backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fakta Seputar Detak Jantung Manusia dan Cara Kerjanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/10/2022

Fakta Seputar Detak Jantung Manusia dan Cara Kerjanya

Banyak orang yang belum memahami serba-serbi tentang detak jantung. Padahal, detak jantung adalah salah satu indikator penting kesehatan, terutama untuk membantu mendeteksi masalah jantung sejak dini. Bagaimana mekanismenya?

Apa itu detak jantung?

jantung

Detak jantung adalah jumlah seberapa banyak jantung Anda berdetak dalam satu menit. Normalnya, jantung orang dewasa berdetak sekitar 60 hingga 100 kali dalam satu menit.

Meski begitu, nilai detak jantung normal bisa berbeda pada tiap rentang usia. Pada usia 0–11 bulan, detak jantung normal berkisar antara 70–160 BPM (beat per minute/detak per menit).

Sementara itu, detak jantung normal untuk kelompok usia 1–4 tahun ialah 80–120 BPM. 

Menurut American Heart Association, jumlah detak jantung dapat dipengaruhi faktor-faktor seperti:

  • usia, 
  • ukuran tubuh, 
  • kondisi jantung, 
  • cuaca atau temperatur udara, 
  • aktivitas fisik, 
  • emosi, dan
  • konsumsi obat-obatan tertentu.

Mekanisme detak jantung

Detak jantung dikendalikan dua cabang sistem saraf otonom, yaitu simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf simpatik melepas hormon untuk mempercepat detak jantung (adrenalin dan noradrenalin).

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan detak jantung meliputi:

  • stres, 
  • berolahraga,
  • konsumsi kafein, 
  • perasaan gembira, atau 
  • rasa takut.

Sementara itu, sistem saraf parasimpatik memperlambat detak jantung Anda dengan melepas hormon asetilkolin. Kondisi ini biasa terjadi saat Anda bermeditasi atau menarik napas dalam.

Dalam beberapa kasus, detak jantung yang terlalu cepat perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat menjadi penanda penyakit jantung, yang membuat jantung tidak bekerja dengan baik.

Cara mengukur detak jantung

Cara menghitung detak jantung adalah dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah pada titik denyut nadi. Titik ini berada pada bagian tubuh, seperti:

  • pergelangan tangan pada sisi bawah jempol, 
  • bagian dalam siku, 
  • sisi leher, atau 
  • bagian atas kaki. 

Rasakan dan hitung denyut jantung Anda dalam 10 detik. Lalu, jumlah tersebut Anda kali enam untuk mengetahui frekuensi nadi per menit. 

Mitos dan fakta detak jantung

Selain fakta detak jantung di atas, masih banyak juga mitos yang sering menimbulkan kesalahan informasi pada masyarakat. Hal ini tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung.

Berikut sejumlah mitos tentang detak jantung beserta kebenarannya yang perlu Anda ketahui.

1. Detak jantung cepat tanda serangan jantung

Detak jantung cepat sering kali disebut menjadi tanda seseorang akan mengalami serangan jantung. Informasi tersebut adalah mitos. 

Faktanya, detak jantung cepat atau takikardia berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan. Pada kondisi normal, ini bisa terjadi saat tubuh melawan infeksi atau sedang berolahraga. 

Namun, jika Anda merasakan detak jantung cepat disertai pusing, pingsan, atau palpitasi (jantung berdebar dan tidak teratur), sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kondisi yang mendasarinya. Selain itu, penanganan juga bisa dilakukan dengan tepat.

2. Jantung berdetak cepat hanya ketika sedang stres

serangan jantung

Stres merupakan salah satu penyebab jantung berdetak cepat. Namun, detak jantung cepat tidak hanya terjadi akibat stres, tetapi juga bisa disebabkan faktor lain.

Situasi stres memang memicu pelepasan adrenalin, hormon yang membuat pernapasan dan detak jantung menjadi lebih cepat, Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan tekanan darah. 

Selain stres, peningkatan detak jantung bisa disebabkan aktivitas fisik yang tinggi, emosi (merasa sangat senang, cemas atau sedih), dan kondisi medis tertentu.

3. Tidak perlu cek tekanan darah saat detak jantung normal

Informasi ini merupakan mitos. Faktanya, detak jantung dan tekanan darah tidak selalu berhubungan. 

Ketika jantung Anda berdetak normal, belum tentu Anda memiliki tekanan darah normal. Anda bisa saja mengalami tekanan darah tinggi atau rendah tanpa menyadarinya. 

Sebaliknya, saat detak jantung meningkat akibat berolahraga, tekanan darah Anda bisa saja tetap normal. Ini terjadi karena Anda memiliki pembuluh darah yang sehat.

Maka dari itu, meskipun jantung berdetak normal, Anda tetap perlu cek tekanan darah secara rutin. Dengan begitu, adanya penyakit jantung bisa dideteksi dan ditangani sedini mungkin.

4. Jantung berdetak lambat berarti jantung lemah

Detak jantung lambat bukan berarti Anda mengalami lemah jantung (kardiomiopati). Faktanya, detak jantung yang lambat bisa saja menandakan bahwa Anda dalam keadaan sehat. 

Atlet dengan otot jantung sehat mempunyai detak jantung istirahat lambat, yaitu 60 BPM atau kurang. Ini karena jantung atlet yang sehat tidak perlu berdetak cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh tubuh. 

Namun, jika detak jantung melambat dan diiringi pusing, pingsan, nyeri dada, atau gejala penyakit jantung lainnya, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Detak jantung yang lambat (bradikardia) bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu. Sejumlah kondisi yang dapat menjadi pemicunya, antara lain:

  • hipertiroidisme, 
  • penyakit jantung, 
  • sleep apnea obstruktif, atau 
  • peradangan seperti demam rematik dan lupus.

Segala sesuatu tentang detak jantung

  • Detak jantung adalah seberapa banyak jantung berdetak setiap menit.
  • Detak jantung normal orang dewasa berkisar antara 60–100 BPM.
  • Cepat-lambatnya detak jantung dikendalikan saraf simpatik dan parasimpatik.
  • Cara mengukur detak jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah di titik denyut nadi.
  • Cepat lambatnya detak jantung dipengaruhi aktivitas, emosi, kondisi jantung, hingga penyakit yang diderita.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan