backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Interseks, Ketika Bayi Terlahir dengan Dua Alat Kelamin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 10/10/2022

Interseks, Ketika Bayi Terlahir dengan Dua Alat Kelamin

Dalam beberapa kasus, bayi dapat lahir dengan dua alat kelamin yang berbeda. Kondisi ini biasa dikenal dengan sebutan interseks. Apa yang menjadi penyebabnya? Perlukah mendapat penanganan?

Apa itu interseks?

Intersex atau interseks adalah kondisi yang terjadi ketika bayi lahir dengan dua alat kelamin berbeda. Kondisi ini dulunya disebut hermaprodit pada manusia.

Intersex Society of North America (ISNA) menyebut, sekitar 1 dari 1500 atau 2000 bayi lahir dalam keadaan interseks. Namun, kondisi ini sering tidak disadari oleh orangtua.

Kebanyakan orangtua hanya menebak jenis kelamin dari tampilan fisik saja. Akibatnya, banyak orangtua yang keliru menetapkan jenis kelamin pada anak dengan kondisi ini.

Beberapa orang bisa hidup dalam keadaan intersex tanpa diketahui oleh siapa pun, termasuk dirinya sendiri. Dalam sejumlah kasus, kondisi interseks baru diketahui saat autopsi setelah kematian.

Penyebab bayi lahir dengan dua kelamin

kelamin ganda

Hingga kini, penyebab interseks belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi dalam terjadinya kondisi ini.

Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi lahir dengan dua kelamin.

1. Hiperplasia adrenal kongenital (CAH)

Hiperplasia adrenal kongenital merupakan kondisi yang membuat kelenjar adrenal janin memproduksi hormon secara berlebihan. Akibatnya, bayi akan terlahir dengan dua alat kelamin yang ambigu.

2. Sindrom insensitivitas androgen

Sindrom insensitivitas androgen dapat membuat bayi terlahir laki-laki, tapi memiliki fisik dan alat kelamin perempuan atau ganda. Kondisi ini terjadi akibat adanya kelainan pada kromosom X.  

3. Sindrom Klinefelter

Sindrom Klinefelter terjadi ketika seorang anak laki-laki dilahirkan dengan salinan tambahan kromosom X. Kondisi ini mengganggu perkembangan seksual janin sejak dalam kandungan hingga masa pubertas.

Sindrom ini membuat anak laki-laki mengalami kondisi seperti:

  • ukuran penis sangat kecil, 
  • wajah tidak ditumbuhi kumis atau janggut, 
  • massa otot berkurang, dan 
  • pembesaran buah dada (ginekomastia).

4. Kromosom mosaik

Bayi laki-laki memiliki 46 kromosom XY, sementara bayi perempuan mempunyai 46 kromosom XX. Pada kondisi ini, beberapa pasang kromosom bayi berbentuk acak. 

Kromosom mosaik mungkin tidak menyebabkan perbedaan antara jenis dan alat kelamin. Namun, kondisi ini bisa memengaruhi hormon dan perkembangan seksual secara keseluruhan.

Bagaimana cara mengatasi interseks?

Tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi intersex. Anda hanya bisa memperbaiki kondisi fisik agar sesuai dengan jenis kelamin.

Di masa lalu, operasi ganti kelamin dianggap sebagai solusi terbaik untuk mengatasi interseks. Namun, cara ini hanya memperbaiki tampilan alat kelamin, bukan pola kromosom tubuh anak.

Dokter pada umumnya akan mengangkat jaringan testis dan alat reproduksi laki-laki. Cara ini dianggap lebih mudah daripada membentuk penis dan testis yang berfungsi. 

Namun, hal tersebut sudah berubah seiring perkembangan jaman. Operasi ganti kelamin saat ini lebih ditujukan ke perkembangan gender yang lebih dominan.

Sebagai contoh, anak yang memiliki rahim tetapi tidak punya lubang vagina. Untuk mengatasinya, dokter akan membuat lubang agar darah haid dapat keluar.

Begitu pula pada anak laki-laki yang memiliki penis kecil. Dokter akan melakukan upaya untuk menumbuhkan penis, salah satunya dengan menyuntikkan hormon testosteron.

Selain mempertimbangkan bentuk kelamin, tindakan medis juga diperlukan untuk mengatasi masalah kesuburan. Harapannya, anak interseks juga bisa memiliki keturunan saat dewasa.

Cara menentukan jenis kelamin pada bayi interseks

ISNA menyarankan, orangtua tidak perlu terburu-buru menentukan jenis kelamin bayi interseks. Penentuan gender sebaiknya dilakukan sampai anak cukup dewasa untuk membuat keputusan.

Jika kondisi kesehatan secara umum tak terganggu, tunggu dan amati perkembangan fisik dan hormonal anak yang lebih dominan, apakah mengarah ke gender laki-laki ataukah perempuan.

Biasanya di usia pubertas, perubahan hormonal mulai terlihat. Pada masa ini, orang tua dapat melakukan pemeriksaan medis untuk menentukan jenis gender yang tepat. 

Buka juga ruang diskusi dengan anak untuk menentukan jenis gender yang lebih sesuai dengan jati dirinya. Ini untuk mencegah depresi dan gangguan psikologis pada anak.

Tantangan dalam membesarkan anak interseks

membesarkan anak

Anak intersex cenderung sulit diterima di tengah masyarakat. Kondisi ini sering membuat mereka menerima perlakuan tidak menyenangkan, seperti perundungan dan stigma sosial. 

Selain itu, kondisi ini juga belum didukung sepenuhnya oleh aturan pemerintah. Hingga saat ini, pemerintah masih mewajibkan setiap anak untuk ditentukan jenis kelaminnya sejak lahir. 

Biasanya, keluarga akan malu jika memiliki anak dengan dua kelamin. Akibatnya, mereka tidak melakukan konsultasi medis dan cenderung menutupinya. 

Padahal, orang tua seharusnya menjadi pihak pertama yang menerima kondisi anak sepenuhnya. Dengan begitu, anak bisa tumbuh dewasa sebagaimana mestinya.

Pandangan masyarakat Indonesia terkait interseks perlu diubah. Studi yang dirilis di jurnal Kata Kita menyebut, film dan media hiburan lain bisa membantu membuka wawasan soal kondisi ini.

Perbedaan interseks dan transgender

Transgender adalah kondisi saat seseorang mengganti jenis kelaminnya. Kondisi ini terjadi akibat persepsi dan orientasi seksual, bukan karena faktor medis.
Meski begitu, anak interseks bisa saja menjadi transgender di kemudian hari. Ini biasa terjadi jika perkembangan fisik dan hormonalnya berbeda dari gender yang ditentukan saat lahir.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 10/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan