backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Setelah Minum Obat, Kok Malah Makin Sakit? Ini 6 Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 06/07/2023

    Setelah Minum Obat, Kok Malah Makin Sakit? Ini 6 Penyebabnya

    Apakah Anda pernah mengalami keadaan ketika sudah minum obat tapi merasa obat tersebut tidak bekerja di tubuh Anda? Bahkan setelah minum obat tersebut, justru Anda makin sakit dan tambah tidak enak badan.

    Bila ya, mungkin Anda melakukan beberapa hal yang tanpa disadari membuat obat yang seharusnya mengobati Anda malah menjadi tidak bekerja di tubuh Anda. Berikut penjelasan selengkapnya.

    Penyebab setelah minum obat justru bikin Anda makin sakit

    Memang tidak banyak yang tahu jika obat yang Anda minum bisa saja membuat tubuh terasa nyeri atau makin sakit.

    Itu sebabnya, untuk memastikan bahwa obat-obatan yang Anda konsumsi bekerja dengan aman dan efektif, Anda harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi kemanjuran obat tersebut.

    Berikut ini beberapa hal yang jadi penyebab obat yang Anda minum atau gunakan justru membuat Anda makin sakit.

    1. Resep obat baru

    cara menurunkan demam

    Efek samping dari obat-obatan memang bisa terjadi kapan saja, termasuk membuat tubuh Anda makin sakit.

    Namun, kemungkinan akan lebih besar terjadi saat Anda mencoba obat baru ataupun mengganti dosis dari obat yang sebelumnya Anda konsumsi.

    Itu sebabnya, sebelum minum obat Anda harus menanyakan dulu efek samping yang ditimbulkan kepada dokter ataupun apoteker.

    Pasalnya, obat seperti antibiotik ada yang menyebabkan mual ringan dan masih bisa ditangani.

    Namun, beberapa obat lainnya bisa memberikan efek samping yang berlangsung lama. Misalnya obat tekanan darah yang bisa menyebabkan Anda batuk-batuk.

    Bahkan, beberapa efek samping yang serius juga terkadang muncul seperti adanya darah dalam urine atau tinja, sesak napas, penglihatan kabur, atau sakit kepala yang hebat. Jika kondisi ini terjadi, segera berkonsultasi ke dokter.

    2. Minum obat lain

    Meskipun obat yang dijual bebas di pasaran tidak memerlukan resep dokter, tetapi obat tersebut tetap bisa menyebabkan efek samping.

    Jenis obat ini pun sangat mungkin berinteraksi dengan obat lain, termasuk obat resep dokter. Inilah yang menyebabkan tubuh makin terasa sakit setelah minum obat.

    Misalnya obat bebas yang paling umum digunakan, seperti parasetamol, ibuprofen, dan aspirin, dapat menyebabkan efek samping terutama pada orang tua.

    Lalu jika menggunakan obat untuk penyakit tiroid, Anda perlu menghindari obat flu tertentu.

    Pasalnya, kandungan pseudoephedrine dan dekongestan dalam obat flu membuat Anda mengantuk dan akan mengganggu kinerja obat tiroid.

    Maka dari itu, selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat tanpa resep. Beri tahu juga kepada dokter mengenai obat bebas yang Anda gunakan sebelum mendapat obat resep.

    3. Faktor usia

    Penuaan adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam mengubah efektivitas obat untuk mengobati penyakit yang Anda derita.

    Pasalnya, penuaan telah dikaitkan dengan penurunan berbagai fungsi organ dalam tubuh. Salah satunya ginjal.

    Penuaan diketahui dapat menyebabkan ginjal melakukan proses pembuangan obat dari tubuh dalam waktu yang terlalu lama.

    Hal ini membuat paparan obat ke tubuh menjadi lebih lama pada orang yang sudah tua.

    Itu sebabnya, beberapa obat tertentu yang memiliki risiko tinggi tidak disarankan untuk diresepkan kepada orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun.

    4. Pola makan

    makan sehat tapi kolesterol tinggi

    Minum segelas jus jeruk bali merah (grapefruit) atau menikmati semangkuk salad sayur memang terdengar hal yang sehat dan tidak berbahaya.

    Namun, beberapa makanan sehat justru dapat menyebabkan interaksi serius dengan obat-obatan tertentu.

    Hal inilah yang kemudian menyebabkan Anda makin sakit setelah minum obat.

    Misalnya, jika Anda minum segelas jus jeruk bali kemudian minum obat statin (obat penurun kolesterol), efeknya dapat melemahkan otot dan menyebabkan kerusakan ginjal.

    Tidak hanya itu, mengonsumsi sayuran hijau yang kaya akan vitamin K, seperti kol, bisa mengganggu kinerja obat warfarin dalam mencegah pembekuan darah.

    5. Minum dua obat dengan efek samping yang sama

    Efek samping dari obat terkadang bisa bersifat aditif. Artinya, mengonsumsi dua atau lebih obat dengan efek samping yang sama dapat menggandakan kemungkinan munculnya efek samping tersebut.

    Ini artinya, minum obat dengan kondisi ini justru bisa membuat tubuh Anda terasa makin sakit.

    Misalnya minum obat penenang lebih dari satu, seperti opioid, pelemas otot, obat anti-cemas, antihistamin, atau obat tidur, akan membuat Anda mengalami kelelahan dua kali lipat.

    Nah, hal ini justru tidak aman bagi Anda untuk mengemudi dan melakukan aktivitas lainnya.

    Intinya, mengubah dosis obat tanpa resep dokter justru akan membuat Anda lebih mungkin mengalami efek samping.

    6. Diminum bersama suplemen atau obat herbal

    Menurut sebuah studi di JAMA Internal Medicine, diketahui lebih dari 42% orang dewasa tidak memberi tahu dokter jika mereka ternyata mengonsumsi obat pelengkap, seperti suplemen dan obat herbal.

    Alasannya karena para pasien takut tidak disetujui oleh dokter. Padahal vitamin, suplemen, maupun obat herbal semuanya memiliki efek samping dan bisa berinteraksi dengan obat lain.

    Nah, interaksi tersebut bisa menyebabkan tubuh makin sakit setelah minum obat.

    Bukan cuma itu, keamanan beberapa obat herbal, terutama yang tak memiliki izin edar BPOM, pun masih dipertanyakan.

    Peringatan!

    • Jangan pernah lupa berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat tertentu.
    • Selalu beri tahu dokter jika Anda sedang minum obat tertentu, termasuk obat herbal dan suplemen, sebelum minum obat yang baru.
    • Gunakan obat sesuai dengan dosis yang diajurkan oleh dokter, jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
    • Dokter umumnya akan menyesuaikan dosis obat dengan usia dan kondisi kesehatan Anda.
    • Alih-alih sembuh, Anda mungkin akan merasa makin sakit setelah minum obat jika tidak mengikuti anjuran penggunaan obat dari dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 06/07/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan