backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kolesterol Anda Justru Naik Saat Puasa? Ini Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/05/2023

    Kolesterol Anda Justru Naik Saat Puasa? Ini Penyebabnya

    Selama bulan Ramadan, umat Islam di Indonesia menghabiskan kurang lebih 13 jam untuk berpuasa. Rutinitas ini dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah. Namun, mungkinkah kolesterol naik saat puasa? Jika ya, apa penyebabnya? Simak berbagai penyebab dari kolesterol naik saat puasa, dan pantangan apa saja yang sebaiknya dihindari oleh penderita kolesterol tinggi saat buka puasa.

    Penyebab kadar kolesterol naik saat puasa

    Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam Annals of Nutrition and Metabolism menyatakan bahwa puasa di bulan Ramadhan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Lalu, mengapa masih ada yang mengalami kenaikan kolesterol saat puasa? Berikut adalah beberapa penyebab kolesterol naik saat puasa.

    1. Tidak menjaga pola makan

    Salah satu penyebab utama Anda mengalami kenaikan kolesterol saat berpuasa adalah tidak menjaga pola makan, khususnya saat sedang buka puasa. Maka itu, ada beberapa pantangan makanan yang sebaiknya Anda hindari saat buka puasa, terutama bagi penderita kolesterol tinggi.

    Setelah menahan lapar dan haus sepanjang hari, Anda mungkin satu dari sekian banyak orang yang ‘balas dendam’ dengan makan beragam makanan. Mulai dari takjil minuman manis dan makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Bahkan, Anda juga mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol.

    Mungkin Anda berpikir karena seharian tidak mengonsumsi makanan, sah-sah saja mengonsumsi makanan dan minuman tersebut. Anda mungkin juga berpendapat bahwa hal tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang terlalu besar pada kadar kolesterol dalam darah.

    Padahal, itu termasuk pemahaman yang salah. Artinya, meski seharian berpuasa, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi makanan dengan kadar kolesterol yang tinggi. Jadi, hindari berbagai pantangan kolesterol tinggi seperti biasa, bahkan saat buka puasa. Lebih baik, tetap konsumsi makanan sehat untuk kolesterol.

    2. Terjadi sindrom metabolik

    Penyebab lain dari kolesterol naik saat puasa adalah sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi medis yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan beragam penyakit jantung lainnya.

    Biasanya, kondisi ini bisa Anda tandai dengan kenaikan tekanan darah, kenaikan gula darah, hingga kelebihan lemak dalam tubuh, khususnya pada area pinggang, hinggak kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal.

    Tiga kondisi tersebut bisa terjadi saat puasa, khususnya jika perut yang kosong dan tidak diisi makanan selama seharian penuh tiba-tiba diisi dengan berbagai makanan tak sehat.

    Jika Anda melanggar pantangan kolesterol tinggi saat buka puasa, Anda mungkin saja mengalami sindrom metabolik yang menyebabkan kolesterol tinggi. Sebagai contoh, Anda buka puasa dengan minum-minuman manis, dilanjutkan dengan hidangan berlemak untuk makan malam.

    Maka itu, jika ingin menjaga kadar kolesterol tetap normal saat puasa, hindari pantangan untuk penderita kolesterol tinggi meski saat buka puasa.   

    3. Kekurangan taurin

    Taurin merupakan jenis asam amino yang berfungsi untuk mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam darah dan liver (organ hati). Ketika puasa, Anda mungkin saja kekurangan taurin. Taurin bisa didapatkan dari zat seng (zinc) dan vitamin A.

    Sumber pangan yang tinggi taurin antara lain sayuran seperti bayam, brokoli, dan jamur. Mengingat sepanjang pagi sampai sore Anda tidak mendapatkan asupan nutrisi zat seng dan vitamin A, tubuh pun jadi kekurangan taurin dan kadar kolesterol jadi sulit dikendalikan.

    Demi menghindari risiko ini, biasakan untuk berbuka puasa dengan berbagai makanan dan sayuran yang tinggi kandungan taurin. 

    Cara mencegah kadar kolesterol naik saat puasa

    Berbagai penyebab kolesterol naik saat puasa mungkin saja terjadi apabila Anda tidak menghindari pantangan untuk penderita kolesterol tinggi saat buka puasa. Berikut adalah daftar hal-hal yang harus Anda perhatikan kalau tak mau kadar kolesterol naik saat puasa.

    • Sahur dan buka puasa dengan pola makan rendah kolesterol dan rendah gula.
    • Minum obat penurun kolesterol (misalnya statin) pada malam hari.
    • Perbanyak konsumsi makanan yang bisa membantu mengendalikan kadar kolesterol ketika sahur dan buka puasa, misalnya oatmeal dan ikan salmon.
    • Tetap rutin berolahraga saat puasa.
    • Menjaga porsi makan saat sahur dan buka puasa.
    • Bila Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk mengendalikan berat badan saat puasa. 

    Menjaga kolesterol stabil saat lebaran

    Setelah berhasil mencegah kolesterol naik saat puasa, tidak kalah penting untuk menjaga kolesterol stabil saat lebaran. Mengingat hari Lebaran identik dengan hari kemenangan setelah berhasil melaksanakan puasa selama satu bulan penuh, acara makan merupakan kegiatan yang Anda nantikan.

    Jika Anda berhasil menghindari berbagai pantangan untuk kolesterol tinggi saat buka puasa selama satu bulan, belum tentu Anda bisa melakukannya pada hari Lebaran. Mengapa? Memang sulit menghindari godaan untuk makan makanan lezat pada hari raya Idul Fitri.

    Sayangnya, banyak makanan khas lebaran yang memang tinggi kandungan lemaknya. Mulai dari opor ayam, rendang, sayur papaya dengan kuah santan, dan masih banyak lagi. Tentu saja sayang sekali jika usaha  menghindari pantangan kolesterol tinggi saat buka puasa selama satu bulan, akhirnya sia-sia hanya dengan satu hari saja.

    Oleh sebab itu, upayakan untuk selalu menjaga kolesterol agar tetap stabil meski di hari lebaran. Jika memang tidak bisa menolak ajakan untuk makan makanan dengan kadar lemak tinggi, makanlah seperlunya saja. Selain itu, cobalah untuk mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan kaya serat atau ikan yang kaya akan asam lemak omega-3.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan