backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sama Seperti Perokok Aktif, Menjadi Social Smoker Ternyata Juga Berbahaya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 31/05/2021

    Sama Seperti Perokok Aktif, Menjadi Social Smoker Ternyata Juga Berbahaya

    Apakah Anda seorang social smoker atau memiliki teman dengan kebiasaan merokok ini?  Sesuai namanya, social smoker adalah orang yang biasanya merokok hanya untuk bersosialisasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesadaran terhadap bahaya dari merokok, tetapi lingkungan memaksa untuk melakukan kebiasaan ini. Masalahnya, apakah kebiasaan ini lebih aman dibandingkan dengan perokok aktif?

    Apa itu social smoker?

    Seperti yang telah disebutkan, social smoker adalah orang yang tidak rutin merokok setiap hari. Dalam satu hari, mereka mungkin hanya menghabiskan satu bungkus atau satu batang per hari. 

    Para ahli masih tidak mengetahui apa yang menyebabkan seseorang dapat menjadi perokok ringan. Pasalnya, rokok mengandung nikotin yang sangat adiktif (memunculkan efek ketagihan nikotin). 

    Ketika seorang perokok berhenti merokok, mereka biasanya akan mengalami gejala berupa: 

    • kantuk, 
    • gampang marah, 
    • sulit berkonsentrasi, 
    • cemas, dan
    • mengidam tembakau. 

    Inilah yang membuat perokok menginginkan rokok berulang kali. Namun, pada social smoker, hal ini seakan tidak berlaku. 

    Beberapa perokok ringan merasa perlu merokok setiap hari, sedangkan yang lainnya dapat berhari-hari atau berminggu-minggu hidup tanpa rokok sebelum akhirnya kembali merokok. 

    Risiko kesehatan menjadi seorang social smoker

    risiko perokok terhadap covid-19

    Sebagian besar social smoker berpikir bahwa mereka tidak akan mendapat dampak buruk karena jumlah rokok yang dihisap tidak sebanyak perokok aktif. 

    Nyatanya, bahaya dari merokok tetap mengintai kesehatan meski Anda tidak mengisapnya secara rutin setiap hari.

    Ya, ini karena setiap batang rokok yang diisap berpengaruh pada kesehatan. Meskipun Anda termasuk social smoker, risiko kesehatan seperti penyakit jantung dan kanker akan tetap meningkat.

    Tak hanya itu, asap rokok yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan trombosit menggumpal sehingga menyebabkan pembuluh darah tersumbat dan memicu serangan jantung atau stroke.

    Social smoker juga terkadang disebut perokok ringan. Perokok ringan adalah seseorang biasanya merokok dalam jumlah yang lebih sedikit. 

    Hanya saja, Cleveland Clinic menyebutkan, entah itu lima batang atau dua bungkus rokok sehari, kerusakan yang terjadi pada paru-paru hampir memiliki kesamaan.

    Proses asap rokok merusak paru-paru

    Perokok ringan tetap membakar rokok yang sama dan mengisap sekitar 7000 bahan kimia pada rokok. Setidaknya, 69 di antara bahan kimia ini dikenal dapat menyebabkan kanker. 

    Meski social smoker hanya merokok lima batang sehari, dampak negatif pada tubuh tetap terjadi secara signifikan seperti perokok aktif, termasuk pada paru-paru.

    Senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan kerusakan sel di dalam paru-paru. Sel yang rusak akan mengalami peradangan dan membengkak, lalu tubuh akan mencoba memperbaiki kerusakan. 

    Selama proses ini, jaringan tubuh yang normal dan sehat dapat ikut rusak.

    Penurunan fungsi paru-paru

    Jumlah udara yang masuk ketika bernapas merupakan bagian dari fungsi paru-paru dan secara alami mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. 

    Nah, salah satu dari bahaya merokok adalah mempercepat penurunan fungsi paru-paru.

    Ketika fungsi paru-paru menurun, Anda akan kesulitan mendapat oksigen yang penting bagi organ tubuh, seperti jantung dan otak. 

    Hal ini dapat memengaruhi kesehatan, bahkan sebelum Anda mengalami penyumbatan pada pembuluh darah.

    Jika asupan oksigen kurang, Anda mungkin memerlukan oksigen tambahan dari tabung agar tubuh tetap mendapat jumlah oksigen yang dibutuhkan.

    Berbagai penyakit yang mengintai social smoker

    Mirip dengan apa yang mengintai perokok aktif, berikut ini berbagai kondisi yang dapat dialami oleh perokok ringan:

    • penyakit jantung karena peningkatan tekanan darah dan kolesterol, 
    • aorta melemah, 
    • kematian dini akibat penyakit kardiovaskular, 
    • kanker paru-paru, esofagus, lambung, dan pankreas, 
    • infeksi saluran pernapasan, 
    • penurunan kesuburan, 
    • pemulihan lebih lambat ketika mengalami patah tulang dan cedera lainnya, 
    • katarak, dan
    • kualitas hidup yang menurun secara keseluruhan. 

    Pada intinya, tidak ada jumlah rokok yang aman untuk Anda isap setiap hari. Perokok aktif ataupun social smoker tidak akan mendapat keuntungan dari rokok jenis apa pun. 

    Social smoker tetap merugikan orang sekitar Anda

    perokok pasif wanita mandul

    Asap yang diembuskan perokok, atau disebut juga secondhand smoke, ditambah asap dari rokok itu sendiri merupakan racun bagi orang yang berada di sekitar Anda. 

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa cukup berada di tempat asap rokok berada, risiko kesehatan seperti kanker dan penyakit jantung meningkat.

    Meskipun dampak kesehatan hampir sama dengan perokok ringan atau aktif, terdapat kabar baik bagi Anda yang merupakan seorang social smoker

    Anda dengan kebiasaan merokok ini mungkin dapat lebih mudah untuk berhenti. Pasalnya, Anda hanya merokok pada kondisi tertentu sehingga mungkin belum mengalami efek ketergantungannya. 

    Cobalah untuk membuat rencana bagaimana cara untuk menghindari tempat Anda biasa merokok, serta mengontrol perilaku saat bersosialisasi dengan para perokok.

    Masih banyak cara bersosialisasi dibandingkan dengan merokok. 

    Menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman yang tidak merokok atau pergi ke tempat yang dilarang untuk merokok dapat membantu social smoker agar cepat berhenti merokok

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 31/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan