backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Obat-obatan untuk Kolesterol dan Aturan Penggunaannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    Obat-obatan untuk Kolesterol dan Aturan Penggunaannya

    Kolesterol merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh, tapi jumlahnya yang berlebih bisa membahayakan tubuh. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit jantung, stroke, dan juga diabetes. Untuk menurunkan kadar kolesterol tubuh Anda dengan berbagai obat penurun kolesterol, obat alami untuk kolesterol, dan berbagai pengobatan kolesterol lainnya. Jadi, apa saja pengobatan kolesterol yang bisa menjadi pilihan Anda? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Beragam pilihan obat penurun kolesterol

    Ada beberapa obat-obatan yang bisa menjadi pilihan pengobatan jika ingin menurunkan kadar kolesterol yang terlalu tinggi di dalam darah. Berikut adalah beberapa pilihan obat yang bisa Anda gunakan:

    1. Statin

    Menurut American Heart Association, penggunaan statin merupakan salah satu pilihan pengobatan kolesterol yang paling ampuh. Statin bekerja pada liver atau hati untuk mencegah terbentuknya kolesterol. Dengan begitu, jumlah kolesterol yang bersirkulasi di dalam darah pun ikut berkurang.

    Statin memang dikenal sebagai obat yang efektif dalam menurunkan kadar LDL di dalam darah. Tidak hanya itu, obat ini juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan jumlah HDL atau kolesterol baik dalam darah.

    Namun, sama dengan berbagai jenis obat pada umumnya, golongan obat ini juga dapat menimbulkan efek samping. Biasanya, efek samping dari penggunaan statin bukanlah kondisi yang serius dan seiring berjalannya waktu, tubuh Anda akan beradaptasi dengan efek samping tersebut.

    Untuk penggunaan obat ini sebagai pilihan pengobatan untuk kolesterol, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter. Pasalnya, tidak semua orang diperbolehkan menggunakan obat ini. Sebagai contoh, ibu hamil dan orang yang memiliki masalah liver tidak disarankan menggunakan obat-obatan statin.

    Maka itu, meski tidak menimbulkan gejala kolesterol, Anda perlu melakukan tes darah untuk cek kolesterol secara rutin. Jika memang kadar kolesterol Anda tinggi, jangan langsung mengonsumsi obat. Namun, segera periksakan kondisi ke dokter dan tanyakan pengobatan kolesterol apa yang tepat untuk Anda.

    2. Pengikat asam empedu (bile acid sequestrants)

    Golongan obat lain yang juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk menurunkan kolesterol adalah obat-obatan pengikat asam empedu atau yang lebih dikenal sebagai bile acid sequestrants. Sama halnya dengan golongan obat statin, golongan obat ini juga berfungsi untuk menurunkan kadar LDL di dalam darah.

    Obat ini bekerja dengan mengurangi kadar asam empedu. Pasalnya, tubuh membutuhkan asam empedu dan membuatnya dengan cara mengurai kolesterol LDL.

    Hanya saja, Anda perlu ingat bahwa pengobatan untuk kolesterol yang satu ini dapat menimbulkan efek samping, misalnya konstipasi, perut kembung, rasa mual, rasa ingin buang angin, hingga heartburn atau sensasi terbakar pada dada.

    Jika Anda ingin menggunakan obat ini, tanyakan dulu kepada dokter apakah penggunaan obat ini aman untuk kondisi kesehatan Anda.

    3. Niacin

    Alternatif lain untuk pengobatan kolesterol lainnya adalah penggunaan niacin. Obat ini adalah vitamin B yang dapat meningkatkan kadar lipoprotein di dalam tubuh. Niacin meningkatkan jumlah HDL di dalam tubuh sekaligus menurunkan kadar LDL dan trigliserida.

    Namun, penggunaan obat ini juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan. Contohnya bercak kemerahan di wajah dan di leher, gatal-gatal, sakit perut, hingga kadar gula darah meningkat. Oleh karenanya, jika ingin menggunakan niacin untuk pengobatan kolesterol, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.

    4. Fibrate

    Golongan obat ini juga menjadi pilihan lain untuk pengobatan kolesterol. Golongan obat ini ampuh untuk menurunkan kadar trgiliserida di dalam darah. Selain itu, pada kasus tertentu, obat-obatan fibrat juga dapat meningkatkan kadar HDL di dalam tubuh.

    Meski begitu, sedikit berbeda dari obat-obatan untuk menurunkan kadar LDL di dalam darah. Sama halnya dengan penggunaan obat-obatan lainnya, obat-obatan fibrate juga dapat menyebabkan mual, sakit perut, sakit kepala dan pusing.

    5. Cholesterol absorption inhibitor

    Sama dengan obat-obatan kolesterol lainnya, obat ini juga cukup sering digunakan untuk mengatasi kolesterol tinggi. Golongan obat ini bekerja dengan cara mencegah kolesterol agar tidak diserap oleh usus. Golongan obat ini paling efektif dalam menurunkan kadar LDL di dalam tubuh.

    Bahkan, obat ini mungkin memiliki efek yang cukup baik dalam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL di dalam darah. Namun ingat untuk selalu berkonsultasi terlebih dahulu mengenai pilihan pengobatan yang ingin Anda jalani.

    Penggunaan cholesterol absorption inhibitor ini juga dapat menimbulkan efek samping berupa sakit perut, rasa lelah, dan otot terasa nyeri.

    6. Obat-obatan injeksi

    Selain obat minum, ada pula obat-obatan injeksi yang dapat membantu menurunkan kadar zat lemak yang satu ini di dalam darah. Sama dengan sebagian besar obat yang digunakan untuk pengobatan kolesterol, obat-obatan ini juga dapat menurunkan kadar LDL di dalam darah.

    Umumnya, obat ini diberikan kepada pasien yang mengalami masalah genetik yang menyebabkan kadar LDL meningkat. Selain itu, obat ini juga digunakan oleh orang yang kondisi kesehatannya tidak segera membaik meski telah mengonsumsi obat-obatan minum untuk mengatasi kolesterol.

    Siapa saja yang boleh mengonsumsi obat penurun kolesterol?

    obat biduran

    Tidak sedikit orang yang memilih minum obat kolesterol sebagai pilihan pengobatan guna mencegah terserang stroke dan penyakit jantung. Padahal, obat ini tidak boleh diminum sembarangan dan tetap butuh resep dokter untuk mendapatkannya.

    Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan beserta semua faktor risiko yang dimiliki terlebih dahulu sebelum meresepkan obat kolesterol sebagai pilihan pengobatan yang tepat untuk Anda. Anda mulai boleh minum obat kolesterol apabila kadar kolesterol dalam tubuh sudah tergolong cukup tinggi, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi kolesterol jika tidak segera diobati.

    Normalnya, total kolesterol keseluruhan harus di bawah 200 mg/dL. Sedangkan kolesterol LDL tidak boleh lebih dari angka 130 mg/dL. Intinya, tidak semua orang bisa dengan mudah minum obat kolesterol. Menurut American Heart Association, ada empat kelompok utama yang sebaiknya memilih penggunaan statin sebagai pengobatan kolesterol.

  • Kelompok pertama yaitu orang dewasa di rentang usia 40-75 tahun dengan kadar kolesterol LDL 70-189 mg/dL. Kelompok ini umumnya tidak memiliki penyakit jantung, tapi berisiko untuk mengalaminya dalam 10 tahun mendatang. Terutama bagi orang yang punya penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta perokok aktif.
  • Kelompok kedua, orang yang sudah memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama terkait dengan pengerasan atau penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Contohnya bagi pengidap serangan jantung, stroke akibat penyumbatan pembuluh darah, angina, stroke ringan, arteri perifer, dan lain sebagainya.
  • Kelompok ketiga,  orang yang telah berusia 21 tahun atau lebih dengan kadar kolesterol LDL sangat tinggi melebihi batas normal, yakni di atas 190 mg/dL.
  • Kelompok keempat, orang dengan diabetes dan punya kadar kolesterol LDL 70-189 mg/dL. Terlebih lagi jika pengidap diabetes terbukti memiliki faktor risiko untuk terserang penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi dan kebiasaan merokok.
  • Obat kolesterol harus diminum berdasarkan resep dokter

    Hal lain yang perlu Anda ketahui mengenai pengobatan kolesterol dengan mengonsumsi obat-obatan adalah tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan. Artinya, untuk mengonsumsi obat-obatan seperti statin, niacin, dan golongan obat lainnya, Anda wajib berkonsultasi dengan dokter.

    Ya, obat untuk kolesterol tidak dirancang untuk diperjualbelikan secara bebas. Anda harus membelinya dengan resep dokter, baik untuk dosis awal maupun dosis berikutnya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan Anda tidak disarankan mengonsumsi obat kolesterol secara bebas.

    1. Obat kolesterol tidak ditujukan untuk semua orang

    Beberapa orang memilih untuk mengonsumsi obat-obatan sebagai pengobatan. Tujuannya untuk menurunkan kadar kolesterol demi mencegah terjadinya stroke dan serangan jantung. Akan tetapi, obat ini wajib diminum sesuai dengan resep dokter. Pasalnya, obat ini tidak ditujukan untuk semua orang.

    Ambil contoh, konsumsi statin dan obat-obatan golongan lain yang tidak diperuntukkan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan efek samping tertentu hingga berisiko menyebabkan cacat lahir.

    Menurut Antonio M. Gotto Jr., MD, seorang profesor kedokteran di Weill Medical College of Cornell University di Itacha, New York, statin dan obat lainnya juga tidak dianjurkan untuk wanita usia subur.

    2. Obat kolesterol memiliki efek samping yang berbeda

    Semua jenis obat memiliki efek samping, tidak terkecuali obat penurun kolesterol. Pada saat meresepkan, dokter akan mempertimbangkan jenis dan dosisnya berdasarkan seberapa tinggi kadar kolesterol tubuh Anda, kemungkinan risiko, riwayat penyakit pembuluh darah, dan kemungkinan efek sampingnya.

    Secara umum, efek samping obat penurun salah satu zat lemak dalam darah ini meliputi rasa mual, sakit perut, sembelit, diare, rasa mengantuk, dan nyeri otot. Namun untuk obat seperti statin memiliki tambahan efek samping, yaitu meningkatkan risiko kerusakan jaringan otot atau kerusakan hati.

    Risiko ini akan semakin meningkat bila Anda mengonsumsi statin tanpa resep dokter, terutama bila Anda meminum antibiotik atau obat lain yang fungsinya sama secara bersamaan. Maka itu, jika ingin menggunakan obat ini, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

    Walaupun beberapa obat kolesterol memiliki kandungan yang sama, namun formulanya bisa berbeda bila diproduksi oleh perusahaan obat yang berbeda-beda. Hal ini akan berpengaruh pada khasiat obat dan efek samping yang ditimbulkan.

    3. Obat kolesterol tidak boleh diminum berbarengan dengan obat-obat tertentu

    Sebelum menebus resep di apotik, dokter akan menjelaskan tata cara minum obat yang baik dan benar sesuai dengan kondisi Anda. Berapa kali obat harus dikonsumsi dalam sehari, efek samping yang mungkin timbul, dikonsumsi untuk berapa lama, hingga ketentuan apa boleh obat tersebut dikonsumsi dengan obat lain.

    Nah, jika Anda minum obat tanpa resep dokter, Anda tentu tidak akan tahu efek samping yang mungkin terjadi bila Anda mengonsumsi bersamaan dengan obat lain.

    Pasalnya, efektivitas obat-obatan akan terganggu dengan asupan makanan dan suplemen tertentu. Hal ini akan semakin memburuk saat Anda minum antibiotik atau obat lain bersamaan dengan statin karena dapat meningkatkan efek samping dari statin.

    Kecuali bila statin menyebabkan efek samping yang sangat serius bagi tubuh Anda dan tidak cukup membantu menurunkan kadar kolesterol, kemungkinan dokter akan memberikan obat lain yang dapat membantu efektivitas statin dalam tubuh Anda. Oleh karena itu, Anda wajib memiliki resep dokter sebelum memutuskan untuk minum obat kolesterol.

    Pentingnya gaya hidup sehat saat konsumsi obat kolesterol

    Pengobatan kolesterol memang dapat membantu Anda menurunkan kadar kolesterol tinggi dalam tubuh. Namun, selain penggunaan obat, biasanya dokter juga menyarankan Anda untuk melakukan langkah lain.

    Sebagai contoh, dengan menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti susu tinggi lemak  dan daging berlemak. Tidak bisa disangkal bahwa sebenarnya kunci untuk menurunkan kolesterol adalah dengan mengubah gaya hidup Anda.

    Perubahan gaya hidup ini termasuk melakukan olahraga setiap hari setidaknya selama 30 menit dan menghindari berbagai gaya hidup lain yang mungkin menjadi penyebab kolesterol.

    Selain itu, pengobatan juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang rendah lemak, kolesterol, dan garam, mengontrol stres, dan berhenti merokok. Walaupun Anda sudah mengonsumsi obat atau suplemen penurun kolesterol, tetapi tetap saja Anda harus menerapkan gaya hidup sehat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol Anda.

    Jika Anda menganggap bahwa saat Anda telah melakukan pengobatan kolesterol dengan mengonsumsi obat-obatan, Anda akan bisa bebas makan makanan apapun, maka anggapan Anda selama ini salah.

    Namun, melakukan mengonsumsi obat penurun kolesterol bukan berarti Anda bisa mengabaikan diet rendah kolesterol. Anda tetap harus menjaga kadar kolesterol tetap normal dengan memerhatikan asupan lemak dan karbohidrat Anda karena kedua zat gizi ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

    Selain itu, yang harus Anda ingat adalah bukan berarti Anda harus berhenti mengonsumsi semua makanan berlemak. Tidak semua makanan berlemak buruk bagi tubuh Anda. Tubuh Anda masih membutuhkan lemak dari lemak sehat. Anda bisa mendapatkannya dari makanan yang baik untuk menjaga kolesterol Anda, seperti yang ditemukan dalam kacang-kacangan, ikan, alpukat, dan minyak zaitun.

    Makanan yang harus Anda hindari adalah makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, seperti yang ditemukan dalam makanan yang digoreng. Tak hanya itu, jangan lupa untuk selalu makan makanan yang berserat, seperti sayur dan buah, karena makanan berserat dapat menurunkan kolesterol.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan