backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Lensa Kontak Sklera dan Lensa Kontak Biasa, Apa Bedanya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Thendy Foraldy · Tanggal diperbarui 28/11/2023

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    Lensa Kontak Sklera dan Lensa Kontak Biasa, Apa Bedanya?

    Apakah Anda salah satu pengguna lensa kontak untuk memperbaiki gangguan penglihatan? Tahukah Anda bahwa ada dua jenis lensa kontak yang tersedia? Yuk, kenali dua jenis lensa kontak berikut ini.

    Asal-usul lensa kontak

    Ide lensa kontak semua berawal dari Leonardo da Vinci. Pada tahun 1508, ia menemukan bahwa dengan mencelupkan sebagian wajah ke dalam sebuah mangkuk transparan yang berisi air, ternyata dapat mengubah penglihatan secara tajam.

    Bermula dari temuan itu, pada tahun 1636, ilmuwan dari Perancis bernama Rene Descartes membuat sebuah tabung yang diisi dengan cairan dan menempelkan tabung itu tepat di permukaan mata.

    Adanya kontak langsung dengan permukaan mata menjadi alasan diberilah nama lensa kontak.

    Namun, karena alat tersebut tidak praktis, lensa kontak tidak benar-benar berkembang hingga tahun 1800-an, di mana teknologi memungkinkan dibuatnya lensa kontak yang lebih praktis.

    Semenjak itu, lensa kontak semakin berkembang hingga sekarang terdapat dua jenis lensa kontak, yaitu jenis kornea dan sklera. Ketahui perbedaannya berikut ini.

    Lensa kontak kornea

    Lensa kontak kornea merupakan jenis lensa kontak yang paling umum sekarang ini. Lensa kontak ini hanya menutupi sebagian dari permukaan mata saja, tepatnya pada bagian tengah mata yaitu kornea.

    Oleh karena itulah, lensa kontak ini juga sering disebut softlens kornea. Lensa kontak kornea memiliki diameter yang kecil, rata-rata 13 mm hingga 15 mm. Seluruh permukaan lensa akan bersentuhan dengan permukaan kornea mata.

    Lensa kontak sklera

    Lensa kontak sklera sebenarnya bukanlah hal yang baru, justru ini merupakan jenis lensa kontak yang pertama kali dibuat.

    Lensa ini sempat ditinggalkan karena ukurannya yang terlalu besar sehingga permukaan mata tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

    Namun, sekarang seiring dengan berkembangnya teknologi, lensa kontak sklera mulai populer kembali.

    Lensa kontak yang juga disebut softlens sclera menutupi hampir seluruh permukaan mata hingga ke bagian yang berwarna putih (sklera), sehingga disebut sebagai scleral lens.

    Lensa kontak sklera memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan lensa kontak kornea, yaitu mulai dari 14,5 mm hingga maksimal 24 mm.

    Selain itu, hanya sebagian dari lensa yang bersentuhan dengan permukaan mata. Hanya bagian sklera mata yang bersentuhan dengan softlens. Terdapat ruang antara lensa dengan kornea yang diisi dengan cairan.

    lensa kontak

    Lensa kontak sklera ternyata lebih nyaman

    Lensa kontak sklera jenis baru memiliki keunggulan dibandingkan dengan lensa kontak kornea.

    Diameter yang lebih besar membuat lensa kontak sklera menjadi lebih stabil, tidak mudah tergeser posisinya apabila mata berkedip.

    Selain itu, permukaan lensa kontak sklera tidak bersentuhan dengan kornea sehingga mengurangi iritasi dan rasa tidak nyaman pada mata serta tidak menyumbat pengeluaran air mata yang dapat menyebabkan sindrom mata kering.

    Perlu diketahui, kornea merupakan bagian mata yang paling sensitif, sedangkan bagian putih mata (sklera) tidak begitu sensitif. Hal ini yang menjadi alasan softlens sclera jauh lebih nyaman dibandingkan lensa kontak biasa.

    Apakah lensa kontak sklera tepat untuk Anda?

    Secara umum, semua orang yang ingin menggunakan lensa kontak jenis kornea dapat menggunakan lensa kontak jenis sklera. Namun, jenis lensa kontak sklera akan sangat berguna bagi Anda yang memiliki kondisi khusus, misalnya:

    • Permukaan kornea yang tidak rata (keratokonus)
    • Berprofesi sebagai atlet atau olahragawan
    • Memiliki sindrom mata kering

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Thendy Foraldy · Tanggal diperbarui 28/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan