backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Bukan Menangis, Ini Alasan Kita Mengeluarkan Air Mata saat Menguap

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/03/2021

    Bukan Menangis, Ini Alasan Kita Mengeluarkan Air Mata saat Menguap

    Pernahkah Anda ditegur seseorang yang merasa khawatir kenapa tiba-tiba mata Anda basah seperti baru saja menangis? Padahal, berani sumpah hal terakhir yang Anda lakukan cuma menguap karena mengantuk habis makan kekenyangan. Penasaran, kenapa beberapa orang sampai bisa menitikkan air mata saat menguap?

    Mengapa kita menguap?

    sering menguap tanda penyakit

    Penyebab pasti kenapa Anda menguap hingga kini masih jadi misteri. Beberapa ahli berteori bahwa manusia menguap karena kecapekan atau merasa bosan.

    Ketika Anda lelah atau bosan, sistem tubuh sengaja melambat untuk menyimpan energi. Pernapasan juga jadi melambat sehingga oksigen yang dihirup jadi lebih sedikit. Nah karena itu, alam bawah sadar “mengingatkan’ Anda untuk mulai menguap demi meraup oksigen yang lebih banyak supaya segala fungsi tubuh tetap bisa berfungsi normal.

    Sayangnya, teori tersebut tidak sepenuhnya benar. Saat kadar oksigen dalam tubuh pun cukup banyak, Anda tetap bisa saja menguap. Begitu pula sebaliknya. Kadar karbon dioksida yang tinggi juga tidak menyebabkan seseorang lantas jadi lebih sering menguap.

    Teori lainnya menjelaskan bahwa menguap adalah peregangan untuk paru-paru beserta jaringannya. Peregangan tersebut bisa melenturkan otot dan sendi sehingga meningkatkan detak jantung dan memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Maka, Anda akan jadi lebih ‘awas’ dan melek.

    Keluar air mata saat menguap, ternyata karena…

    penyebab mata berair

    Air mata tidak hanya keluar saat Anda menangis, tapi juga bisa saat Anda menguap. Air mata adalah pelumas mata yang diproduksi oleh kelenjar lakrimal (kelenjar air mata). Pelumas mata ini bukan hanya mengandung air, tetapi juga minyak dan  lendir yang berfungsi sebagai pelindung mata dari zat asing, seperti debu.

    Nah, setiap kali Anda berkedip, gerakan kelopak mata akan memicu air mata dari kelenjar lakrimal ke permukaan mata dan kemudian meratakannya ke seluruh penjuru. Lalu, apa sebabnya kita menitikkan air mata saat menguap?

    Dr. Cheryl G. Murphy, seorang ahli kesehatan mata sekaligus penulis di laman Huffington Post menjelaskan bahwa saat menguap, mulut Anda akan terbuka, pipi akan terangkat naik, dan mata akan menyipit. Gerakan tersebut membuat otot-otot di sekitar wajah akan menegang dan berkontraksi.

    Adanya kontraksi otot di sekitar wajah memberikan tekanan pada kelenjar lakrimal yang berada di bawah kelopak mata (tepat di bawah tulang alis). Tekanan tersebut mengakibatkan sedikit air mata yang disimpan di kelenjar lakrimal lepas dan membasahi permukaan mata.

    Itulah sebabnya beberapa detik setelah menguap, mata Anda akan terasa basah seperti habis menangis.

    Apakah normal jika mata tidak keluar air saat menguap?

    jarang menguap ciri psikopat

    Tidak semua orang akan otomatis menangis saat menguap. Anda juga tidak akan selalu menitikkan air mata setiap kali menguap.

    Anda bisa saja menguap tanpa keluar air mata dan itu normal. Hal ini bisa terjadi bila Anda memiliki ukuran saluran air mata yang cukup besar.

    Saat menguap untuk pertama kali, air mata yang disimpan di kelenjar lakrimal melewati saluran air mata lebih mudah ke permukaan mata. Akibatnya, kelenjar lakrimal akan kering sementara. Saat menguap kedua kalinya, wajar jika tidak ada air mata yang keluar.

    Selain ukuran saluran air mata, kondisi mata kering juga dapat menyebabkan Anda menguap tanpa keluar air mata. Misalnya, saat Anda berada di pantai yang cenderung berangin, terjadi masalah pada kelenjar lakrimalis, atau saluran air mata yang tersumbat.

    Namun jika mata Anda benar-benar kering, sebaiknya segera cek ke dokter untuk cari tahu penyebab pasti dan pengobatannya yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan