backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Simak Bahaya Makan Camilan Pedas Terhadap Kantong Empedu

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 16/04/2021

    Simak Bahaya Makan Camilan Pedas Terhadap Kantong Empedu

    Bagi Anda pecinta makanan pedas tentu sudah kebal dengan sensasi panas yang meledak-ledak di mulut. Meskipun tampak menantang, bukan berarti Anda bisa makan snack pedas sepuasnya. Pasalnya, ada bahaya camilan pedas untuk organ kantong empedu.

    Bahaya camilan pedas yang bisa merusak kantong empedu

    bahaya camilan pedas
    Sumber: Clean Food Crush

    Snack alias makanan ringan dengan rasa pedas terkadang membuat beberapa orang jadi ketagihan. Ini karena kandungan capsaicin pada cabai dapat memicu sekresi endorfin, hormon yang dapat meredakan stres dan memicu rasa bahagia.

    Maka itu, tak heran jika setelah makan makanan pedas, Anda bisa jadi lebih rileks dan justru ketagihan untuk menyantapnya lagi dan lagi.

    Namun, sekuat apa pun tubuh Anda dengan rasa pedas pada camilan, bukan berarti Anda boleh mengonsumsinya setiap hari, apalagi dalam jumlah yang banyak. Hati-hati, kebanyakan makan camilan pedas ternyata dapat merusak kantong empedu.

    Hal ini dialami oleh Rene Craighead, seorang remaja perempuan usia 17 tahun asal Tennesse. Dikutip dari Livescience, Rene harus menjalani operasi kantong empedu setelah makan empat camilan pedas berukuran besar dalam seminggu.

    Ia awalnya mengeluh sakit perut, tapi lama kelamaan rasa sakitnya semakin parah dan berlangsung hingga berhari-hari.

    Apa hubungan antara camilan pedas dan kantong empedu?

    Kantong empedu merupakan organ kecil yang terletak di dekat organ hati yang berfungsi untuk menyimpan dan melepaskan empedu ke dalam usus. Empedu inilah yang digunakan untuk mencerna lemak menjadi asam lemak.

    Dr. Sabrena Noria, seorang asisten dosen bedah di The Ohio State University Wexner Medical Center, mengungkapkan bahwa konsumsi camilan pedas sebetulnya tidak membuat bahaya kantong empedu secara langsung.

    Pasalnya, makanan hanya akan dicerna di lambung dan langsung diserap oleh usus, artinya tidak melewati kantong empedu terlebih dahulu.

    Ternyata, masalahnya terletak pada kandungan lemak tinggi pada camilan yang menjadi faktor pemicu peradangan kantong empedu.

    Ketika camilan tinggi lemak mulai dicerna oleh organ lambung, kantong empedu akan menghasilkan kolesistokinin untuk membantu mencerna lemak dari makanan.

    Semakin tinggi kadar lemak yang dicerna, maka kantong empedu akan semakin berkontraksi untuk menghasilkan lebih banyak empedu. Akibatnya, hal ini dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko batu empedu.

    Gejala peradangan kantong empedu ditandai dengan sakit perut yang menusuk-nusuk dan disertai dengan sensasi panas di perut. Kondisi ini dapat diperparah bila Anda terus makan makanan berlemak dan minum alkohol.

    Tenang, Anda tetap boleh makan snack pedas, asalkan…

    Pada dasarnya, semua jenis camilan pedas sebetulnya aman untuk dikonsumsi asalkan sudah memiliki izin edar dari Badan POM. Dengan memiliki nomor izin edar dari BPOM, artinya makanan tersebut aman dari segi komposisi, kandungan gizi, dan kemasannya.

    Yang terpenting yaitu batasi porsi camilan pedas yang Anda konsumsi, sekalipun tubuh Anda terlihat sehat. Terlebih bagi Anda yang memiliki penyakit lambung, sebaiknya hindari camilan pedas agar tidak memicu bahaya.

    Jangan lupa untuk membaca informasi nilai gizi yang terdapat dalam kemasan camilan. Dengan begitu, Anda bisa tahu berapa kadar lemak yang ada di dalam camilan tersebut. Walaupun, sebagian besar camilan memang memiliki kadar lemak cukup tinggi.

    Jika Anda mulai mengalami gejala peradangan kantong empedu (kolestisitis), sebaiknya segera perbaiki pola makan Anda. Hindari makan makanan berlemak tinggi, makanan pedas, alkohol, kafein, dan produk susu yang mengganggu sistem pencernaan.

    Sebagai solusinya, gantilah dengan perbanyak makan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta makanan kaya serat untuk pencernaan yang tentunya lebih sehat untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 16/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan