Jam biologis tubuh, seperti yang telah dijelaskan di atas, mengatur pola tidur — dari tidur ayam sampai tidur pulas, atau yang disebut tahap tidur REM. Tahap tidur non-REM dan REM berlangsung bergantian setiap 90-100 menit sekali sepanjang malam. Anda lebih mungkin untuk terbangun di tengah malam di waktu tidur non-REM. Juga, seiring berlalunya waktu menyingsing fajar.
“Kita bergerak menuju tahap tidur yang lebih ringan, jadi kita lebih mungkin terbangun,’ ungkap ames Findley, Ph.D., CBSM, direktur klinis dari The Behavioral Sleep Medicine Program di University of Pennsylvania, dilasir dari Huffington Post.
Kebiasaan bangun tengah malam juga mungkin dipengaruhi oleh perubahan pola tidur. Setiap orang memiliki jam biologis tubuh (ritme sirkadian) yang berbeda, tapi pada umumnya sepanjang 24 jam dan 15 menit. Ritme sirkadian dari orang-orang yang suka tidur larut malam akan lebih panjang, sedangkan ritme dari orang-orang yang rajin bangun pagi akan lebih pendek dari 24 jam.
Perubahan pola tidur mengacak-acak sistem jam biologis tubuh, yang pada gilirannya berdampak merugikan pada kesehatan. Ini karena jam biologis tubuh tidak hanya mengendalikan kewaspadaan dan kesiagaan alam sadar kita tapi juga mengatur “jam kerja” setiap organ dalam tubuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar