang.

    Hal ini karena haid berhubungan dengan sistem reproduksi wanita, sedangkan minum dan makan berhubungan dengan sistem pencernaan

    Sistem pencernaan dan sistem reproduksi memiliki saluran yang terpisah. Sehingga secara medis, tidak benar bahwa suhu dingin dari air yang diminum dapat membekukan darah dan menyebabkan haid tidak lancar.

    Perlu diketahui jika pada dasarnya ada tiga penyebab yang membuat menstruasi seseorang tidak lancar, yaitu:

    • masalah pada dinding rahim, 
    • masalah hormonal dari indung telur sehingga tidak haid, dan
    • masalah non-hormonal seperti stres, olahraga yang berlebihan dan lain sebagainya.

    3. Mitos dilarang keramas saat haid

    Selain dilarang minum dingin, mitos seputar haid lainnya adalah tidak boleh keramas saat menstruasi. Sekalipun ingin keramas, lebih baik menggunakan air hangat daripada air dingin. 

    Mitos itu beredar karena adanya kepercayaan jika sedang menstruasi, pori-pori kulit kepala akan terbuka lebar sehingga rentan mengalami sakit kepala. 

    Faktanya, menstruasi tidak berkaitan dengan seseorang perlu keramas atau tidak. Tidak dipungkiri jika selama menstruasi wanita memang akan merasakan hal-hal yang tidak nyaman seperti sakit kepala. 

    Namun, sakit kepala tersebut berkaitan dengan premenstrual syndrome (PMS), bukan disebabkan oleh keramas.

    Keramas justru dibutuhkan untuk menjaga kebersihan organ tubuh. Kalau rambut bersih dan wangi, Anda tentu juga lebih nyaman dan percaya diri, bukan?

    4. Minum soda mempercepat menstruasi

    Mitos menstruasi yang satu ini pada dasarnya sama dengan soal larangan minum air dingin saat menstruasi.

    Jadi, mitos soal minum soda bisa memperlancar menstruasi sampai saat ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

    Makanan dan minuman yang Anda konsumsi tidak mempengaruhi jalannya menstruasi menjadi lebih cepat atau lebih lambat.

    Hal ini karena pada dasarnya makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang akan berjalan masuk ke lambung dan usus. 

    Sementara menstruasi terjadi di rahim atau saluran reproduksi. Jadi, tidak ada hubungannya antara lambung dengan saluran reproduksi.

    5. Mitos siklus haid harus 28 hari

    Pertama-tama, penting untuk dipahami bahwa siklus menstruasi setiap wanita tidak selalu sama. Itu sebabnya, tidak semua wanita mempunyai siklus menstruasi selama 28 hari. 

    Jadi, Anda tidak perlu khawatir kalau siklus menstruasi Anda lebih pendek atau lebih panjang dari 28 hari.

    Pasalnya, wanita memiliki siklus menstruasi berkisar dari 21-35 hari. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya, naik turunnya berat badan, kegiatan yang sedang dijalani, stres, pengobatan, dan lainnya. 

    Tidak hanya itu, seiring dengan bertambahnya usia, siklus menstruasi bagi sebagian wanita akan berubah, dan mungkin mengalami berbagai gangguan menstruasi.

    menstruasi atau haid

    6. Tidak boleh berenang saat menstruasi

    Saat menstruasi, seseorang mungkin akan memilih untuk tidak berenang. Selain takut karena warna air kolam yang dapat berubah jadi merah, banyak anggapan bahwa tekanan air pada kolam renang dapat menghentikan siklus menstruasi. 

    Padahal, berenang tidak akan menyebabkan apapun pada seseorang yang sedang menstruasi.

    Seseorang yang biasanya memilih untuk tidak berenang pada dasarnya karena rasa kurang nyaman. Namun, hal itu bukanlah persoalan besar yang harus diributkan.

    Adapun untuk mencegah air kolam menjadi merah akibat rembesan darah haid, Anda dapat menggunakan tampon atau menstrual cup saat hendak berenang.

    Solusi lainnya, pilihlah waktu berenang di saat darah haid sudah tidak banyak.

    7. Tidak boleh minum obat saat menstruasi

    Banyak yang beranggapan bahwa minum obat saat menstruasi dapat menyebabkan darah haid tersumbat dan menyebabkan kemandulan. 

    Padahal faktanya, seorang wanita boleh saja mengonsumsi obat-obatan tertentu. Sebagai contoh obat pereda rasa nyeri jika rasa nyeri haid sangat mengganggu aktivitas.

    Selain itu, saat haid Anda juga diperbolehkan meminum suplemen penambah darah jika merasakan lemas.

    Wanita haid juga boleh meneruskan minum obat-obatan yang rutin dia konsumsi, misalnya obat untuk mengontrol tekanan darah, dan lain-lain.

    8. Mitos tidak boleh olahraga saat menstruasi

    Sebagian orang juga beranggapan bahwa wanita yang sedang haid tidak boleh berolahraga. Alasannya adalah jika berolahraga saat haid dapat membuat wanita lemas.

    Padahal olahraga ringan seperti berjalan kaki, senam, yoga, dan bersepeda justru dianjurkan untuk meredakan rasa kram di perut.

    Melansir dari Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, rutin melakukan senam aerobik dapat membantu mengatasi gejala-gejala PMS seperti nyeri pada perut.

    Namun, yang Anda perlu perhatikan adalah hindari melakukan olahraga berat seperti angkat beban, bermain bola basket dan lain-lain.

    Selain itu, pastikan pula Anda mengonsumsi air putih dengan cukup dan tidak berolahraga dengan durasi yang lama agar Anda tidak kelelahan dan dehidrasi.

    9. Dilarang berhubungan seks saat menstruasi

    Banyak orang yang beranggapan jika melakukan hubungan seks saat haid adalah hal yang tabu, menjijikan atau bahkan terkesan kotor. 

    Padahal, menurut beberapa ahli di antara  manfaat seks saat menstruasi adalah membantu meringankan kram perut. 

    Hal ini dikarenakan gairah seksual dan orgasme melibatkan kontraksi otot dan pelepasan yang dapat membuat kram perut jadi lebih baik. Tidak hanya itu, darah haid juga bisa menjadi pelumas alami.

    Meski begitu, perlu dipahami jika berhubungan seks saat datang bulan haruslah dibicarakan terlebih dahulu dengan pasangan Anda.

    Pasalnya, preferensi dan kebutuhan seksual setiap orang berbeda-beda. Jika Anda dan pasangan merasakan nyaman dengan ide berhubungan seks saat menstruasi, maka lakukanlah. 

    Namun, penting untuk tetap melakukan seks yang aman saat Anda sedang menstruasi untuk mengurangi risiko terkena infeksi ataupun menularkan penyakit kelamin.

    10. Mitos menstrual synchrony

    Menstrual synchrony disebut juga dengan McClintock effect adalah salah satu mitos menstruasi yang cukup terkenal di dunia internasional.

    Melansir dari Human Reproduction Journal dari Oxford, menstrual synchrony adalah anggapan bahwa ketika seorang wanita berinteraksi dengan wanita lain secara intens maka periode menstruasinya cenderung sama.

    Keadaan ini biasanya dialami oleh ibu dan anak perempuannya, sesama saudara perempuan, ataupun dengan teman sekamar di kampus atau sekolah.

    Dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa beberapa wanita mengaku mengalami kejadian ini. Namun, tidak terdapat fakta ilmiah yang membuktikan adanya hubungan antara interaksi wanita dengan periode menstruasi.

    menstruasi sedikit

    11. Bulan purnama bisa memicu haid pada wanita

    Menurut para ahli astronomi, bulan purnama penuh atau supermoon adalah keadaan di mana bulan berada pada titik terdekat dengan bumi. Sehingga ia tampak lebih besar dan lebih terang daripada biasanya.

    Sejak jaman Yunani kuno, masyarakat seringkali mengaitkan fenomena ini dengan reproduksi wanita. Mereka menganggap bahwa supermoon dapat menyebabkan wanita haid dan meningkatkan kesuburan.

    Shin-Ichiro Mastumoto dalam The Journal of Biological and Medical Rhythm Research menunjukkan bahwa secara statistik, angka kelahiran meningkat sekitar 2% hingga 3% pada periode supermoon terjadi. 

    Ichiro mensinyalir bahwa hal ini mungkin dipengaruhi oleh pancaran cahaya bulan dan gaya gravitasi yang meningkat saat supermoon.

    Namun, studi yang diterbitkan oleh Science Advance membantah hal tersebut. C. Helfrich-Förster menyatakan bahwa hal itu hanyalah kebetulan belaka.

    Bahkan tidak ditemukan adanya pengaruh cahaya dan gravitasi bulan secara langsung terhadap reproduksi wanita. Jadi, ini hanya mitos haid yang sebaiknya tidak Anda percayai.

    Nah mulai sekarang, jangan sampai terpengaruh mitos menstruasi yang belum jelas kebenarannya yaa!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan