backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Obat Sirup Harus Dikocok Sebelum Diminum?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 23/03/2020

    Mengapa Obat Sirup Harus Dikocok Sebelum Diminum?

    Setelah berkonsultasi ke dokter mengenai penyakit yang Anda alami, dokter kerap memberikan berbagai macam obat. Salah satu bentuk obat yang sering diberikan dokter, yaitu obat sirup. Pada obat sirup, terdapat petunjuk untuk mengocok terlebih dahulu sebelum diminum. Mengapa hal tersebut perlu dilakukan? Apakah semua jenis obat sirup harus dikocok sebelum diminum?

    Sebelum mengocok, kenali dulu ragam jenis obat sirup

    Meski bentuknya sama-sama di botol, obat dalam bentuk sirup memiliki ragam jenis. Berikut adalah beragam obat sirup yang biasa ditemui di berbagai apotek.

    • Larutan cair (solution)

    Obat sirup jenis ini mungkin yang paling sering ditemui dan digunakan. Obat jenis ini diklaim paling nyaman digunakan oleh pasien, terutama kepada anak-anak dan orangtua.

    Secara sederhana, obat larutan cair bersifat homogen, yaitu seluruh kandungannya sudah larut menjadi satu kesatuan. Dengan kata lain, saat obat dituangkan ke sendok atau gelas takar, volumenya berbanding lurus dengan dosis yang dibutuhkan.

    Obat larutan cair biasanya kental karena mengandung gula yang relatif tinggi. Oleh karena itu, obat ini cenderung disukai anak-anak karena kandungan gula di dalamnya membuat obat terasa lezat.

    Namun, kandungan gulanya yang tinggi, dokter dan apoteker perlu memerhatikan untuk tidak memberi jenis obat ini pada penderita diabetes.

    • Suspensi

    Selayaknya obat sirup, obat suspensi pun tampak seperti larutan pada umumnya. Namun, tidak seperti obat solution, kandungan obat suspensi tidak sepenuhnya larut atau bersifat heterogen. Bila diperhatikan, terdapat partikel-partikel kecil di dalam larutan yang tidak larut.

    Di Indonesia, jenis obat sirup ini sering disebut dengan sirup kering. Biasanya, obat yang berbentuk suspensi, yaitu antibiotik cair untuk anak kecil atau parasetamol.

    Emulsi

    Obat emulsi pada dasarnya adalah obat suspensi. Jenis obat ini merupakan dua cairan yang disatukan dalam formulasi yang sama namun tidak larut menjadi satu kesatuan. Perbedaannya, obat emulsi diberikan zat penstabil untuk menjaga stabilitas obat.

    • Eliksir

    Jenis obat sirup lainnya, yaitu eliksir. Obat eliksir sudah jarang digunakan. Bahkan, saat ini obat jenis eliksir sudah jarang ditemui.

    Eliksir mengandung berbagai tingkat alkohol, berkisar 5-40%. Kandungan alkohol ditambahkan ke dalam formulasi obat untuk membantu mendistribusikan seluruh kandungan dalam obat agar merata.

    Apa benar semua obat sirup harus dikocok sebelum diminum?

    Pada dasarnya, cara mengonsumsi obat yang tepat tergantung dari jenis obat itu sendiri. Meski sama-sama obat sirup, tidak semua jenis obat ini harus dikocok dahulu sebelum diminum.

    Obat sirup larutan cair atau solution tidak perlu dikocok, karena larutan didalamnya sudah menjadi satu-kesatuan. Mengocoknya hanya akan membuang tenaga.

    Hal yang sama juga pada obat jenis eliksir. Eliksir biasanya lebih terkonsentrasi. Seluruh kandungan obat di dalamnya pun sudah larut menjadi satu.

    Berbeda dengan obat suspensi atau emulsi. Pada dua jenis obat ini ada partikel-partikel obat yang tidak larut, sehingga penting untuk mengocok obat jenis sirup ini terlebih dahulu agar merata.

    Bila tidak dikocok, volume obat yang dituangkan ke sendok atau gelas takar bisa tidak sesuai dengan dosis yang ditentukan. Hasilnya, obat tidak akan bekerja secara maksimal pada penyakit yang diderita.

    Hal yang penting diperhatikan saat akan meminum obat, yaitu instruksi mengenai dosis dan cara pakai obat jenis sirup yang  diberikan. Jika ada instruksi untuk mengocok obat terlebih dahulu, terutama obat sirup, maka lakukanlah.

    Anda juga perlu memerhatikan petunjuk dari dokter bila obat itu diresepkan dari dokter. Seberapa banyak dan berapa kali harus diminum setiap hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 23/03/2020

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan