backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Akibat Melihat Gerhana Matahari, Bisakah Bikin Buta?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 18/03/2022

    Akibat Melihat Gerhana Matahari, Bisakah Bikin Buta?

    Apakah Anda tergoda untuk menatap gerhana matahari dengan mata telanjang? Meski jarak matahari dengan bumi lumayan jauh, sekitar 150 juta kilometer, ternyata ada akibat yang bisa ditimbulkan karena melihat gerhana matahari secara langsung. Apa itu?

    Mata kita tidak bisa melihat sinar matahari langsung

    mata silau (halo)

    Ada alasan kenapa kita tidak bisa dan tidak boleh menatap matahari langsung. Sederhananya, menatap matahari dalam keadaan normal memang sangat sulit karena sinarnya yang terlalu terang dan menyilaukan.

    Ketika tersorot sinar, kita pasti akan langsung merespons dengan memicingkan mata atau buru-buru mencari peneduh karena mata tak kuat melihat cahaya menyilaukan.

    Melindungi pandangan dengan tangan atau kacamata hitam sudah menjadi reaksi naluriah manusia untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari demi keselamatan dirinya.

    Matahari pada dasarnya merupakan sumber ledakan panas mahadahsyat yang terjadi terus-menerus. Begitu Anda memutuskan untuk melihat matahari dengan mata telanjang, sengatan sinar matahari akan mulai “memanggang” bola mata.

    Sinar UV merupakan jenis sinar matahari yang paling bisa merusak mata, terutama bila dipantulkan pasir, salju atau air. Kornea (lapisan terluar mata yang transparan) akan melepuh dan retak akibat paparan sinar UV berlebih.

    Proses ini sangat mirip dengan bagaimana sinar matahari bisa membakar kulit, yang mungkin pernah Anda alami ketika panas-panasan di luar.

    Gejala kondisi ini, yang dikenal dengan fotokeratitis, biasanya muncul beberapa jam setelah kerusakan terjadi dan menyebabkan produksi air mata berlebihan.

    Selain itu, juga terjadi mata merah dan meradang, serta sensasi kesat seperti Anda telah menggosok mata dengan kertas amplas.

    Jadi, ketika Anda memandang tepat ke arah matahari sebentar saja, panas yang diproduksi akan terkonsentrasi sangat dahsyat pada retina sehingga cukup untuk membakar dan menghanguskannya.

    Parahnya lagi, karena retina tidak memiliki reseptor rasa sakit, Anda tidak tahu bahwa kerusakan mata telah terjadi sampai akhirnya sudah terlambat.

    Akibat melihat gerhana matahari dengan mata telanjang

    Menatap matahari saat gerhana matahari tidak jauh berbeda dengan menatap matahari pada hari biasa. Perbedaannya adalah kita biasanya akan otomatis berpaling kesilauan dari sinar matahari jika kita menatap terlalu lama. Ini sudah diatur secara alami oleh otak.

    Nah, suasana teduh selama gerhana matahari menurunkan kewaspadaan diri sehingga kita “lupa” untuk memicingkan mata dan berlama-lama memandang angkasa.

    Pupil juga otomatis melebar ketika memandang langit yang mendung. Tanpa disadari, ini dapat meningkatkan jumlah radiasi sinar UV yang sampai ke retina dan membuat Anda lebih rentan mengalami kerusakan pada retina.

    Gerhana matahari tidak pernah aman untuk dilihat dengan mata telanjang, baik itu gerhana sebagian, sabit, cincin, total, atau fase “perjalanan” dari sebagian hingga total.

    Bahkan ketika hampir 99% permukaan matahari gelap tertutupi bulan, secerah kecil cincin tipis sinar matahari yang menyembul dari balik bulan masih memancarkan cukup sinar UV yang dapat membakar mata Anda. Efeknya akan sama saja seperti ketika Anda memelototi matahari langsung.

    Kerusakan retina dan makula pun bisa terjadi. Retina merupakan jaringan di bagian belakang mata untuk menampilkan gambar ke otak. Retina merupakan bagian mata yang amat sensitif terhadap cahaya.

    Pada keadaan normalnya, pupil mata akan mengecil saat terkena cahaya terang, tapi jumlah cahaya yang masuk ke mata terkonsentrasi pada jaringan makula.

    Paparan sinar UV yang berlebihan akibat menatap gerhana matahari dengan mata telanjang kemudian membakar dan menghancurkan sel-sel di retina.

    Alhasil, ini dapat menimbulkan kebutaan yang juga dikenal dengan kondisi retinopati matahari. Kerusakan ini bisa bersifat sementara atau permanen dan terjadi tanpa rasa sakit.

    Biasanya, dampaknya baru muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah melihat gerhana matahari.

    Sampai saat ini, ada lebih dari 100 kasus kerusakan mata serius dan permanen yang disebabkan karena orang-orang terlalu lama menatap gerhana matahari.

    Pakai kacamata hitam saat gerhana tidak cukup untuk melindungi mata

    bahaya kacamata hitam murahan

    Sepasang kacamata hitam yang murah tidak akan cukup melindungi mata dari sinar UV selama gerhana matahari. Untuk bisa memandang (dan memfoto) gerhana matahari, Anda perlu kacamata yang dirancang khusus untuk ini.

    Lensa khusus tersebut dapat mengurangi intesitas cahaya yang masuk ke mata hingga ke taraf yang lebih aman.

    Penting untuk memastikan Anda menggunakan perangkat ini dengan benar. Letakkan lensa atau kacamata tepat di depan mata, lalu barulah mendongak untuk melihat matahari.

    Jangan pernah melepas kacamata sampai bulan benar-benar menutupi matahari. Jangan pula melepas kacamata ketika Anda berpaling dari gerhana.

    Hindari juga menonton gerhana matahari melalui kamera ponsel. Pasalnya, ini dapat membuat Anda berisiko melihat matahari secara tidak sengaja saat menyejajarkan kamera Anda. Sinar gerhana matahari juga mungkin bisa merusak kamera ponsel Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 18/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan