backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Anda Ketahui

    Kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Data terbaru Riskesdas Kemenkes menunjukkan, kasus hipertensi di Tanah Air meningkat dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1 persen pada akhir tahun 2018. Meski terus meningkat, mencegah hipertensi masih mungkin dilakukan. Anda dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini di masa depan dengan mengetahui berbagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis hipertensi yang umum terjadi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Apapun penyebabnya, kedua jenis hipertensi ini perlu diwaspadai. Bila tidak ditangani dengan tepat, tekanan darah tinggi bisa mengakibatkan komplikasi hipertensi, seperti penyakit jantung atau gagal ginjal. Bahkan, pada wanita, faktor risiko hipertensi bertambah dengan kondisi khusus yang dimilikinya.

    Apa saja penyebab hipertensi primer?

    Hipertensi primer atau juga disebut hipertensi esensial adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala darah tinggi yang berarti.

    Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tetapi paling sering terjadi pada usia paruh baya. Penyebab hipertensi primer belum diketahui pasti. Namun, para ahli menduga bahwa faktor genetik yang dikombinasikan dengan faktor gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebabnya.

    Berikut beberapa faktor yang dapat berkontribusi sebagai penyebab hipertensi primer:

    1. Terlalu banyak konsumsi garam

    garam menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi

    Garam tidak sepenuhnya jahat. Namun, kemungkinan garam menyebabkan hipertensi bila dikonsumsi secara berlebihan.

    Mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium dalam tubuh. Adapun kelebihan natrium akan menyulitkan ginjal untuk membuang sisa cairan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan cairan. Akhirnya, penumpukan cairan ini menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

    Terlalu banyak asupan garam juga menyebabkan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah arteri. Tekanan ekstra tersebut membuat arteri menebal dan jadi semakin sempit sehingga tekanan darah pun makin naik. Pada akhirnya, arteri akan pecah atau tersumbat. Kerusakan pada arteri ini juga akan menghambat aliran darah ke beberapa organ, seperti jantung dan otak.

    Asupan garam tidak hanya berasal dari tambahan garam meja atau garam masak saja. Garam atau natrium yang berisiko menjadi penyebab hipertensi dapat ditemukan dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan atau makanan cepat saji (fast food).

    Penelitian yang dimuat dalam  Journal of Human Hypertension menyatakan, mengurangi porsi garam (dalam bentuk apa pun) dari 10 gram menjadi 6 gram per hari menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Mengurangi garam juga dapat menurunkan risiko kematian akibat stroke hingga 14 persen dan 9 persen risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dari komplikasi hipertensi.

    Oleh karena itu, bila Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, dokter pasti akan meminta Anda untuk melakukan diet hipertensi dengan mengurangi asupan garam. Bahkan meski Anda sudah rutin minum obat darah tinggi, Anda tetap harus mengurangi asupan garam agar terhindar dari penyebab komplikasi hipertensi.

    2. Sering stres

    Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

    Efek peningkatan tekanan darah akibat stres cenderung terjadi sementara. Para ahli sebenarnya  belum yakin bahwa stres dapat menyebabkan hipertensi pada jangka panjang. Namun, mengurangi stres dapat meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan sehingga tekanan darah Anda pun dapat terjaga.

    Pasalnya, stres yang dibiarkan terus menerus dapat memicu perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Stres seringkali membuat Anda “ngidam” merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebutlah yang menjadi penyebab tensi semakin naik dan gejala hipertensi pun muncul.

    Stres umumnya terjadi karena berbagai hal, seperti soal pekerjaan, keluarga, atau keuangan. Selain itu, stres juga bisa terjadi pada seseorang yang kurang tidur. Oleh karena itu, kurang tidur bisa menyebabkan hipertensi pada seseorang.

    3. Malas gerak

    Apa benar orang malas cenderung iq tinggi?

    Malas gerak alias mager merupakan penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi yang sering dianggap remeh. Detak jantung dari orang yang jarang bergerak biasanya cenderung cepat. Ini menjadi penyebab jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

    Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau ingin menghindari hipertensi. Mulailah secara perlahan dengan olahraga ringan, tetapi rutin dan teratur, seperti jalan kaki.

    Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui efektif untuk menjaga tensi darah tetap stabil. Pada akhirnya, rutin berolahraga membantu menjauhkan Anda dari penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    4. Kelebihan berat badan atau obesitas

    Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.

    Anda tergolong kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh Anda di atas 23. Sementara Anda tergolong obesitas bila indeks massa tubuh Anda di atas 25. Cek dulu berapa indeks massa tubuh Anda dengan kalkulator IMT di sini. Tingginya angka IMT Anda dapat menjadi indikator penyebab hipertensi.

    Semakin berat massa tubuh Anda, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat dihindari.

    5. Kebiasaan merokok

    Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.

    Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.

    Peningkatan tekanan darah akibat rokok juga bisa menjadi penyebab kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah penderita hipertensi. Dengan demikian, perokok aktif dengan tensi tinggi berisiko terkena komplikasi hipertensi, seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

    6. Konsumsi minuman keras berlebihan

    Penyebab lain dari hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah minuman keras (miras) atau minuman beralkohol. Dilansir dari Mayo Clinic, minum miras berlebihan dapat menaikkan tekanan darah ke tingkat yang tidak sehat.

    Mengonsumsi lebih dari tiga gelas minuman beralkohol sekali waktu dapat menaikkan tekanan darah sementara, tetapi mengonsumsinya berulang kali dapat menyebabkan hipertensi jangka panjang.

    American Heart Associaton (AHA) menyebut, alkohol dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah yang mana bisa menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah arteri. Bila hal ini terjadi, tekanan darah akan meningkat dan juga meningkatkan risiko penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, atau gangguan pada organ vital lainnya.

    Lalu, apa yang dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder?

    Dalam beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder.

    Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer. Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder:

    1. Sleep apnea

    efek obat tidur alami susah tidur obat tidur apotek

    Gangguan pernapasan saat tidur, atau yang dikenal dengan obstructive sleep apnea, menyebabkan napas Anda berhenti untuk sementara. Kondisi ini menyebabkan tubuh mengalami penurunan kadar oksigen di dalam darah. Apabila hal ini terjadi, fungsi jantung dan pembuluh darah dapat terganggu, sehingga tekanan darah pun meningkat.

    Tidak hanya menyebabkan tekanan darah naik, sleep apnea juga meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung, stroke, dan detak jantung tidak beraturan (palpitasi).

    2. Masalah ginjal

    Ternyata, ginjal yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab tekanan darah Anda tinggi. Kondisi ini biasanya disebut dengan hipertensi renal. Bagaimana bisa masalah ginjal menjadi penyebab hipertensi?

    Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal menyempit (stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang cukup, ginjal akan mengira tubuh Anda mengalami dehidrasi. Maka itu, ginjal merespon dengan melepas hormon yang memicu tubuh untuk menahan garam dan air pada tubuh.

    Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih pada pembuluh darah, sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Penyempitan pembuluh darah pada arteri ginjal biasanya disebabkan oleh atheroscleroris, atau pengerasan arteri. Penyakit ini juga umumnya menjadi penyebab serangan jantung dan stroke. Akan tetapi, penyebab dari pengerasan arteri sendiri masih belum diketahui.

    3. Tumor pada kelenjar adrenal

    cara mengobati sakit perut setelah makan pedas

    Salah satu penyebab hipertensi lainnya adalah kelainan pada kelenjar adrenal Anda. Kelenjar adrenal adalah organ kecil yang terletak di dekat ginjal Anda. Fungsi kelenjar tersebut adalah memproduksi aldosteron, epinephrine, dan norepinephrine, yaitu hormon-hormon yang berperan dalam mengatur tekanan darah.

    Jika terdapat tumor, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon lebih banyak. Peningkatan hormon tersebut berpotensi menjadi penyebab melonjaknya tekanan darah Anda, sehingga hipertensi dapat terjadi.

    Selain itu, Anda juga mungkin akan merasakan tanda-tanda dan gejala lain, seperti pusing, keringat berlebih, detak jantung semakin cepat, serta mudah muncul memar pada beberapa bagian tubuh.

    4. Gangguan tiroid

    Menurut situs American Family Physician, kelenjar tiroid yang bermasalah juga sering kali dikaitkan sebagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sekitar 3% pasien penderita tekanan darah tinggi juga terkena penyakit hipotiroidisme.

    Bagaimana bisa masalah tiroid menjadi penyebab hipertensi? Jadi, kelenjar tiroid adalah organ yang menghasilkan hormon-hormon pengatur metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, berat badan, dan lain sebagainya.

    Hipotiroidisme sendiri merupakan suatu kelainan di mana kelenjar tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup untuk tubuh. Tidak hanya hipotiroidisme, produksi hormon berlebih pada tiroid atau hipertiroidisme juga ternyata berpotensi menjadi penyebab tekanan darah Anda menjadi tinggi dan hipertensi pun muncul.

    5. Riwayat diabetes

    cara cek gula darah di rumah

    Penyakit lain yang dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi adalah diabetes melitus, yang juga mencakup diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional.

    Tubuh penderita diabetes tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses gula di dalam tubuh, atau insulin yang terdapat di dalam tubuh mengalami kelainan. Insulin sendiri adalah hormon yang membantu tubuh memproses gula dari makanan menjadi energi. Apabila insulin bermasalah, gula tidak dapat diproses oleh sel-sel tubuh, sehingga akan menumpuk di dalam pembuluh darah dan berisiko menjadi penyebab hipertensi.

    Jika terjadi penumpukan gula di dalam darah, kemungkinan terjadi komplikasi kesehatan pun semakin besar, termasuk penyakit jantung, stroke, gangguan pada ginjal, dan masalah kesehatan lainnya.

    Selain hal-hal yang disebutkan di atas, kondisi kesehatan lainnya yang dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah:

    • Cacat bawaan di pembuluh darah.
    • Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, flu, dekongestan, pereda nyeri dan beberapa obat resep.
    • Obat-obatan ilegal, seperti kokain dan amfetamin.
    • Kehamilan.

    Faktor risiko yang menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi

    Istilah “faktor risiko” itu sendiri sebetulnya bukan penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi secara langsung. Faktor risiko adalah kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit.

    Oleh sebab itu, semakin banyak faktor risiko penyebab hipertensi yang Anda miliki, semakin besar pula peluang Anda kena tekanan darah tinggi.

    Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko penyebab hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk:

    • Usia

    Semakin bertambah usia, pembuluh darah kita semakin kaku, tidak elastis lagi. Akibatnya, tekanan darah pun semakin meningkat. Meski tekanan darah tinggi paling umum pada orang dewasa, namun anak-anak juga berisiko. Penyebab hipertensi pada anak kebanyakan karena masalah dengan ginjal atau jantung. Namun, beberapa kebiasaan gaya hidup tak sehat juga dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak.

    • Riwayat hipertensi dalam keluarga

    Bila orangtua, saudara kandung, atau anggota keluarga lainnya punya tekanan darah tinggi, Anda jadi lebih berisiko terserang tekanan darah tinggi.

    • Jenis kelamin

    Hingga mencapai usia 64 tahun, pria lebih rentan kena tekanan darah tinggi daripada wanita. Sedangkan pada usia 65 tahun ke atas, wanita yang lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi.

    • Ras

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention, orang-orang berkulit hitam cenderung lebih rentan mengalami hipertensi dibanding populasi lainnya. Selain itu, terlahir dengan ras atau etnis berkulit hitam juga merupakan faktor risiko menderita hipertensi di usia yang lebih muda.

    Sementara faktor risiko penyebab hipertensi yang masih bisa diubah termasuk:

    • Obesitas dan kelebihan berat badan.
    • Kurang gerak.
    • Pola makan tidak sehat (terlalu banyak garam dan kekurangan kalium).
    • Kecanduan alkohol.
    • Stres.
    • Merokok.
    • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti NSAID, pil KB, obat flu, dan lain sebagainya.
    • Punya riwayat penyakit tertentu, seperti obstructive sleep apnea atau diabetes.

    Faktor risiko hipertensi khusus pada wanita

    hipertensi atau tekanan darah tinggi dalam kehamilan

    Penyakit hipertensi memengaruhi pria dan wanita dengan cara berbeda. Pada wanita, ada faktor risiko hipertensi lain yang mungkin terjadi, yang tidak dimiliki pria. Berikut adalah faktor risiko pada wanita yang bisa menjadi penyebab hipertensi:

    • Penggunaan pil KB

    Sebuah penelitian menemukan bahwa pil KB berisiko meningkatkan tekanan darah pada wanita, terutama bagi yang kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya, memiliki riwayat keluarga hipertensi, serta merokok.

    • Kehamilan

    Kehamilan bisa menyebabkan hipertensi gestasional, yaitu tekanan darah melonjak saat kehamilan. Kondisi ini bisa terjadi dengan cepat, sehingga umum bagi dokter Anda untuk memantau tekanan darah Anda secara saksama selama kehamilan.

    • Menopause

    Selama menopause, terjadi perubahan hormon pada tubuh wanita. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang mana bisa berisiko pada kenaikan tekanan darah.

    Meski memiliki faktor risiko tambahan, wanita bisa terhindar dari hipertensi dengan menerapkan gaya hidup sehat sebelum menggunakan pil KB, hamil, dan bahkan sebelum memasuki masa menopause.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan