Risiko mengalami demensia memang biasanya semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, penting untuk dipahami bahwa kondisi ini sebenarnya bukan merupakan bagian dari penuaan.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Demensia adalah penyakit yang umum terjadi pada lansia, tepatnya orang usia 65 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
Bahkan, kemungkinannya bisa semakin tinggi setelah seseorang berusia lebih dari 85 tahun. Faktor genetik juga turut menyumbang andil sebagai salah satu faktor risiko kondisi ini.
Melansir dari jurnal BJPsych Open, di Indonesia tahun 2021, diperkirakan ada sekitar 4,2 juta orang yang memiliki penyakit demensia. Namun sayangnya, tingkat diagnosis penyakit ini di Indonesia tergolong sangat rendah.
Sementara angka penderita kondisi ini di seluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai jumlah 152,8 juta orang di tahun 2050.
Apa saja jenis-jenis demensia?
Berdasarkan situs National Institute of Aging, ada beberapa jenis dari demensia (penyakit pikun), di antaranya sebagai berikut.
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum, dengan jumlah kejadian mencapai 60—80% dari semua kasus demensia. Sebagian kecil kasus ini terkait dengan mutasi gen yang diturunkan orangtua ke anak.
Salah satu gen yang mewariskan tingginya risiko penyakit ini adalah apolipoprotein E4 (APOE). Sementara kasus lain kemungkinan terjadi akibat adanya plak (gumpalan protein) di otak.
2. Demensia vaskular
Demensia vaskular adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah pada otak. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh adanya penumpukan plak di dalam pembuluh darah arteri.
Padahal normalnya, pembuluh darah tersebut bertugas sebagai pemasok darah untuk otak. Stroke atau gangguan lainnya bisa menjadi penyebab masalah pada pembuluh darah ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar