backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan

4 Kondisi yang Bisa Jadi Penyebab Dada Sakit Saat Bernapas

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    4 Kondisi yang Bisa Jadi Penyebab Dada Sakit Saat Bernapas

    Bernapas adalah cara tubuh mendapatkan oksigen. Dengan oksigen itulah semua proses di dalam tubuh dapat berjalan lancar. Coba saja untuk menahan napas, apa rasanya? Lalu ketika kembali bernapas lagi Anda akan merasa lega, bukan? Nah, bagaimana jadinya jika saat bernapas yang seharusnya melegakan justru membuat dada terasa sakit? Untuk mengetahui apa penyebab sakit dada ketika menarik napas, baca terus ulasan berikut ini.

    1. Kondisi yang berkaitan dengan otot dan tulang di dada

    Cedera di daerah dada bisa menimbulkan sakit dada ketika bernapas. Cedera di bagian dada yang dapat terjadi contohnya tulang dada patah atau otot bagian dada memar akibat benturan.

    Ketika Anda mengambil napas, tulang di bagian dada dan otot akan ikut bergerak. Nah, jika terjadi cedera di area ini tentu akan menimbulkan rasa sakit saat bernapas.

    2. Kondisi yang berkaitan dengan paru-paru

    Pneumonia

    Pneumonia adalah kondisi infeksi serius pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Orang yang mengalami pneumonia kantung-kantung kecil udaranya (alveolus) di dalam paru-paru akan penuh dengan cairan. Oleh karena itu, beberapa gejala akan timbul karena kondisi ini. Salah satunya adalah dada terasa sakit ketika bernapas.

    Gejala lainnya meliputi demam, detak jantung yang semakin meningkat, kehilangan nafsu makan, dan batuk yang tidak kunjung sembuh.

    Radang selaput paru-paru (pleuritis)

    Paru-paru adalah organ yang dibungkus oleh membran khusus bernama pleura. Pleura ini bisa mengalami peradangan karena bakteri, tumor, patah tulang iga, kanker paru, dan luka di dada. Kondisi peradangan ini akan menimbulkan efek sakit di dada saat bernapas.

    Karena sakit yang dirasakan, orang yang mengalami radang selaput paru-paru cenderung mengambil napas pendek-pendek untuk menghindari rasa sakit di dadanya yang akan semakin terasa jika bernapas seperti biasanya.

    Tuberkulosis

    Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Umumnya bakteri ini menyerang paru-paru. Orang yang mengalami tuberkulosis mengalami peradangan di paru-paru, sehingga dada terasa sakit ketika bernapas. Gejala lainnya yang cukup serius adalah muntah darah.

    Empyema

    Empyema disebut juga pyothorax atau pleuritis purulen. Ini adalah kondisi saat nanah terkumpul di daerah antara paru-paru dengan permukaan dalam dinding dada. Daerah ini dikenal dengan ruang pleura. Saat terjadi infeksi, maka ruang pleura ini akan menumpuk nanah semakin banyak mengental. Penumpukan ini membuat lapisan paru-paru dan rongga dada jadi menempel. Alhasil, paru-paru tidak bisa mengembang sepenuhnya dan menimbulkan rasa sakit saat bernapas.

    Emboli paru

    Gumpalan darah di paru-paru yang disebut emboli paru ini juga dapat menimbulkan sakit dada serius saat bernapas. Emboli paru bisa terjadi karena cedera seperti patah tulang atau robekan otot yang bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang akhirnya menimbulkan gumpalan.

    Kondisi medis tertentu juga bisa menyebabkan darah membeku terlalu mudah sehingga dapat terbentuk emboli paru. Kondisi seperti operasi atau kemoterapi untuk kanker juga dapat menyebabkan pembekuan darah terjadi lebih mudah.

    Pneumotoraks

    Kondisi pneumotoraks juga akan membuat pengidapnya merasakan sakit dada ketika bernapas. Pneumotoraks terjadi sat udara bocor ke ruang antara paru-paru dan dinding dada. Penyebab pneumotoraks ini bermacam-macam.

    Pneumotoraks bisa terjadi karena kondisi cedera di dada yang menembus hingga menyentuh paru-paru. Contohnya, korban luka tusuk dada yang dalam, atau patah tulang rusuk yang menusuk paru-paru. Cedera tersebut dapat menimbulkan kebocoran udara di paru-paru.

    penyebab dada terasa sesak

    3. Kondisi yang berkaitan dengan jantung

    Penyakit jantung

    Gangguan pada organ jantung juga bisa menimbulkan sakit dada saat bernapas. Ada beberapa jenis penyakit jantung yang bisa menimbulkan kondisi-kondisi berikut ini:

    • Angina, ketika aliran darah ke jantung sangat sedikit
    • Serangan jantung, ketika aliran darah ke jantung tertutup
    • Gagal jantung, ketika jantung tidak berhasil memompa darah

    Perikarditis

    Jantung dibungkus oleh selaput tipis yang disebut dengan perikardium. Perikardium ini bisa mengalami radang yang disebut dengan perikarditis. Kondisi ini membuat dada sakit saat bernapas. Sakit dada yang dirasakan saat kondisi perikarditis seringnya dirasakan di dada bagian tengah, atau bagian dada di sebelah kiri.

    Peradangan pada perikardium ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, dan terkadang reaksi obat serta terapi radiasi ke dada.

    4. Kondisi yang tidak berkaitan dengan jantung dan paru

    Refluks asam lambung (GERD)

    Sakit dada saat bernapas juga bisa terjadi akibat refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease, disingkat GERD). Menurut American College of Gastroenterology, dada nyeri saat bernapas karena GERD ini disebut juga nyeri dada non-jantung.

    Tentunya dada sakit saat bernapas karena masalah jantung dan GERD memiliki perbedaan. Sakit dada saat bernapas karena GERD dirasakan bukan dari dalam dada, melainkan rasa sakitnya seperti ada di permukaan kulit dan terasa panas dan perih, seperti terbakar.

    Kondisi lainnya

    Sebenarnya masih banyak kondisi lain yang menyebabkan dada terasa sakit saat bernapas. Jika Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter. Apalagi jika Anda merasakan gejala-gejala selain sakit dada saat bernapas. Misalnya menggigil, pusing, merasa gelisah atau linglung, detak jantung semakin kencang, sakit dada ketika batuk, kejang, hingga pingsan. Ada baiknya Anda langsung mencari bantuan medis darurat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan