backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Hidung Terasa Berair Ketika Sedang Menangis?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/09/2020

    Kenapa Hidung Terasa Berair Ketika Sedang Menangis?

    Hidung sewajarnya akan berair saat Anda sedang flu dan pilek. Namun, mungkin pernah sesekali Anda merasa hidung berair saat sedang menangis. Jumlah cairan yang keluar dari hidung ini bisa sedikit atau banyak, seperti menyerupai ingus atau lendir saat Anda sedang flu dan pilek. Sebenarnya, apa penyebab keluarnya air dari hidung ketika menangis?

    Apa penyebab hidung berair saat sedang menangis?

    mitos pilek

    Ada berbagai alasan mengapa Anda bisa menangis. Entah karena situasi yang sedih, bahagia, bahkan haru sekali pun. Akan tetapi, ada satu hal yang sama dari itu semua.

    Saat Anda menangis, sadar atau tidak biasanya hidung terasa basah dan berair. Ya, bukan mata saja yang bisa basah ketika Anda menangis, tapi hidung juga. Keluarnya air dari hidung ini bisa sangat sedikit, atau kadang dalam jumlah cukup banyak seperti sedang flu dan pilek.

    Bahkan saking banyaknya, Anda mungkin bisa sampai menyedotnya selayaknya menarik ingus ketika sedang flu dan pilek. Banyak atau sedikitnya jumlah cairan yang keluar dari hidung ini kadang dipengaruhi oleh seberapa dalam tangisan Anda.

    Misalnya, jika hanya menitikkan air mata biasa, hidung tidak akan terlalu berair atau bahkan tidak mengeluarkan air sama sekali. Sementara jika tangisan Anda sangat tersedu-sedu, biasanya cairan yang keluar dari hidung cukup banyak sampai bisa disedot seperti sedang flu dan pilek.

    Mungkin Anda bertanya-tanya apa penyebab di balik hidung berair saat menangis ini. Begini, sebenarnya ketika Anda menangis, air tidak hanya keluar dari mata dan mengalir di pipi, melainkan juga masuk ke bagian bawah kelopak mata.

    Ternyata, di bagian bawah kelopak mata ada saluran yang terhubung langsung dengan hidung, bernama duktus (saluran) nasolakrimal. Lebih tepatnya berada di bagian ujung mata yang paling dekat dengan hidung.

    Sebagian air mata yang tidak mengalir keluar ke pipi akan masuk ke dalam saluran nasolakrimal tersebut, kemudian masuk ke dalam rongga hidung. Setelah berada di dalam hidung, cairan yang sebenarnya air mata tersebut kemudian bercampur bersama lendir dan zat lainnya pada hidung.

    Baru kemudian keluar mengalir dari hidung. Itulah mengapa hidung terasa berair saat Anda sedang menangis. Singkatnya, cairan tersebut murni air mata dan bukan ingus seperti ketika sedang flu dan pilek.

    Hanya saja, kadang terasa agak kental karena telah tercampur dengan lendir dan berbagai zat lainnya dari hidung.

    Bagaimana cara menghentikan hidung yang berair saat menangis?

    hidung ingusan

    Pada dasarnya, hidung yang berair saat menangis bisa reda dengan sendirinya seiring berhentinya tangisan Anda. Namun, jika ingin menghentikan keluarnya cairan dari hidung, atau hidung masih terasa berair dan basah meski Anda sudah tidak lagi menangis, ada beberapa cara untuk menghentikannya.

    Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

    • Minum banyak air putih. Kebutuhan cairan yang tercukupi dengan baik dapat membantu mengurangi jumlah lendir, sehingga kondisi hidung yang berair lebih cepat kering.
    • Minum teh hangat. Sama halnya seperti pada kondisi flu dan pilek, minum teh hangat juga bisa membantu meredakan hidung hidung yang berair saat menangis.
    • Gunakan uap pada wajah. Anda bisa membersihkan cairan berlebih di dalam hidung dengan menggunakan baskom berisi air hangat. Kemudian arahkan wajah cukup dekat dengan baskom tersebut, dan hirup uap hangatnya secara perlahan.
    • Mandi air hangat. Kehangatan yang ditimbulkan dari uap air hangat bisa membantu mengeringkan lendir yang membuat hidung berair saat menangis.

    Intinya, Anda tak perlu cemas karena hidung berair saat sedang menangis merupakan hal yang normal terjadi pada siapa pun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan