backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waktu Sinar Matahari Terbaik, Apakah Pagi atau Sore Hari?

Ditinjau oleh dr. Siti Nur Rokhmah Firda Fauziyah · General Practitioner · Rumah Sakit Sari Asih Sangiang


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    Waktu Sinar Matahari Terbaik, Apakah Pagi atau Sore Hari?

    Anda mungkin sudah tidak asing dengan manfaat sinar matahari karena kaya akan vitamin D, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan sistem imun. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis dan kekebalan tubuh yang lemah. Meski begitu, ketahui dulu kapan waktu matahari terbaik sebelum berjemur.

    Kapan waktu sinar matahari terbaik? 

    Waktu sinar matahari terbaik bisa berbeda di setiap negara. Pasalnya, intensitas paparan matahari bisa berbeda untuk setiap wilayah. Hal ini memengaruhi seberapa banyak sinar UV yang dipancarkan.

    Sinar matahari termasuk sumber vitamin D terbaik bagi tubuh manusia.

    Paparan sinar matahari memicu produksi vitamin D di kulit melalui interaksi sinar UVB dengan protein kulit yang mengubahnya menjadi vitamin D3 aktif.

    Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi kadar vitamin D yang didapatkan melalui paparan matahari. Salah satu faktor tersebut yaitu waktu. 

    Simak penjelasan efek sinar matahari pagi dan sore hari berikut, sehingga Anda bisa memutuskan waktu paling tepat untuk berjemur

    Matahari pagi

    Beberapa orang menganggap sinar matahari pagi merupakan waktu terbaik untuk mengawali hari dengan berjemur. 

    Nyatanya, beberapa ahli justru tidak memiliki pendapat yang sama. Hal ini karena pagi hari sinar matahari berada di bawah horizon atau langit bawah yang berbatasan dengan permukaan bumi atau laut.

    Bila matahari berada di posisi tersebut, matahari hanya memancarkan UVA dan sedikit sinar UVB. Sementara itu, paparan sinar UVA berlebih bisa meningkatkan risiko melanoma dibandingkan UVB. 

    Hal ini pun berlaku di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut penelitian dari Dermato-endocrinology, pancaran sinar UVB tertinggi di Jakarta terjadi pada pukul 11 pagi hingga 1 siang. 

    Itu sebabnya, para ahli menyarankan untuk berjemur di antara jam 10 pagi hingga 3 sore selama 5 sampai 20 menit. 

    Matahari sore

    Sama seperti matahari pagi, paparan matahari sore, khususnya setelah jam 4 sore, bukan waktu yang tepat untuk mendapatkan vitamin D.

    Anda mungkin menyangka seharusnya matahari sore tidak sekuat matahari pagi karena mendekati waktu terbenam. Faktanya, tidak demikian.

    Penelitian dari Proceedings of the National Academy of Sciences melaporkan bahwa matahari sore dapat meningkatkan risiko kanker kulit hingga 500 persen. 

    Sinar matahari yang terbaik dimanfaatkan untuk memperoleh vitamin D yaitu mulai dari pukul 10 pagi hingga 3 sore. 

    Jadi, dapat disimpulkan masyarakat Indonesia bisa berjemur di pagi hari mulai dari jam 10 pagi atau sebelum jam 3 sore untuk mendapatkan sinar matahari terbaik. Namun, hindari berjemur terlalu lama.

    Anak-anak dan orang dewasa cukup terpapar matahari pagi dan sore selama 5 – 15 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.

    Cara aman mendapatkan paparan sinar matahari

    sinar matahari membunuh coronavirus

    Walaupun menawarkan manfaat bagi kulit, setiap orang membutuhkan perlindungan ketika berjemur di bawah matahari. 

    Semakin cerah warna kulit alami yang dimiliki, semakin sedikit melanin yang Anda punya untuk menyerap sinar UV. Sebaliknya, semakin gelap kulit seseorang, semakin banyak melanin dalam kulitnya. 

    Terlepas dari warna kulit yang dimiliki, setiap orang tetap perlu melindungi kulit dari matahari ketika berjemur. 

    1. Memakai tabir surya

    Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika berjemur di bawah sinar matahari yaitu tetap memakai tabir surya

    Penggunaan tabir surya telah terbukti mengurangi risiko kanker kulit seperti karsinoma sel skuamosa, melanoma, serta penuaan dini pada kulit.

    Usahakan untuk menggunakan tabir surya seperti sunscreen dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Selain itu, pastikan sunscreen yang dipakai melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB, alias berspektrum luas.

    Jangan lupa untuk sering mengaplikasikan ulang tabir surya, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan. 

    2. Menggunakan pakaian panjang

    Tak hanya menggunakan tabir surya, Anda juga perlu menggunakan baju dan celana panjang untuk menutupi kulit. 

    Usahakan untuk memilih pakaian dengan bahan tipis serta warna cerah yang membantu kulit menyerap cahaya matahari. Cara ini juga dapat mencegah heat stroke.

    Bila perlu, pakailah topi pinggiran lebar untuk mendapatkan perlindungan yang maksimal. 

    3. Memanfaatkan kacamata hitam

    Paparan sinar matahari, termasuk pada waktu terbaik, dapat merusak mata dan kulit.

    Bahkan, seharian penuh di bawah matahari dapat menyebabkan kornea terbakar hingga terkena penyakit mata katarak. 

    Cara terbaik melindungi mata dari bahaya sinar UV yaitu memakai kacamata hitam. Cobalah untuk memilih kacamata hitam yang menawarkan perlindungan UV 100 persen.

    Meskipun sinar matahari penting untuk sintesis vitamin D, terlalu banyak bisa menyebabkan kulit terbakar, kerusakan mata, penuaan kulit, sengatan panas, hingga kanker kulit. 

    Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau oleh

    dr. Siti Nur Rokhmah Firda Fauziyah

    General Practitioner · Rumah Sakit Sari Asih Sangiang


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan