backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Ada Orang yang Latah dan Apakah Bisa Sembuh?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    Kenapa Ada Orang yang Latah dan Apakah Bisa Sembuh?

    Pernahkah Anda menemui orang yang latah saat kaget? Biasanya, orang yang menderita gangguan ini akan merespons kekagetan mereka dengan gerakan tubuh tertentu atau menyebut kata-kata spontan tertentu.

    Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan latah? Bisakah kebiasaan ini dihentikan? Cari tahu ulasannya di bawah ini.

    Apa itu latah?

    kepergok anak saat seks

    Latah atau dalam istilah medis disebut dengan jumping frenchmen of maine adalah kelainan atau penyakit langka yang ditandai dengan reaksi terkejut yang cukup ekstrem.

    Istilah ini pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19 di Maine, Amerika Serikat, dan Quebec, Kanada. Kondisi ini terjadi di antara populasi penebang pohon keturunan Kanada-Prancis yang terisolasi.

    Orang yang latah akan menunjukkan reaksi yang tak terduga saat ia merasa kaget. Seseorang yang mengalaminya bisa menunjukkan reaksi berlebihan yang tidak biasa.

    Reaksi ini mulai dari mengulang kata-kata tertentu, melompat, menjerit, memukul, hingga melempar sesuatu.

    Respons ini terjadi sangat cepat, natural, dan tanpa disengaja atau direncanakan terlebih dahulu terhadap stimulus yang menyebabkannya.

    Sebagai contoh, penyebab latah bisa karena suara kencang yang membuat kaget atau melihat sesuatu yang tak terduga secara tiba-tiba.

    Penderitanya pun tidak mampu mengendalikan kondisinya sendiri sehingga terkadang kata-kata atau respon yang keluar tidak terduga.

    Kondisi ini biasanya dimulai setelah masa pubertas atau selama masa remaja.

    Berbagai tipe atau jenis latah sesuai gejalanya

    kaget menyebabkan kematian

    Setiap penderita kondisi ini bisa menunjukkan respons yang berbeda-beda setelah mendapat rangsangan yang tiba-tiba dan tak terduga.

    Misalnya, suara yang kencang, perintah atau isyarat yang tiba-tiba, melihat sesuatu yang membuat kaget, atau kontak fisik yang tak terduga, seperti dicubit.

    Berdasarkan respons tau gejala yang berbeda-beda tersebut, latah terbagi ke dalam beberapa tipe, seperti di bawah ini.

    1. Ekolalia

    Ekolalia adalah pengulangan kata atau frase tertentu yang tak disengaja. NORD menyebut, orang yang mengalami ekolalia seperti burung beo yang selalu mengulang perkataan orang.

    Misalnya, saat seseorang menyuruh duduk secara tiba-tiba, Anda justru mengulang kata “Eh duduk duduk”, bukannya melakukan perintah tersebut.

    2. Ekopraksia

    Berbeda dengan ekolalia, seseorang yang mengalami ekopraksia justru membuat atau meniru gerakan tubuh tertentu secara berulang dan tidak sengaja saat ia terkejut.

    Gerakan yang ditiru bisa berupa kegelisahan, gaya berjalan, atau bahasa tubuh orang yang ditemuinya.

    3. Koprolalia

    Bila ekolalia mengulang kata, seseorang yang latah koprolalia justru mengucapkan kata atau frasa yang tidak senonoh sebagai respons terkejutnya.

    Ini bisa merujuk pada alat kelamin, kotoran, atau tindakan seksual. Koprolalia sendiri disebut sering menjadi salah satu gejala dari Sindrom Tourette.

    4. Automatic obedience

    Pada beberapa orang, respons kaget bisa ditunjukkan dengan mengikuti arahan atau bergerak sesuai dengan perintah orang yang mengagetkan, misalnya lari atau pukul.

    Namun, sebagaimana latah lainnya, arahan atau gerakan yang dilakukan tidak disengaja dan terjadi begitu saja secara otomatis.

    Apa penyebab latah?

    Salah satu teori menyebutkan bahwa kelainan ini terjadi sebagai respons yang ekstrem terhadap situasi tertentu yang dipengaruhi faktor budaya.

    Namun, sejauh ini belum ada penelitian dan penjelasan medis yang mendukung penyebab dari gangguan ini. Jadi, bisa dikatakan jika penyebab dari latah itu sendiri belum diketahui secara pasti.

    Akan tetapi, kondisi ini sering kali diyakini sebagai gangguan neuropsikiatri. Sebab, terkejutnya orang latah dianggap berlebihan dan tidak sewajarnya.

    Di sisi lain, teori lain menyebutkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh gangguan neurologis somatik.

    Gangguan somatik disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi setelah pembuahan dan tidak diwariskan oleh orang tua atau diteruskan ke anak.

    Selain itu, pengaruh budaya juga disinyalir mampu memengaruhi tingkat keparahan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan penyebab pasti dari gangguan ini.

    Pasalnya, sejauh ini belum ada studi yang spesifik mencari tahu mengenai penyebab dan mekanisme yang mendasari terjadinya latah.

    Hanya saja, sampai saat ini, faktor genetik dan lingkungan diyakin berperan dalam menyebabkannya.

    Apa saja faktor yang dapat memengaruhi latah?

    kepergok anak saat seks

    Pada beberapa kasus, orang yang lebih muda cenderung mengalami latah yang lebih sering dan parah. Umumnya, intensitas dan tingkat keparahan dari gejala akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.

    Selain usia, intensitas respons juga bisa dipengaruhi oleh kondisi fisik seseorang, seperti kelelahan, stres, atau dalam kondisi emosi yang tidak stabil.

    Seberapa sering seseorang terkejut pun bisa memengaruhi intensitas dan tingkat keparahan latahnya.

    Adapun gangguan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya. Sering kali orang yang mengalami kondisi ini dipancing terus menerus kelatahannya karena dianggap lucu dan menghibur.

    Padahal, hal ini bisa meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kondisi tersebut dan sama sekali tidak membantu orang yang latah.

    Selain itu, orang yang terus menerus latah juga akan mengalami kelelahan berat jika setiap orang yang ditemuinya memancing gangguannya tersebut.

    Apakah latah bisa disembuhkan?

    Pada dasarnya, tidak ada terapi khusus untuk orang yang memiliki penyakit latah. Cara terbaik untuk mengurangi latah adalah dengan tidak mengagetkan orang yang memiliki gangguan ini.

    Umumnya, kondisi ini akan menurun keparahannya seiring dengan pertambahan usia. Saat stres atau kecemasan berkurang pun, latah Anda menjadi menurun frekuensi dan tingkat keparahannya.

    Oleh karena itu, mengurangi stres dan kecemasan pun bisa menjadi salah satu jalan untuk meredakan gangguan ini.

    Namun, jika kondisi ini benar-benar mengganggu Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan terapis atau dokter guna mengendalikan diri pada saat-saat tertentu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan