backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Obat Antiviral untuk Melawan Infeksi Virus, Seperti Apa Cara Kerjanya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 26/03/2023

    Obat Antiviral untuk Melawan Infeksi Virus, Seperti Apa Cara Kerjanya?

    Antibiotik kadang dikira bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus. Padahal, obat antibiotik hanya ampuh melawan infeksi bakteri. Nah, untuk menangkal penyakit infeksi virus diperlukan obat antiviral (antivirus). Cara kerja obat antiviral ini tentu berbeda dengan antibiotik. Sama halnya seperti antibiotik, Anda juga tidak bisa membeli obat antiviral secara bebas.

    Pengertian antiviral

    Antivirus atau antiviral adalah obat yang secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.

    Obat untuk virus ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus).

    Awalnya, obat antivirus dipakai untuk mengobati penyakit seperti influenza (flu) atau herpes simpleks.

    Pengobatan antiviral kemudian semakin marak dikembangkan sejak obat antiretroviral terbukti efektif mengatasi infeksi human immunodeficiency virus (HIV).

    Kini, antiviral digunakan untuk menangani berbagai penyakit infeksi virus.

    Namun, antivirus hanya dapat diperoleh melalui resep dokter. Pasalnya, tidak semua pasien membutuhkan pengobatan antiviral.

    Selain itu, pengobatan obat virus tidak bisa dilakukan sembarang. Agar efektif bekerja melawan infeksi virus, antivirus harus diberikan pada waktu yang tepat.

    Cara kerja obat antiviral

    Diazoxide adalah

    Virus adalah mikroorganisme yang memerlukan inang untuk dapat bertahan hidup.

    Saat menyerang tubuh, virus akan masuk ke dalam sel sehat dan mengambil alih fungsinya untuk bereplikasi.

    Virus dapat menumpang di dalam sel atau secara langsung merusak sel agar kemudian bisa memperbanyak diri.

    Selama proses tersebut, virus akan terus-menerus menghancurkan serta menginfeksi sel-sel sehat di dalam tubuh.

    Oleh karena itu, obat untuk virus harus dapat masuk ke dalam sel dan memengaruhi virus tanpa merusak sel.

    Secara umum, antiviral bukan bekerja secara langsung mematikan virus, melainkan menghambat perkembangan virus di dalam sel.

    Obat untuk virus flu misalnya, enzim dalam antiviral akan mengganggu siklus infeksi virus dengan mencegah virus yang telah merusak satu sel untuk berpindah merusak sel lainnya.

    Dengan membatasi reproduksi virus, jumlah virus di dalam tubuh akan semakin berkurang. Oleh karena itu, sistem imun tubuh akan lebih mudah menghentikan infeksi virus.

    Cara kerja obat antiviral ini nantinya akan mempersingkat kemunculan gejala sekaligus mencegah gejala bertambah parah dan menimbulkan komplikasi.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kerja obat antivirus semakin baik jika diminum secepatnya di awal kemuculan gejala.

    Itulah mengapa dokter lebih sering memberikan antivirus pada tahap awal pengobatan.

    Pada orang-orang yang berisiko mengalami komplikasi penyakit flu, obat antiviral dapat mencegah timbulnya gejala parah, infeksi telinga, serta kondisi yang menyebabkan pasien harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

    Jenis-jenis obat virus

    obat kemoterapi kanker tenggorokan

    Tak semua obat antiviral sama. Hal ini tergantung dengan jenis penyakit yang diderita, misalnya obat untuk flu tentu akan berbeda dengan obat yang ditujukan bagi pasien hepatitis atau herpes.

    Setiap obat antiviral juga punya petunjuk konsumsi yang berbeda-beda tergantung dari usia, jenis, serta tujuan konsumsi obat.

    Selain untuk mengobati suatu penyakit, obat antiviral juga dapat digunakan untuk mencegah perkembangan penyakit infeksi tertentu.

    Berdasarkan jenis penyakitnya, berikut ini adalah jenis-jenis obat antiviral yang umum digunakan dalam mengatasi penyakit infeksi virus.

    1. Obat untuk herpes kulit

    Terdapat tiga jenis virus herpes yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit.

    Ketiganya yakni varicella zoster yang merupakan penyebab cacar air dan herpes zoster, herpes simpleks tipe I yang menjadi penyebab herpes oral, dan herpes simpleks tipe II yang mengakibatkan herpes genital.

    Acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir adalah obat antivirus yang dapat menghambat infeksi virus herpes kulit tersebut.

    Ketiga antiviral ini bekerja dengan mengikat polimerase DNA virus herpes, yaitu enzim yang memicu replikasi virus sehingga virus herpes tidak mampu memperbanyak diri.

    Selain itu, ada obat antivirus untuk infeksi virus herpes cytomegalovirus dengan mekanisme kerja yang serupa, seperti valganciclovir, ganciclovir, foscarnet, dan cidofovir.

    2. Obat untuk influenza

    Influenza atau flu adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit ini salah satu infeksi virus yang umum dialami.

    Obat virus untuk flu menghambat bagian DNA virus, seperti neuraminidase, sehingga dapat meredakan gejala lebih cepat dan menghindari timbulnya komplikasi pada pasien yang berisiko.

    Terdapat beberapa jenis antivirus yang digunakan untuk mengatasi flu, seperti:

    3. Obat untuk HPV

    Infeksi HPV atau human papillomavirus adalah salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan gangguan pada permukaan kulit, kelamin, dan kanker serviks.

    Penyakit infeksi virus ini dapat diobati menggunakan obat antiviral, seperti ribavirin, yang juga dapat mengatasi infeksi virus di saluran pernapasan.

    Antivirus dalam bentuk obat oles sperti imiquimod juga dapat dipakai untuk mengatasi infeksi HPV.

    4. Obat untuk hepatitis

    Hepatitis merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

    Obat antiviral dapat menghambat produksi virus hepatis B dan hepatitis C adalah interferon, jenisnya termasuk:

    • nukleosida atau nukleotida analog,
    • protase inhibitor, dan
    • polimerase inhibitor.

    5. Obat untuk HIV/AIDS

    Infeksi virus HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan kadar sel darah putih.

    Kondisi ini menyebabkan penderitanya sangat rentan mengalami penyakit infeksi.

    Kabar baiknya, pasien HIV/AIDS bisa menjalani hidup secara normal dengan mengonsumsi obat virus seperti antiretroviral (ARV).

    Obat ini secara efektif dapat mengendalikan jumlah virus HIV dengan memengaruhi siklus replikasi virus.

    Sebenarnya, terdapat banyak obat yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi virus. Daftar obat di atas adalah sebagian kecil dari jenis antiviral yang ada.

    Efek samping antiviral

    Jika terserang flu saat hamil, mungkin Anda ragu untuk minum obat-obatan tertentu.

    Padahal nyatanya, sah-sah saja untuk minum obat antiviral saat hamil, karena obat tersebut dapat meredakan gejala.

    Melansir dari laman Mayo Clinic, wanita yang sedang hamil berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi penyakit akibat flu ketimbang wanita lain yang tidak dalam kondisi hamil.

    Itulah mengapa minum obat antiviral bukan hanya mampu memulihkan kondisi tubuh Anda, tetapi juga membantu mencegah munculnya komplikasi dari flu yang lebih serius.

    Dengan catatan, Anda tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait kondisi kesehatan Anda.

    Dokter nantinya akan memberikan resep obat antiviral yang aman untuk mengobati flu ketika sedang hamil.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 26/03/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan