backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Baby Blues

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2024

Baby Blues

Menimang buah hati setelah melahirkan seharusnya memberi kebahagiaan tersendiri bagi ibu. Namun, ternyata ada ibu yang justru merasa sedih, cemas, dan depresi usai melahirkan. Kondisi ini dikenal dengan istilah baby blues syndrome.

Bagaimana sindrom baby blues bisa terjadi? Adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Simak informasi berikut untuk jawabannya.

Apa itu baby blues syndrome?

Baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah perubahan suasana hati setelah melahirkan yang membuat ibu lebih sensitif dan emosional, termasuk mudah sedih, marah, cemas, hingga menangis.

Kondisi ini sering kali juga membuat ibu khawatir secara berlebihan pada kesehatan bayi. Padahal, bayinya berada dalam kondisi baik-baik saja.

Baby blues syndrome termasuk salah satu kondisi yang sering ditemukan pada wanita setelah melahirkan. Sindrom baby blues diperkirakan terjadi pada empat dari lima wanita yang melahirkan.

Berapa lama ibu mengalami baby blues syndrome?

Menurut laman Pregnancy, Birth and Baby, sindrom baby blues bisa muncul dalam kurun waktu 3–10 hari setelah ibu melahirkan.

Gejala baby blues biasanya bertahan selama kurang dari dua minggu. Dalam waktu sehari, Anda mungkin hanya merasakan gejala baby blues selama beberapa jam atau bahkan menit.

Jika suasana hati Anda tidak juga stabil atau membaik setelah dua minggu, Anda mungkin mengalami depresi pascamelahirkan (postpartum depression).

Meski keluhan sindrom baby blues lebih ringan dibandingkan depresi postpartum, Anda tetap tidak bisa menyepelakannya.

Pasalnya, kondisi ini bisa menimbulkan masalah saat menyusui hingga memengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayi.

Apa tanda dan gejala baby blues

baby blues adalah

Ibu yang mengalami baby blues biasanya menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut.

  • Perubahan suasana hati yang drastis (mood swing).
  • Mudah merasa cemas dan kewalahan saat mengurus bayi.
  • Kerap terlihat murung dan rewel.
  • Mudah menangis atau marah.
  • Susah tidur (insomnia)
  • Nafsu makan menurun.
  • Kesabaran menurun drastis.
  • Sulit berkonsentrasi.

Gejala tersebut bisa terlihat sejak masa perawatan setelah melahirkan, misalnya saat Anda melakukan perawatan luka perineum atau merawat luka bekas operasi caesar.

Jika berbagai gejala di atas disertai kekhawatiran berlebihan pada sang anak, ibu mungkin saja mengalami gangguan kecemasan yang disebut postnatal anxiety.

Apa penyebab baby blues?

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab baby blues. Namun, sindrom ini diperkirakan terkait dengan perubahan hormon selama minggu-minggu awal pascapersalinan.

Perubahan suasana hati merupakan salah satu proses penyesuaian yang akan dialami ibu setelah melahirkan normal maupun operasi caesar.

Selain itu, bayangan menjadi orang tua mungkin juga menjadi salah satu penyebab terjadinya baby blues syndrome.

Terlebih, selama proses tersebut, Anda mungkin mengalami perubahan rutinitas yang membuat kelelahan dan kurang tidur.

Meski semua persalinan berisiko menyebabkan baby blues, risiko ini akan meningkat pada wanita yang memiliki hubungan buruk dengan pasangannya.

Bagaimana cara mengatasi baby blues?

Sindrom baby blues sebenarnya merupakan kondisi yang bisa menghilang dengan sendirinya. Namun, Anda juga bisa melakukan beberapa upaya berikut untuk mengatasi baby blues.

  • Beristirahat yang cukup.
  • Berbagi cerita dengan sesama ibu baru.
  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk melancarkan pemulihan dan pemberian ASI pada buah hati.
  • Konsumsi multivitamin dan asam lemak omega-3 untuk menjaga kesehatan ibu.
  • Jangan minum alkohol karena hal ini dapat memperparah gejala baby blues.
  • Minta dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang-orang terdekat.
  • Ikuti terapi dan konseling secara individual maupun kelompok.
  • Tetap luangkan waktu untuk diri sendiri (me time).
  • Setiap kali muncul perasaan negatif dan rasa bersalah, jangan biarkan diri Anda larut di dalamnya.

Selain itu, Anda tidak perlu malu saat harus meminta bantuan mengurus bayi pada pasangan. Pasalnya, mengurus anak adalah kewajiban bersama, bukan hanya untuk ibu.

Bisakah baby blues terjadi sebelum melahirkan?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, baby blues syndrome adalah gangguan suasana hati yang menyerang wanita setelah melahirkan.

Namun, beberapa wanita mungkin merasakan gangguan suasana hati sejak sebelum melahirkan. Kondisi ini lebih dikenal dengan pre-baby blues atau depresi antepartum (antepartum depression).

Jika baby blues syndrome banyak dialami wanita yang baru pertama kali melahirkan, antepartum depression banyak ditemukan pada kehamilan pertama.

Pasalnya, wanita yang baru pertama kali hamil mungkin memiliki ketakutan berlebihan terhadap persalinan yang akan dihadapi.

Cara mencegah baby blues syndrome

cara mengatasi baby blues

Meskipun tidak ada cara pasti yang bisa mencegah sindrom baby blues, beberapa upaya berikut dapat menurunkan risikonya.

1. Bicarakan kekhawatiran Anda

Selain untuk mengetahui perkembangan janin, manfaat konsultasi dengan dokter kandungan untuk membicarakan kekhawatiran Anda sebagai calon ibu.

Umumnya, dokter dapat mendeteksi tanda-tanda depresi yang mungkin tidak Anda sadari.

Dengan begitu, dokter bisa membantu Anda mengendalikan gejalanya sebelum meluap di luar kendali.

Selain membicarakannya dengan dokter, jangan lupa untuk menyampaikan kekhawatiran Anda pada suami.

2. Luangkan waktu untuk me time

Salah satu cara mencegah baby blues adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri secara rutin selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.

Ibu bisa mengisi me time dengan berbagai kegiatan positif, seperti meditasi, mempercantik diri ke salon, atau ngopi bersama calon ibu lainnya.

Dengan begitu, Anda dapat menemukan sedikit kelegaan hati karena mengetahui bahwa Anda tidak sendirian.

3. Ikut tidur saat bayi tidur

Anda mungkin sudah tidak asing dengan nasihat klasik “tidurlah ketika bayi tidur”. Sayangnya, masih banyak ibu yang enggan melakukannya.

Kebanyakan ibu justru menggunakan waktu tidur bayi untuk beres-beres rumah atau berbelanja.

Sebenarnya, tidak ada yang salah salah untuk melakukan hal tersebut. Namun, Anda malah tidak akan mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan emas untuk mencuri waktu beristirahat. Bagilah tugas dengan suami atau, jika memungkinkan, gunakan jasa asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah selagi Anda tidur.

4. Sempatkan olahraga

Wanita yang rajin olahraga setelah melahirkan cenderung merasa lebih sehat secara emosional dan lebih mudah bersosialisasi.

Meski begitu, jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat. Anda bisa memilih olahraga ringan, seperti berjalan kaki atau senam nifas.

Terlepas dari jenis olahraga yang Anda pilih, yang terpenting adalah melakukannya secara rutin agar Anda mendapatkan manfaatnya.

5. Jangan kekeuh menjadi orangtua yang sempurna

pilih kasih terhadap anak

Sebagai orang tua, Anda pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati.

Tak jarang, Anda merasa bersalah ketika melakukan kesalahan atau tidak berbuat lebih baik dari orang tua lainnya.

Akan tetapi, perlu Anda ingat bahwa menjadi orang tua merupakan proses yang panjang. Melakukan suatu kesalahan bukan berarti Anda gagal menjadi orang tua.

6. Libatkan keluarga

Sindrom baby blues sering kali terjadi karena seorang wanita khawatir dengan peran barunya sebagai ibu. Tak jarang, mereka berpikir harus merawat bayi seorang diri.

Untuk mengusir pikiran tersebut, jangan ragu untuk berbagi peran dengan suami dan meminta bantuan anggota keluarga terdekat.

Selain itu, tanamkan dalam pikiran Anda bahwa proses menjadi orang tua akan dijalani bersama-sama.

Bila perlu, Anda juga bisa meminta tolong suami untuk memberikan pemahaman pada keluarga besar tentang kondisi Anda saat ini.

Serba-serbi baby blues syndrome

  • Baby blues sundrome adalah kondisi yang membuat wanita menjadi lebih emosional setelah melahirkan. Ini merupakan kondisi yang wajar dan hanya terjadi selama kurang dari dua minggu.
  • Ciri-cirinya yaitu mudah marah, rasa khawatir berlebihan pada kondisi bayi, mudah menangis, hingga insomnia.
  • Anda dapat mengatasinya dengan komunikasi terbuka bersama pasangan, meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan percaya bahwa proses menjadi orang tua membutuhkan waktu yang panjang.
  • Suami memiliki peranan penting untuk mencegah dan mengatasi baby blues syndrome.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Amanda Rumondang Sp.OG

Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan