backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Memasak Dengan Minyak Safflower Lebih Baik Ketimbang Pakai Minyak Sayur Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/02/2021

    Apakah Memasak Dengan Minyak Safflower Lebih Baik Ketimbang Pakai Minyak Sayur Biasa?

    Anda mungkin lebih familiar dan lebih sering menggunakan minyak kelapa sawit untuk memasak. Namun sebenarnya, ada beragam jenis minyak goreng yang lebih menyehatkan. Kriteria minyak goreng yang baik adalah yang mengandung lemak jenuh lebih sedikit dibanding lemak tak jenuhnya. Minyak goreng yang baik juga seharusnya memiliki titik didih tinggi. Salah satu jenis minyak memasak yang memenuhi semua kriteria ini adalah minyak safflower. Namun, benarkah otomatis masakan Anda jadi lebih sehat apabila diolahh dengan minyak safflower?

    Apa itu minyak safflower?

    safflower
    Sumber: tipdisease.com

    Minyak safflower adalah minyak nabati yang berasal dari proses ekstraksi biji tanaman safflower (Carthamus tinctorius L.). Bunga safflower tampak bergerombol berwarna oranye cerah dan memiliki daun lebar. Bunga safflower dari keluarga Compositae atau Asteraceae yang banyak tumbuh di Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

    Minyak safflower terdiri dari dua jenis, yaitu yang tinggi linoleat dan tinggi oleat. Minyak safflower tinggi linoleat kaya akan lemak tak jenuh ganda, sementara minyak safflower tinggi oleat mengandung lebih banyak lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated).

    Apakah memasak dengan minyak safflower lebih sehat dibanding dengan minyak goreng biasa?

    minyak goreng sehat untuk memasak

    Minyak safflower termasuk minyak yang kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Menurut American Health Association, kedua lemak ini termasuk dalam golongan lemak baik. Kandungan asam lemak tak jenuh dapat membantu menurunkan kolesterol jahat di dalam darah.

    Minyak safflower yang kaya akan oleat mengandung 78 persen lemak tak jenuh tunggal, 15 persen tak jenuh ganda, dan 7 persen lemak jenuh. Minyak ini memiliki smoke point yang cukup tinggi yakni sekitar 107 derajat celcius untuk minyak mentah dan 266 derajat celcius untuk minyak yang telah dimurnikan. Selain itu, minyak  yang satu ini juga memiliki rasa yang netral sehingga tidak akan mengganggu rasa masakan yang Anda buat.

    Minyak safflower monounsaturated sangat ideal digunakan untuk memasak pada suhu tinggi karena memiliki titik didih yang tinggi sehingga lebih stabil saat dipanaskan, alias tidak cepat teroksidasi dan menciptakan radikal bebas. Sementara itu, minyak safflower polyunsaturated lebih cocok untuk dijadikan dressing pada olahan mentah seperti salad, atau ketika memasak dengan api kecil seperti tumisan.

    minyak sayur, minyak goreng

    Nah, biasanya Anda menggunakan minyak kelapa sawit untuk memasak. Minyak goreng ini juga memiliki titik didih tinggi sehingga aman untuk dipakai menggoreng maupun menumis. Namun, kandungan lemak jenuh dari minyak kelapa sawit lebih banyak daripada safflower. sekitar 50% kandungan minyak kelapa sawit terdiri dari lemak jenuh.

    Mengonsumsi lemak jenuh berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL dalam darah. Hal ini meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung. Oleh karena itu, untuk menurunkan risikonya disarankan untuk mengonsumsi makanan dan bahan yang rendah lemak jenuh. Dalam hal ini, minyak safflower menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan minyak sawit yang biasa digunakan untuk menggoreng.

    Jangan pakai minyak berulang kali

    Selain jenis minyaknya, Anda juga perlu memerhatikan cara penggunaan minyak. Usahakan untuk tidak menggunakan minyak berulang kali (minyak jelantah). Minyak yang dipakai berulang kali akan mengalami proses oksidasi yang lebih cepat hingga akhirnya rusak. Hal ini memicu kemunculan radikal bebas yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

    Selain itu, penggunaan minyak berulang kali juga dapat meningkatkan kandungan asam lemak trans yang menyebabkan kadar kolesterol jahat meningkat. Kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih minyak untuk memasak. Selain perlu memerhatikan jenisnya, Anda juga perlu paham bahwa minyak tidak bisa digunakan berulang kali karena dapat membahayakan kesehatan Anda dan keluarga.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan