backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Banyak Kasus Bunuh Diri yang Tidak Terduga Sebelumnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 16/11/2022

    Mengapa Banyak Kasus Bunuh Diri yang Tidak Terduga Sebelumnya?

    Bunuh diri telah lama menjadi polemik di Indonesia. Sayangnya, fenomena ini seringnya dipandang sebelah mata. Bunuh diri bukanlah penyakit yang bisa dengan mudah “diramal” lewat gejala tertentu, sehingga besar kemungkinannya hal tersebut sering tidak diketahui alasannya.

    Apa yang menjadi alasan bunuh diri?

    Setiap aksi bunuh diri adalah kasus yang unik, dan tidak ada yang akan benar-benar tahu apa yang jadi alasan utama di baliknya, bahkan para ahli sekalipun.

    Bunuh diri pada umumnya adalah tindakan yang dilakukan atas dasar luapan emosi dan tanpa pikir panjang dengan keputusan yang hanya dibuat beberapa menit atau jam sebelumnya, meski mungkin juga akibat  alasan yang mengendap lama tanpa  pengetahuan orang lain.

    Ada banyak alasan logis mengapa seseorang mungkin ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Sebagian besar orang yang mencoba bunuh diri memiliki penyakit jiwa. Lebih dari 90 persen orang yang bunuh diri memiliki gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya. Penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan, faktor sosial ekonomi, hingga putus cinta pun umum menjadi pendorong keinginan bunuh diri.

    Namun, tindakan bunuh diri itu sendiri tidaklah rasional — terutama bagi kita yang memandangnya dari kacamata luar. Insting manusia dirancang sedemikian untuk selalu mengedepankan keselamatan diri, dan keinginan untuk melindungi diri ini mendorong pemikiran bahwa nyawa harus dijaga baik-baik dengan segala cara.

    Sebaliknya bagi mereka yang berpikir untuk mengakhiri nyawanya, mereka berpikir masalah dan kesakitan mereka akan hilang dengan mencoba bunuh diri. “Untuk alasan yang tidak kita pahami sepenuhnya, beberapa orang mengalami keputusasaan dan rasa sakit yang begitu dalam sehingga mereka percaya bahwa mereka lebih baik mati saja,” kata Dr. John Campo, kepala psikiatri dan kesehatan perilaku di The Ohio State University Wexner Medical Center.

    Semua orang menghadapi masalah dalam hidup. Satu perbedaannya adalah bahwa di antara individu-individu yang memutuskan mengakhiri nyawanya sendiri, masalah mereka ini menyebabkan rasa sakit atau keputusasaan yang luar biasa sehingga mereka tidak dapat melihat jalan keluar yang lain.

    Pada dasarnya setiap orang memiliki insting untuk bertahan di dunia ini. Hanya saja tergantung pada apa yang dipercaya, maka tubuh dan pikirannya pun akan mengikuti. Jika ia percaya bahwa ia tak akan sanggup hidup, maka tubuhnya pun akan ikut merespon dengan sikap apatis — layaknya bom waktu yang menghitung mundur.

    Mengapa keinginan untuk bunuh diri sering tidak diketahui orang lain?

    Beberapa orang yang melakukan bunuh diri mungkin memiliki masalah mental yang jelas, seperti depresi atau kecanduan. Banyak juga yang dipicu oleh perasaan amarah, keputusasaan, nelangsa, atau kepanikan yang intens. Sementara itu, banyak juga alasan bunuh diri yang tidak konkret maupun gejala apapun. Banyak orang yang tampak bahagia, sukses, dan memiliki hidup sempurna memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tanpa alasan yang diketahui oleh orang-orang terdekatnya sekalipun.

    Semasa hidupnya, orang-orang ini tampaknya baik-baik saja dan bisa menjalani hidup normal layaknya orang lain, tidak menderita maupun terluka. Tapi itu benar-benar hanya karena mereka sangat hebat dalam menutupi masalah mereka. Tepat di balik penampilan dan tingkah laku “bahagia” mereka tersimpan pusaran dari konflik emosional dan kekacauan jiwa. Mereka dapat selalu terlihat menawan, bahagia, dan sukses di luar bahkan jika jiwanya sedang sekarat di dalam.

    Banyak orang tidak pernah membiarkan orang lain tahu apa yang mereka rasakan atau rencanakan. Hal ini mungkin didasari oleh ketidakinginan untuk mengecewakan orang lain, ketidakinginan untuk dihakimi atas perbuatan nekatnya, atau ketidakinginan untuk rencananya digagalkan. “Orang-orang yang berniat bunuh diri tahu bahwa mereka harus menyimpan dan mematuhi rencana mereka sendiri jika mereka akan melakukan tindakan tersebut,” Dr. Michael Miller, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School.

    Inilah sebabnya mengapa akan sangat sulit bagi orang sekitar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan orang-orang ini. Mereka sangat pandai menyembunyikan luka mereka. Anda akan mengira Anda benar-benar mengenal mereka. Anda bahkan mungkin percaya bahwa koneksi Anda dan dia sudah amat dekat layaknya keluarga sendiri saat tiba-tiba, mereka bunuh diri.

    Gelagat orang yang ingin mencoba bunuh diri tak selalu tampak

    Beberapa kasus bunuh diri (dan mencoba bunuh diri) tidak datang tiba-tiba tanpa gejala. Beberapa orang — termasuk mereka yang ragu-ragu untuk bunuh diri sekalipun — bisa secara sadar atau tidak sadar memberi petunjuk untuk orang lain di sekitarnya sebagai usahanya meminta pertolongan.

    Menurut Yayasan Amerika untuk Pencegahan Bunuh Diri (ASFP), antara 50 sampai 75 persen orang yang mencoba bunuh diri pernah mengutarakan pikiran, perasaan dan rencana bunuh diri terlebih dahulu sebelum melakukan aksi nekat tersebut. Tapi sayangnya, tanda-tanda peringatan bunuh diri ini sering luput dari perhatian. Keyakinan masyarakat awam bahwa aksi bunuh diri adalah hal yang tabu untuk dibicarakan dan merupakan sikap tak menghormati agama menjadi penyebab yang paling umum.

    Namun yang tidak banyak diketahui orang awam bahwa sesungguhnya dengan membicarakan keinginan bunuh diri dan hal-hal sadis lain terkait usahanya, orang-orang yang ingin bunuh diri sedang meminta teman bicara yang bisa menolong dan mencegah mereka dari aksi nekat tersebut. “Mereka ingin hidup, tapi mereka ingin mati,” kata Campo. “Orang-orang itu dalam kebingungan. Mereka sedang kesakitan.” Tapi mereka tidak tahu harus apa dan bagaimana.

    Berikut adalah beberapa perilaku yang dapat membuat teman dan keluarga mengetahui bahwa ia berisiko tinggi untuk mencoba bunuh diri (diadaptasi dari HelpGuide.org):

    • Berbicara tentang bunuh diri: Pernyataan seperti “Saya lebih baik mati”, “Keluarga akan hidup lebih baik jika tanpa saya di dunia”, atau “Kalau suatu saat kita bertemu lagi nanti…,”
    • Mencari cara bunuh diri: Mencoba mendapatkan akses senjata, pil tidur, tali tambang, pisau, atau benda lain yang bisa digunakan untuk usaha bunuh diri.
    • Tidak ada harapan untuk masa depan: Perasaan tidak berdaya, putus asa, dan terjebak, atau percaya bahwa segala sesuatu di hidupnya tidak akan pernah membaik.
    • Membenci diri sendiri: Perasaan tidak berharga, bersalah, malu, dan membenci diri sendiri; pernyataan seperti “Saya berharap saya tak pernah dilahirkan ke dunia ini”, atau “Saya benci diri saya sendiri,”
    • Memberikan “warisan”: Memberikan barang berharga miliknya, menghabiskan waktu khusus di hari-hari terakhirnya untuk anggota keluarga, atau memberikan nasehat-nasehat pada orang sekitar
    • Mengucapkan selamat tinggal: Kunjungan atau panggilan telepon ke keluarga dan teman yang tampak tidak biasa atau tak terduga; Mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang seolah mereka tidak akan bertemu lagi.

    Orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda ini sering mengutarakan penderitaan mereka, berharap mendapat tanggapan. Setiap dari tingkah laku dan gelagat yang mereka tunjukkan adalah informasi yang sangat berguna yang tidak boleh diabaikan. Bantuan Anda sangatlah berharga dan mungkin bisa menyelamatkan satu nyawa. Studi menunjukkan bahwa sekali metode bunuh diri yang mematikan berhasil dicegah, banyak yang tidak mencari cara lain untuk mengakhiri hidupnya.

    Dapatkan bantuan jika orang terdekat Anda ingin bunuh diri

    Mengetahui alasan dan penyebab mengapa seseorang ingin bunuh diri bukanlah jaminan Anda akan menghentikan aksi nekat tersebut pada waktunya. Yang bisa kita ambil maknanya dari artikel ini adalah bahwa bunuh diri menentang prediksi. Akan tetapi, ini adalah permulaan. Mudah-mudahan hal ini setidaknya akan meningkatkan kesadaran Anda bahwa bunuh diri adalah fenomena serius, dan bisa Anda cegah sebelum benar-benar terlambat.

    Kita semua memiliki masalah dalam hidup, tapi ada baiknya kita juga harus mulai lebih peduli dan memperhatikan orang-orang terdekat di sekitar kita akan tanda-tanda kesulitan, ketakutan, dan penderitaan yang mungkin mereka alami.

    Jika menurut Anda ada anggota keluarga atau teman terdekat yang memiliki keinginan untuk mencoba bunuh diri, hubungi Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di 021-500-454 atau nomor darurat 112. Konselor tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Layanan ini tersedia bagi siapa saja. Semua panggilan bersifat rahasia.

    Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika memiliki atau melihat orang terdekat mengalami masalah mental yang mengarah pada tindakan bunuh diri. Cari psikolog atau psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 16/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan