backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Penyakit dari Kucing yang Bisa Menular ke Anak Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    5 Penyakit dari Kucing yang Bisa Menular ke Anak Anda

    Tentu menyenangkan rasanya melihat tingkah anak saat asyik bermain dengan kucing. Akan tetapi, orangtua tetap perlu mengawasi si kecil karena kucing dapat menyebarkan penyakit dari cakaran, gigitan, atau sentuhan tangan. Dibandingkan orang dewasa, anak-anak pun lebih rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang.

    Lantas, apa saja penyakit akibat kucing yang harus diwaspadai?

    Risiko penyakit pada anak dari kucing

    Seperti hewan pada umumnya, badan kucing juga merupakan tempat bagi banyak parasit, virus, dan bakteri. Beragam mikroba ini dapat menginfeksi tubuh manusia dan menimbulkan sejumlah penyakit.

    Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang bisa terjadi:

    1. Penyakit dari kucing bernama cat scratch disease (CSD)

    dicakar kucing

    Cat scratch disease merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Bartonella henselae. Kucing biasanya terjangkit bakteri ini melalui gigitan kutu atau kucing lain. Pada anak, penyakit ini menular dari cakaran, gigitan, atau jilatan saat bermain dengan kucing.

    Gejala umumnya muncul selama 1-3 minggu, kemudian membaik dengan sendirinya atau setelah anak mengonsumsi antibiotik. Melansir Children’s Hospital of Philadelphia, gejala yang perlu diwaspadai orangtua antara lain:

    • Muncul benjolan atau luka lepuh pada kulit yang terkena gigitan atau cakaran.
    • Setelah beberapa minggu, terjadi pembengkakan kelenjar pada selangkangan, siku, ketiak, leher, atau dekat area yang terkena cakaran atau gigitan.
    • Demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, ruam, dan badan lesu.

    2. Penyakit dari kucing lain: infeksi Campylobacter

    Bakteri Campylobacter hidup dalam saluran pencernaan kucing, anjing, dan hamster. Anak dapat terkena penyakit ini jika tidak mencuci tangan usai menyentuh feses kucing, atau dari menyentuh barang-barang dan mainan yang terkontaminasi oleh feses.

    Infeksi Campylobacter menimbulkan gejala berupa demam, sakit perut, dan diare. Diare terkadang disertai mual, muntah, atau disertai darah. Gejala umumnya timbul pada 2-5 hari setelah infeksi dan akan berlangsung selama 1 minggu.

    3. Kurap

    kurap
    Sumber: Healthline

    Penyakit kurap disebabkan oleh infeksi beberapa jenis jamur yang hidup di tanah, kulit manusia, dan kulit hewan peliharaan termasuk kucing. Pada kucing, jamur penyebab kurap berasal dari spesies Microsporum canis atau Trichophyton mentagrophytes.

    Anak dapat tertular penyakit ini dari kontak langsung dengan hewan. Gejala utama kurap adalah munculnya benjolan kering dan bersisik dengan tepi kemerahan. Penyakit ini bisa diatasi dengan obat antijamur berbentuk krim, sampo, atau diminum langsung.

    4. Cryptosporidiosis

    cara mengobati diare anak

    Cryptosporidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Cryptosporidium spp. Penyebaran infeksi terjadi melalui kontak dengan feses, meminum air yang terkontaminasi feses, atau saat anak menyentuh mulut setelah memegang kucing.

    Gejala utama dari infeksi parasit ini adalah diare berair. Diare sering kali disertai sakit perut, kram perut, mual, dan muntah. Gejala biasanya berlangsung selama 1-2 minggu dan akan membaik dengan sendirinya.

    5. Salmonellosis

    anak diare saat liburan

    Salmonellosis merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella. Selain menular dari konsumsi bahan makanan yang terkontaminasi, penyakit ini juga bisa berpindah ke tubuh anak ketika bermain dengan kucing.

    Anak yang mengalami salmonellosis akan menunjukkan gejala berupa demam, diare, dan sakit perut. Gejala biasanya mulai muncul pada 6 jam hingga 4 hari setelah infeksi terjadi, kemudian berangsur membaik setelah 4-7 hari.

    Bermain dengan kucing memberikan manfaat bagi perkembangan anak. Namun, anak terkadang melakukan hal-hal yang membuat kucing merasa terancam sehingga hewan yang jinak ini justru mencakar atau menggigit.

    Penyakit dari kucing umumnya akan membaik dengan sendirinya, tapi Anda tetap perlu mewaspadai tanda-tanda infeksi maupun kondisi lain yang tidak wajar. Jika gejala tidak berkurang, periksakan si kecil ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Selain itu, periksakan kucing peliharaan Anda ke dokter hewan secara berkala agar kucing selalu sehat dan tidak menularkan penyakit ke anak Anda. Penyakit dari kucing bisa dicegah dengan cara ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan