backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Kondisi yang Jadi Penyebab Sering Buang Air Kecil

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya · Tanggal diperbarui 02/03/2023

    Berbagai Kondisi yang Jadi Penyebab Sering Buang Air Kecil

    Urine normal setiap orang amat bervariasi. Anda bisa saja buang air kecil hingga sepuluh kali sehari, dan ini masih terbilang wajar selama tidak ada keluhan apa pun. Namun, jika belakangan Anda merasa terlalu sering buang air kecil, mungkin ada faktor tertentu yang menjadi penyebab gangguan ini.

    Dikenal pula sebagai poliuria, buang air terlalu sering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebabnya terkadang bisa berasal dari penyakit kandung kemih atau penyakit tertentu yang memengaruhi pembentukan urine. Apa saja contohnya?

    Berbagai penyebab sering buang air kecil

    gejala sering kencing

    Produksi urine dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman, obat, serta gangguan kesehatan yang Anda alami. Pada beberapa kasus, penyebab poliuria juga bisa berasal dari kondisi psikologis seperti rasa gugup atau kecemasan berlebih.

    Ada banyak sekali kondisi yang dapat membuat Anda terkena poliuria (sering buang air kecil). Berikut yang paling umum.

    1. Terlalu banyak minum air

    Air putih penting bagi kesehatan, tapi terlalu banyak minum justru akan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Ini disebabkan karena ginjal berusaha mengeluarkan cairan berlebih untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

    Guna memenuhi kebutuhan cairan tubuh, minumlah sedikitnya delapan gelas air putih dalam sehari. Tidak perlu cemas kekurangan cairan, sebab Anda dapat menambah asupan cairan dari makanan berkuah, sayuran, dan buah-buahan.

    2. Minum minuman yang bersifat diuretik

    Ini adalah penyebab sering buang air kecil yang paling umum. Minuman beralkohol atau berkafein seperti teh, kopi, dan soda bersifat diuretik. Artinya, minuman ini menambah kadar garam dan air pada urine sehingga urine yang dihasilkan pun lebih banyak.

    Bila produksi urine bertambah, kandung kemih tentu menjadi lebih cepat penuh. Inilah yang membuat Anda merasa ingin kencing setelah minum kopi atau minuman diuretik lainnya. Biasanya, efek diuretik berlangsung selama enam sampai delapan jam.

    3. Mengonsumsi obat-obatan diuretik

    Konsumsi obat-obatan diuretik bertujuan untuk mengeluarkan air dan garam dari tubuh melalui urine. Obat-obatan ini umumnya diberikan kepada pasien hipertensi serta gagal jantung kongestif yang kerap menyebabkan penumpukan cairan pada tubuh.

    Seperti ketika minum minuman berkafein, obat diuretik juga akan membuat Anda lebih sering kencing. Selain itu, efek samping lain yang mungkin muncul adalah pusing, sakit kepala, gejala dehidrasi, dan turunnya gula darah.

    4. Diabetes

    Penderita diabetes sering buang air kecil dengan jumlah banyak. Hal ini terjadi karena penderita diabetes mempunyai kadar gula darah yang tinggi. Ginjal berusaha keras menyaring darah dan menyerap kembali gula yang masih diperlukan tubuh.

    Lambat laun, ginjal akan kesulitan menyaring darah sehingga gula ikut keluar bersama urine. Gula dalam urine menarik lebih banyak cairan sehingga urine yang terbentuk pun lebih banyak. Akibatnya, Anda lebih sering kencing dan rentan mengalami dehidrasi.

    5. Infeksi kandung kemih

    sering kencing di malam hari

    Penyebab lain dari sering buang air kecil adalah infeksi pada sistem perkemihan. Ketika terjadi infeksi, kandung kemih tidak dapat menampung urine secara optimal. Kandung kemih pun menjadi cepat penuh sehingga Anda terus-menerus ingin kencing.

    Jika Anda terkena infeksi kandung kemih, Anda kemungkinan akan mengalami gejala lain seperti:

    • rasa nyeri atau panas saat buang air kecil,
    • mendadak ingin buang air kecil,
    • urine yang keluar hanya sedikit,
    • urine tampak kemerahan, dan
    • urine berbau menyengat.

    6. Kehamilan

    Ibu hamil biasanya lebih sering buang air kecil. Ini disebabkan karena tubuh mereka memproduksi lebih banyak darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. Ginjal tentu harus menyaring lebih banyak darah sehingga produksi urine ikut bertambah.

    Seiring bertambahnya usia kehamilan, rahim ibu hamil turut berkembang mengikuti pertumbuhan tubuh janin. Kepala janin dan rahim yang terus membesar dapat menekan kandung kemih sehingga membuat ibu hamil sering ingin buang air kecil.

    7. Kandung kemih overaktif

    Kandung kemih overaktif (overactive bladder) adalah kondisi yang membuat Anda sulit mengendalikan rasa ingin buang air kecil. Penderita kandung kemih overaktif bisa kencing lebih dari delapan kali dalam 24 jam, termasuk pada tengah malam saat tidur.

    Melansir laman Mayo Clinic, ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kandung kemih overaktif, yakni sebagai berikut.

    • Penurunan fungsi kandung kemih akibat bertambahnya usia.
    • Penyakit diabetes.
    • Infeksi saluran kemih.
    • Gangguan saraf, termasuk akibat stroke dan cedera tulang belakang.
    • Adanya tumor atau batu pada kandung kemih.
    • Terhambatnya aliran urine akibat pembengkakan prostat atau sembelit.
    • Sering buang air kecil tidak tuntas.

    8. Gangguan kelenjar prostat

    Beberapa penyakit pada kelenjar prostat dapat menyebabkan pembengkakan. Prostat yang membengkak lama-kelamaan akan menekan uretra (saluran yang menyalurkan kencing ke luar tubuh) dan menghambat aliran urine.

    Urine yang terjebak dapat memicu iritasi pada uretra dan kandung kemih. Akibatnya, kandung kemih lebih sering berkontraksi walaupun baru ada sedikit urine di dalamnya. Inilah yang kemudian menjadi penyebab sering buang air kecil.

    Apakah Anda perlu ke dokter bila sering buang air kecil?

    Sering buang air kecil tanpa disertai gejala lain biasanya bukanlah masalah besar, apalagi bila pemicunya berkaitan dengan kebiasaan minum Anda. Sebaliknya, jangan abaikan keluhan sering buang air kecil yang disertai kondisi berikut.

    • Rasa sakit atau tidak nyaman ketika buang air kecil.
    • Warna urine berubah atau bercampur darah.
    • Hilangnya kemampuan mengontrol kandung kemih (inkontinensia urine). 
    • Anda sering merasa sangat lapar atau haus.
    • Demam atau menggigil.
    • Rasa sakit pada punggung bagian bawah atau samping.

    Gejala-gejala tersebut dapat menandakan masalah kesehatan yang lebih serius. Jika Anda mengalaminya, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kenapa Anda sering kencing.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya · Tanggal diperbarui 02/03/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan