backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Orang Gemuk Lebih Tahan Dingin Karena Punya Banyak Lemak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 24/05/2019

    Benarkah Orang Gemuk Lebih Tahan Dingin Karena Punya Banyak Lemak?

    Saat sedang berada di cuaca yang dingin atau tempat yang dingin, pasti Anda akan merasa kedinginan. Sehingga, Anda pun akan menggunakan pakaian yang lebih tebal untuk berusaha menghangatkan tubuh. Pada kondisi ini, sebenarnya tubuh Anda pun berusaha agar tetap hangat sehingga Anda tidak merasa lebih kedinginan lagi. Tapi, mengapa ketahanan seseorang terhadap dingin berbeda-beda? Apakah benar orang yang banyak lemak atau gemuk lebih tahan dingin?

    Lemak dibakar tubuh saat kedinginan

    Tubuh mempunyai mekanisme tersendiri untuk menjaga suhunya agar tetap hangat. Dengan begitu, seluruh organ, jaringan, dan sel dalam tubuh bisa bekerja sesuai fungsinya. Tanpa kontrol suhu tubuh yang baik, tentu tubuh tidak bisa bekerja.

    Tubuh mempertahankan suhu intinya dengan cara membakar lemak yang ada dalam tubuh. Lemak mempunyai peran yang sangat penting dalam mengontrol suhu tubuh. Saat Anda kedinginan, tubuh Anda menggunakan energi dari lemak untuk menghasilkan panas. Panas ini kemudian digunakan tubuh untuk menjaga suhu tubuh.

    Orang gemuk lebih tahan dingin, apa benar?

    Sederhananya, karena lemak adalah sumber energi yang dipakai tubuh untuk menghangatkan tubuh, maka orang yang banyak lemak akan lebih tahan dingin. Hubungan ini pun telah dibuktikan dalam beberapa penelitian.

    Salah satunya adalah penelitian pada perenang yang dilakukan tahun 2006. Penelitian tersebut membuktikan bahwa perenang dengan indeks massa tubuh yang besar atau mempunyai berat badan lebih besar memiliki risiko terkena hipotermia yang lebih rendah.

    Tapi sebenarnya, manusia memiliki dua jenis lemak dalam tubuhnya, yaitu:

    • Lemak putih. Merupakan cadangan lemak dalam tubuh yang dapat memberikan energi tambahan bagi tubuh. Kadar lemak putih yang tinggi biasanya ditemukan pada orang yang obesitas. Jenis lemak ini juga dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit lainnya.
    • Lemak cokelat. Merupakan lemak yang disimpan dalam tubuh untuk dibakar menjadi energi menghasilkan panas tubuh, sehingga bisa membantu dalam mengontrol suhu tubuh. Lemak jenis inilah yang berperan dalam menghangatkan tubuh saat Anda merasa kedinginan. Namun, jumlah lemak cokelat akan menurun seiring dengan pertambahan usia Anda.

    Juga perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya orang gemuk memiliki jumlah lemak cokelat yang lebih sedikit daripada orang dengan berat badan normal. Jadi, orang gemuk belum tentu lebih tahan dingin. Namun terkadang, lemak putih juga dapat berfungsi seperti lemak cokelat dalam merespon suhu dingin.

    Mekanisme lain dapat membuat orang gemuk bisa lebih kedinginan

    Walaupun banyak lemak memungkinkan orang gemuk lebih tahan dingin, namun orang gemuk juga bisa merasa lebih kedinginan daripada orang dengan berat badan normal. Hal ini bisa terjadi pada kondisi tertentu ketika otak menggabungkan dua sinyal, untuk menghangatkan tubuh bagian dalam dan di permukaan kulit. Sinyal ini akan memerintah tubuh untuk menyempitkan pembuluh darah dan memicu tubuh merasa menggigil. Kedua mekanisme ini bertujuan untuk membuat tubuh tetap hangat.

    Pada kondisi ini, lemak tetap berusaha menghangatkan tubuh bagian dalam. Namun, permukaan kulit menjadi dingin. Hal ini kemudian membuat orang gemuk merasa lebih kedinginan.

    Selain itu, faktor lain juga bisa menentukan ketahanan seseorang terhadap dingin, seperti massa otot. Orang yang mempunyai massa otot lebih banyak dapat melindungi tubuhnya lebih baik dari kedinginan. Hal ini karena jaringan otot juga bisa menghasilkan panas dengan berkontraksi dan memicu respon menggigil dalam jangka pendek.

    Ini bisa menjadi alasan mengapa orang dengan berat badan normal, tapi mempunyai massa otot lebih banyak bisa lebih tahan dingin daripada orang gemuk yang mempunyai massa otot lebih sedikit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 24/05/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan