backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Dampak Mencampur Alkohol Dengan Obat

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Dampak Mencampur Alkohol Dengan Obat

    Sering sekali dijumpai kasus seseorang mencampur alkohol dan obat penenang, atau obat-obatan lainnya. Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu pada saat bersamaan dapat memberikan efek samping tertentu, seperti sakit kepala, mual, muntah hingga sesak napas, bahkan dampak buruknya adalah dapat menyebabkan kematian. Mengonsumsi alkohol dan obat secara bersamaan dapat mempercepat cara kerja hati dan memicu terjadinya keracunan.

    Mengapa orang mencampur alkohol dengan obat-obatan?

    Menurut data Behavioral Health of Palm Beach, di Amerika  kebanyakan orang yang mencampurkan obat-obatan dengan alkohol berusia 18-30 tahun. Orang dewasa lebih mudah terkena keracunan campuran alkohol dan obat-obatan karena metabolisme orang dewasa lebih lambat daripada anak muda. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi tindakan tersebut, salah satunya coba-coba yang menjadi kecanduan. Mencampur alkohol dan obat-obatan menjadi hal yang sudah biasa, sehingga tidak disadari bahwa ada risiko dari mencampur alkohol dan obat-obatan.

    Selain itu, biasanya orang yang sedang memiliki masalah berat ingin menenangkan diri, misalnya karena sedang memiliki masalah pribadi yang berat. Hal ini juga mungkin dilakukan saat seseorang memiliki gangguan tertentu seperti gangguan tidur, ingin agar obat yang diminumnya bekerja lebih cepat.

    Apa dampak mengkonsumsi alkohol yang dicampur obat lain?

    Ada beberapa obat yang akan memberikan dampak tertentu ketika diminum bersamaan dengan alkohol, berikut ini beberapa daftar obat tersebut:

    Anti-depresan

    Terdapat beberapa macam jenis obat anti-depresan. Fungsi dari obat ini adalah untuk memperlambat otak bekerja, biasanya digunakan pada penderita gangguan kecemasan dan gangguan tidur. Obat ini memberi efek menenangkan seperti jenis benzodiazepines (Xanax, Valium). Mengonsumsi alkohol dan antidepresan dapat menenangkan detak jantung dan pernapasan, namun jika diminum berlebihan dapat memberikan beberapa dampak seperti sakit kepala tiba-tiba, kehilangan kesadaran dan memori, bahkan kematian.

    Stimulan

    Jika anti-depresan memberi efek menenangkan, stimulan memberikan efek memacu adrenalin, jantung, dan pernapasan. Ada beberapa jenis obat stimulan, biasanya digunakan pada penderita obesitas, bahkan diberikan pada penderita ADHD. Mengonsumsi stimulan terus menerus tidak baik, apalagi dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, seperti pada stimulan jenis dextroamphetamine (Dexedrine dan Adderall) dan jenis methylphenidate (Ritalin dan Concerta). Efek mengkombinasikan stimulan dan alkohol dapat mencegah efek dari alkohol itu sendiri. Ketika diminum bersamaan akan membuat Anda tetap dalam keadaan aktif, tetapi takaran yang tidak pas menyebabkan melemahnya koordinasi pada tubuh, pingsan, bahkan kematian. Hal ini disebabkan karena orang yang mencampur alkohol dan stimulan, tidak dapat memprediksi takaran percampuran, sehingga terjadinya keracunan pada tubuh.

    Opiates

    Opiates biasanya digunakan untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan rasa sakit, salah satu jenis opiates yang cukup dikenal adalah morfin. Seperti anti-depresan dan stimulan, opiates juga memiliki berbagai macam jenis obat, beberapa di antaranya adalah Vicodin, OxyContin, Percocet. Mengkonsumsi alkohol dicampur dengan opiates dapat menyebabkan melambatnya pernapasan, rendahnya tekanan darah dan melambatnya detak jantung, koma, bahkan bisa menyebabkan kematian.

    Kokain

    Seperti yang ditulis pada situ BNN Indonesia, kokain merupakan salah satu jenis narkoba populer di Indonesia. Mengonsumsi kokain dapat menyebabkan euforia, halusinasi, delirium, panik, meningkatnya kepercayaan diri. Mengonsumsi kokain bersamaan dengan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu terjadinya serangan jantung dan stroke.

    Antihistamin

    Jenis obat ini digunakan untuk mengobati alergi. Mengonsumsi antihistamines dapat menyebabkan pusing, mengantuk dan pandangan kabur. Jika obat ini dicampur dengan alkohol, dapat menyebabkan mengantuk dan memicu terjadinya kecelakaan.

    Sedatif dan tranquilizer

    Tranquilizer termasuk ke dalam CNS (Central Nervous System) depressants, sedangkan sedatif lebih dikenal sebagai obat tidur. Obat ini digunakan untuk penderita gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan cepat terpicu marah. Hampir sama dengan anti-depresan, mengkonsumsi obat ini dengan alkohol dapat menimbulkan rasa kantuk yang berat. Efek buruknya adalah gagal jantung dan paru-paru.

    Bagaimana cara mengatasi kecanduan mencampur alkohol dan obat lain?

    Berkonsultasilah pada tempat rehab untuk kecanduan alkohol dan obat-obatan jika Anda pernah mencoba dan mencapai tahap ketergantungan. Cari tahu tempat rehabilitasi di sekitar Anda, atau bisa kunjungi rumah sakit terdekat untuk menanyakan pusat rehabilitasi yang bisa Anda kunjungi. Anda juga dapat berkunjung ke tempat rehabilitasi BNN Lido Bogor. Ada hal yang perlu diperhatikan ketika Anda memutuskan untuk berkunjung ke tempat rehabilitasi, seperti komitmen untuk mengubah kebiasaan, mengidentifikasi dan menetapkan target untuk berubah, membiasakan diri untuk lebih bertanggungjawab, serta mengubah sudut pandang.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan