backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Awas, Ini Bahayanya Kalau Kita Menghirup Gas Fogging Nyamuk

Ditinjau secara medis oleh dr. Satya Setiadi · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Awas, Ini Bahayanya Kalau Kita Menghirup Gas Fogging Nyamuk

    Kalau ada beberapa orang tetangga Anda yang terserang demam berdarah dengue (DBD), daerah tempat tinggal Anda mungkin akan disemprot dengan gas fogging. Gas tersebut berfungsi untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa yang bisa menularkan virus dengue pada manusia. Saat penyemprotan, gas tersebut nyamuk mungkin akan ikut terhirup oleh manusia. Apa yang akan terjadi kalau manusia menghirup gas fogging nyamuk DBD? Simak ulasan berikut ini untuk mencari tahu jawabannya.

    Apakah gas fogging bahaya bagi manusia?

    Gas untuk fogging nyamuk adalah insektisida yang dibuat dari zat pyrethroid sintetis. Zat kimia ini adalah bahan yang umum ditemui dalam semprotan pembunuh nyamuk dan serangga yang dijual di toko-toko.

    Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), obat untuk fogging nyamuk DBD sudah diracik sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan manusia atau hewan peliharaan. Kandungan insektisida dalam gas tersebut sangat minim sehingga hanya mampu membunuh serangga sekecil nyamuk.

    Akan tetapi, kalau dihirup dalam jumlah yang berlebihan, gas tersebut bisa menimbulkan beberapa bahaya atau efek samping bagi manusia. Apa saja?

    Efek samping menghirup gas fogging nyamuk

    Karena kandungan zat dalam obat gas pembunuh nyamuk DBD pada dasarnya adalah racun, kebanyakan menghirup gas ini bisa menyebabkan efek samping yaitu keracunan. Gejala keracunan gas fogging antara lain batuk, mual, muntah, produksi air liur meningkat, berkeringat, mata merah, kulit gatal, napas terengah-engah, sakit perut, hingga hilang kesadaran.

    Jika ibu hamil menghirup gas untuk fogging nyamuk

    Selama ibu hamil tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan, Anda tak perlu khawatir. Racun yang terhirup akan disaring oleh organ hati. Setelah itu racun akan dikeluarkan melalui urin atau tinja. Maka, janin tidak akan terpengaruh dengan racun dari gas fogging untuk nyamuk yang terhirup ibu hamil.

    Pertolongan pertama keracunan gas fogging nyamuk

    Jauhkan diri dari lokasi fogging dan segera cari layanan kesehatan gawat darurat apabila Anda keracunan gas untuk fogging nyamuk DBD.

    Namun, sebagai pertolongan pertama, Anda bisa minum susu sapi putih. Susu sapi bisa membantu menetralkan racun yang terhirup saat fogging.

    Kalau mata Anda iritasi karena gas fogging, cuci mata dengan air bersih yang mengalir selama kira-kira 15 menit. Begitu juga jika kulit Anda bereaksi terhadap gas fogging. Segera bilas kulit Anda dengan air bersih yang mengalir dan ganti pakaian Anda.

    Yang harus dilakukan sebelum dan sesudah penyemprotan gas fogging

    Guna mencegah keracunan gas, pastikan Anda sudah membungkus perabotan dan barang-barang di rumah yang mungkin terpapar gas dengan plastik atau koran bekas.

    Jangan biarkan ada barang atau makanan yang terbuka di rumah, simpan semuanya ke dalam lemari. Kosongkan bak mandi atau penampungan air yang ada di rumah. Buka lebar-lebar seluruh pintu dan jendela rumah ketika penyemprotan berlangsung. Anda dan keluarga sebaiknya memakai masker dan menjauhi lokasi penyemprotan sampai gas di udara sudah berkurang.

    Setelah penyemprotan, bersihkan rumah Anda seluruhnya. Pel lantai, lap jendela dan seluruh perabotan Anda sampai tak ada sisa racun yang tertinggal di permukaan. Kuras bak mandi atau penampungan air Anda sampai bersih dan tutup rapat supaya tidak ada sisa zat yang masuk ke bak dan tercampur dalam air.

    Seberapa efektifkah fogging untuk membunuh nyamuk DBD?

    Fogging sudah menjadi metode yang sering digunakan di banyak daerah untuk membunuh sarang nyamuk demam berdarah. Namun, apakah metode tersebut benar-benar efektif?

    Hal ini masih menjadi perdebatan para ahli. Beberapa penelitian mencoba menguji seberapa tinggi tingkat keberhasilan penyemprotan gas untuk menanggulangi nyamuk DBD yang kian berkembang biak.

    Salah satunya adalah studi yang dilakukan oleh Universiti Putra Malaysia pada tahun 2011. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa fogging efektif mengurangi populasi nyamuk Aedes dalam waktu 5 minggu setelah penyemprotan.

    Namun, ada juga studi-studi lain yang menunjukkan hasil berlawanan. Pasalnya, ada kemungkinan nyamuk Aedes menunjukkan resistensi terhadap obat nyamuk yang digunakan saat penyemprotan. Ini artinya, kemungkinan beberapa jenis nyamuk sudah berkembang menjadi kebal terhadap obat penyemprotan nyamuk DBD.

    Cara lain mencegah nyamuk DBD berkembang biak

    Selain dengan fogging, Anda juga perlu menerapkan cara-cara lain untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah di rumah Anda. Salah satu cara yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah 3M Plus, yaitu:

    • Menguras dan membersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, ember, dan sebagainya.
    • Menutup rapat-rapat tempat penampungan air untuk menghindari nyamuk bersarang di dalamnya.
    • Memanfaatkan limbah dan barang bekas (daur ulang) agar tidak menjadi tempat nyamuk DBD berkembang biak
    • Menggunakan obat antinyamuk
    • Membersihkan lingkungan rumah
    • Memberikan larvasida ke dalam penampungan air yang sulit dibersihkan atau dikuras

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Satya Setiadi

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan