backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Cara Mengatasi Intoleransi Gluten

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 02/10/2019

    3 Cara Mengatasi Intoleransi Gluten

    Intoleransi gluten adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena tubuh tidak mampu mencerna gluten. Gluten yang tidak dapat dicerna kemudian justru memicu tubuh bereaksi negatif. Beberapa gejala intoleransi gluten yang umum dapat meliputi diare atau sembelit, perut kembung, mual dan muntah, dan bahkan sakit kepala. Lalu, bagaimana cara mengatasi intoleransi gluten agar gejalanya tidak kambuh berulang kali?

    Cara mengatasi intoleransi gluten

    Orang yang mengalami kondisi ini tidak pasti kesulitan menyerap nutrisi lain dari makanan. Intoleransi gluten juga tidak berisiko menimbulkan komplikasi serius, seperti cedera usus. Meski begitu, gejala yang diakibatkannya tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari jika terus dibiarkan.

    Nah, cara mengatasi gejala intoleransi gluten yang paling mudah adalah menghindari asupan gluten dari makanan. Gluten itu sendiri adalah jenis protein yang terkandung dalam gandum.

    Namun kadang, memang sulit untuk benar-benar menghindari gandum karena sumber pangan ini kerap diolah menjadi berbagai macam sajian. Beberapa contoh makanan olahan gandum adalah mie dan pasta, keik dan kue kering, sereal gandum, hingga berbagai jenis roti dan pastry.

    Berikut adalah beberapa cara mengobati intoleransi gluten yang mungkin bisa Anda praktikkan mulai sekarang:

    1. Konsultasi ke dokter

    Apabila Anda curiga intoleran terhadap gluten karena mengalami gejala-gejalanya setelah makan produk gandum, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter.

    Setelah memeriksa kondisi fisik dan riwayat kesehatan Anda, dokter umumnya akan menganjurkan Anda mulai membatasi atau mengurangi asupan gluten untuk sementara. Biasanya sekitar sebulan atau lebih dari 3 bulan. Selama ini, cobalah kurangi makanan ber-gluten sedikit demi sedikit dan perhatikan kondisi tubuh Anda.

    Jika sudah lewat dari jangka waktu itu, dokter biasanya akan meminta Anda kembali mengonsumsi gluten seperti biasa untuk memantau perkembangan kondisinya.

    Jika gejala terlihat membaik atau bahkan hilang selama “puasa pantangan’ tapi muncul lagi setelahnya, dokter dapat meresmikan diagnosis Anda sebagai intoleransi gluten.

    2. Hindari gluten

    Setelah dokter memastikan kondisi Anda, dokter akan menganjurkan Anda menghindari asupan makanan tertentu sebagai cara mengatasi gejala intoleransi gluten.

    Seperti yang telah disebut di atas, gandum dan produk gandum adalah makanan pemicu utamanya. Namun, beberapa makanan lain, terutama yang olahan pabrik, dapat ditambahkan gluten selama proses pembuatannya.

    Sebagai cara mengatasi intoleransi gluten, ini adalah beberapa daftar makanan lain yang harus dihindari:

    • Sereal
    • Saus kecap, atau saus lain yang terbuat dari kacang kedelai
    • Bir
    • Biskuit
    • Barley
    • Granola 

    Maka, baca teliti dulu label komposisi dan nilai nutrisi makanan yang tertera dalam kemasan produknya.

    Selain itu, Anda juga harus mengimbangi dengan makan makanan segar yang sehat, karena sebagian besar sumber makanan asli bebas gluten. 

    3. Mengonsumsi vitamin dan suplemen dari dokter

    Intoleransi gluten mengharuskan Anda menghindari makanan mengandung gluten. Itu kenapa Anda cenderung berisiko kekurangan asupan nutrisi penting dari makanan. 

    Menurut beberapa penelitian, orang yang harus menghindari gluten rentan kekurangan vitamin B6 dan folat. Vitamin B padahal penting untuk membantu tubuh melawan infeksi, mempertahankan fungsi saraf yang, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh Anda.

    Sebagai cara mencegah serta mengatasi kekurangan nutrisi akibat intoleransi gluten, minta dokter Anda untuk merekomendasikan suplemen makanan khusus. Terutama suplemen vitamin B kompleks yang sudah dilengkapi dengan asam folat dan vitamin B6.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 02/10/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan