backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Blefarospasme

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/08/2023

Blefarospasme

Mata Anda sering berkedut? Ada banyak penyebab mata kedutan yang mungkin terjadi. Salah satunya, yaitu blefarospasme. Namun, apakah benar mata kedutan Anda terjadi karena blefarospasme? Untuk mengetahui lebih lanjut terkait penyakit mata ini, simak ulasan berikut.

Apa itu blefarospasme?

Blefarospasme atau blepharospasm adalah kondisi langka yang menyebabkan kelopak mata Anda berkedip atau berkedut.

Anda tidak bisa mengendalikannya, sehingga kondisi ini disebut juga dengan kedipan atau kedutan yang tidak disengaja. Kedutan ini disebabkan oleh kejang otot di sekitar mata Anda. 

Banyak orang  beranggapan blefarospasme sama dengan mata kedutan. Namun, blefarospasme hanyalah salah satu dari beberapa penyebab mata kedutan yang Anda alami.  

Blefarospasme umumnya lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Dikutip dari familydoctor.org, kondisi ini mungkin dapat diturunkan dari keluarga. 

Kondisi yang disebut juga dengan blefarospasme esensial jinak dimulai dengan mata tidak bisa berhenti berkedip atau iritasi mata.

Ketika kondisi bertambah parah, mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, penglihatan menjadi kabur, dan Anda mungkin akan mengalami kejang wajah. 

Dalam kasus yang serius, mata Anda mungkin dapat berkedut begitu intens sehingga menyebabkan kelopak mata tertutup hingga beberapa jam. 

Apa saja gejala bleafrospasme?

obat iritasi mata

Dikutip dari National Organization for Rare Disorders, gejala blefarospasme yakni mata berkedut, hampir selalu menyerang kedua mata sekaligus (bilateral). 

Pada tahap awal, blefarospasme ditandai dengan sering berkedip dan iritasi mata. Gejala-gejala yang muncul ini bisa diperburuk dengan rangsangan tertentu, seperti berikut ini.

  • Cahaya terang.
  • Kelelahan.
  • Ketegangan emosional.
  • Faktor lingkungan, seperti angin atau polusi.

Tanda dan gejala kondisi ini biasanya muncul pada awal usia dewasa hingga lanjut usia dan akan memburuk secara bertahap.

Gejala mungkin akan berkurang ketika Anda tidur atau fokus mengerjakan sesuatu. 

Dalam kondisi lanjut, kejang otot menyebabkan Anda terus mengedipkan atau menyipitkan mata secara tidak sengaja.

Anda akan mengalami kesulitan membuka mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan parah. 

Kapan harus ke dokter?

Anda mungkin perlu menemui dokter jika Anda mengalami kejang pada kelopak mata yang kronis dan salah satu kondisi berikut muncul.
  • Mata merah, bengkak atau mengeluarkan cairan yang tidak lazim.
  • Kelopak atas mata turun.
  • Kelopak mata tertutup sempurna setiap kelopak mata kedutan.
  • Kedutan berlangsung selama beberapa minggu.
  • Kedutan mulai memengaruhi bagian wajah yang lain.

Apa penyebab blefarospasme?

Blefarospasme adalah kelainan gerakan (dystonia) otot-otot di sekitar mata.

Penyebabnya tidak diketahui secara persis, tapi para peneliti percaya kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel tertentu dalam sistem saraf yang disebut basal ganglia. 

Basal ganglia adalah struktur yang terdiri dari sel-sel saraf yang terletak jauh di dalam otak. Basal ganglia terlibat dalam pengaturan fungsi motorik dan pembelajaran.

Namun, tidak diketahui secara pasti apa masalah yang terjadi pada penderita blefarospasme.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini?

Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan blefarospasme adalah jenis kelamin. Wanita umumnya lebih sering mengalami kondisi ini dibandingkan pria.

Blefarospasme biasanya mulai muncul pada pertengahan atau akhir masa dewasa. Selain itu, beberapa faktor risiko penyebab blefarospasme lainnya adalah sebagai berikut.

1. Riwayat keluarga

Dalam beberapa kasus, kondisi ini diturunkan dalam keluarga. Dalam kasus yang lebih jarang, blefarospasme mungkin diwariskan dari orangtua.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan peran genetika dalam pengembangan kondisi ini. 

2. Riwayat penyakit mata

Blefarospasme terkadang muncul akibat penyakit mata, seperti cedera mata. Namun, kebanyakan kasus kondisi ini berkembang secara spontan, tanpa faktor pencetus apa pun.

3. Penyakit atau kelainan lainnya

Kondisi ini juga dapat menjadi akibat dari berbagai penyakit, seperti tardive dyskinesia atau generalized dystonia, penyakit Wilson, dan berbagai sindrom Parkinson. 

4. Obat-obatan

Blefarospasme juga dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu, khususnya obat untuk penyakit Parkinson

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

mata merah pada anak

Dokter akan memeriksa mata Anda dan meminta Anda untuk menjelaskan gejala yang dialami. Dokter juga akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda. 

Pemeriksaan mungkin termasuk tes pencitraan otak dan mata Anda. Ini termasuk sinar-X, magnetic resonance imaging (MRI), atau computed tomography (CT) scan.

Pemindaian ini memungkinkan dokter melihat tubuh Anda dari dalam. 

Apa saja pilihan pengobatan blefarospasme?

Sampai saat ini, belum ada obat yang berhasil menyembuhkan blefarospasme. Namun, beberapa pilihan pengobatan mungkin dapat mengurangi tingkat keparahannya. 

Pengobatan yang paling umum digunakan adalah botulinum toxin (Botox, Dysport, Xeomin).

Botox dapat meringankan kejang parah selama beberapa bulan. Namun, begitu efek suntikan memudar, Anda akan memerlukan suntikan lagi.

Pada kasus yang ringan, dokter dapat menyarankan obat seperti berikut.

Operasi pengangkatan beberapa otot dan saraf pada kelopak mata (miektomi) mungkin juga dapat diambil jika mata kedutan yang Anda alami sudah sampai mengganggu.

Selain itu, terapi fisik dapat bermanfaat untuk melatih otot wajah agar rileks.

Meski begitu, pengobatan yang Anda butuhkan akan tergantung pada penyebab blefarospasme yang Anda alami.

Beberapa orang juga menggunakan pengobatan alternatif, meskipun belum diketahui keampuhannya untuk mengobati kondisi ini.

Pengobatan alternatif yang mungkin dilakukan untuk mengobati blefarospasme, antara lain:

  • biofeedback,
  • akupunktur,
  • hipnotis,
  • perawatan chiropractic, atau
  • terapi nutrisi.

Kondisi masing-masing orang berbeda. Sekalipun Anda dan orang lain mungkin mengalami masalah yang sama, belum tentu gejala dan pengobatan yang diberikan akan sama pula.

Pastikan Anda berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan