backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hati-hati, Main HP Saat BAB Berisiko Terkena Ambeien

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Hati-hati, Main HP Saat BAB Berisiko Terkena Ambeien

    Handphone (HP) melekat erat dengan kehidupan Anda. Ke mana pun Anda pergi, Anda akan selalu membawanya, termasuk saat Anda harus BAB di toilet. Namun, tahukah Anda jika kebiasaan main HP saat BAB bisa membuat Anda berisiko kena ambeien?

    Main HP saat BAB meningkatkan risiko ambeien

    Sebagian besar orang akan bosan menghabiskan waktu tanpa melakukan apa pun. Begitu pula ketika harus buang air besar (BAB). Itu sebabnya, banyak orang yang sengaja membawa koran, komik, atau main HP untuk mengalihkan rasa bosan saat BAB.

    Bisa dibilang, gadget merupakan alat yang praktis. Tak hanya menyediakan bacaan atau berita, video dan permainan pun bisa Anda nikmati dalam sebuah perangkat.

    Ambeien (wasir) merupakan pembengkakan pembuluh darah di anus. Penyebab ambeien muncul pun beragam, salah satunya adanya tekanan berlebihan pada pembuluh darah di anus.

    Mulai dari kebiasaan duduk terlalu lama, mengejan terlalu keras karena sering sembelit, hingga kebiasaan main HP saat BAB sama-sama berisiko membuat Anda terkena ambeien.

    Dilansir dari laman Healthline, ahli bedah kolorektal (usus), Dr. Karen Zaghiyan berpendapat, “Sebenarnya, bukan main HP saat BAB yang jadi penyebab wasir, tapi duduk di toilet dalam waktu lamalah yang jadi penyebabnya.”

    Saat bermain ponsel, Anda jadi ‘lebih betah’ di kamar mandi. Hal ini pun membuat Anda duduk lebih lama di toilet. Jika sering dilakukan, kebiasaan ini akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah sekitar anus.

    Aliran darah tidak akan mengalir dengan lancar. Akibatnya, darah akan menumpuk menyebabkan pembengkakan, rasa sakit, gatal, dan pendarahan ketika feses dikeluarkan.

    Tak hanya wasir, main HP saat BAB juga bisa sebabkan ini

    Pada 2017, sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Germ menemukan bahwa ponsel genggam atau HP dapat menampung bakteri E. coli dan mikroba lainnya.

    Sebenarnya, bakteri ini terdapat di dalam usus manusia. Namun, beberapa jenis tertentu dari bakteri ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti perut mulas, kram, hingga sakit diare.

    Bila HP yang mungkin dalam kondisi kotor alias jarang dibersihkan tersebut dibawa ke toilet, paparan bakteri akan semakin meningkat. Jadi, bukan hanya risiko ambeien saja yang akan meningkat, masalah kesehatan lainnya juga turut mengancam.

    Untuk menghindari risiko kesehatan, seperti ambeien, hindarilah main HP saat BAB. Dengan begitu, Anda juga sekaligus menghindari paparan bakteri yang merugikan kesehatan masuk ke tubuh.

    Perhatikan pula beberapa kebiasaan di bawah ini agar tak menyebabkan gangguan kesehatan.

    1. Gunakan toilet saat benar-benar membutuhkan

    Beberapa orang akan menunggu di toilet sambil main HP saat melakukan rutinitas BAB. Namun, jika hasrat tersebut tak kunjung datang, lakukanlah kegiatan lain.

    Jangan hanya duduk menunggu di toilet karena bisa menciptakan tekanan besar pada pembuluh darah di anus. Ketika Anda telah berdiam diri di toilet selama 10 menit atau mengejan terlalu keras untuk BAB, Anda mungkin saja terkena sembelit.

    Untuk mengatasi masalah sembelit, sempatkanlah tubuh Anda untuk berjalan-jalan atau makan makanan kaya serat untuk pencernaan agar memperlancar gerakan usus sehingga feses jadi mudah dikeluarkan.

    2. Cuci tangan sehabis dari toilet

    Selain menghentikan kebiasaan main HP saat BAB untuk menghindari masalah kesehatan, seperti ambeien, Anda juga wajib mencuci tangan dengan benar setelah memakai toilet.

    Ingatlah bahwa tangan Anda mudah terpapar berbagai bakteri yang bersarang di toilet. Jadi, jangan hanya sekadar membasahi tangan.

    Anda perlu menggosokkan tangan dengan sabun sampai ke sela jari. Bilaslah dengan air mengalir hingga bersih dan lap tangan Anda dengan tisu atau handuk kering.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan